Mengunjungi Destinasi Wisata Desa Terindah di Dunia

Mengunjungi destinasi wisata desa terindah di dunia – Meskipun bertugas di Kabupaten Tanah Datar, saya belum pernah mengunjungi Desa (sekarang, nagari) yang bernama Pariangan. Nagari tertua di Minangkabau dan menjadi salah satu destinasi wisata Sumatera Barat.

Tapi dari mulut ke mulut sudah sering saya dengar pesona desa tersbut. Begitu pula melalui media massa (cetak dan elektronik) serta  internet, saya sudah mengetahuinya. Nagari Pariangan itu telah menjadi salah satu Desa terindah di dunia.

Saya jadi penasaran juga dan ingin menyaksikan keindahan ‘nagari tuo’ itu secara langsung.

Dari tempat saya bertugas, nagari terindah di dunia tersebut berjarak lebih kurang 45 kilometer atau sekitar 14 kilometer dari Kota Budaya Batusangkar.

Akhirnya kesempatan mengunjungi Desa Terindah di dunia datang juga. Kebetulan saya bersama teman seprofesi memenuhi undangan kenduri salah seorang sahabat di Batipuh, tak jauh dari Nagari Pariangan..

Pulang dari acara kenduri tersebut, saya bersama Drs. Yulianis, H.Aditiawarman, Hasma Umneti, S.Pd.Ing, Ropi’u, S.Pd, Isral, S.Pd, Rahid Sikumbang (Kontributor Foto matra pendidikan) dan Subirman (sopir) meluncur ke lokasi. Kebetulan sudah sore dan langit Pariangan terlihat berkabut.

Dari beberapa sumber terpercaya diperoleh informasi bahwa Nagari Pariangan dinobatkan sebagai salah satu Desa Terindah di Dunia, disamping 16 desa lainnya di seluruh penjuru dunia, sejak tahun 2012 lalu.

Sebuah media pariwisata internasional di New York, Amerika Serikat, majalah Travel Budget menjatuhkan pilihan kepada Nagari Pariangan sebagai salah satu Desa Terindah di dunia berdasarkan keasrian dan warisan leluhur yang terkelola dengan baik.

Nagari Pariangan berada di bawah lereng Gunung Merapi di Kecamatan Pariangan dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Tentu saja Desa atau Nagari Pariangan akan berhawa sejuk.

Lalu, apa yang istimewa di Nagari Terindah di dunia ini? Disini akan ditemui banyak bangunan tua dan unik yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun.

Rumah adat menjadi ciri khas Nagari Tuo ini. Rumah adat atau rumah gadang yang sudah berusia ratusan tahun. Selain bangunan tua rumah gadang yang unik juga terdapat masjid tertua.

Bagunan rumah gadang terlihat unik karena dindingnya terbuat dari anyaman rotan dan bambu serta ukiran kayu sebagaimana ciri khasnya bangunan di ranah Minang.

Tidak hanya itu, Pariangan juga dianugerahi pemandangan yang indah dengan latar belakang areal persawahan dan perladangan. Berada di desa ini terasa akan membuat kita merasa nyaman, jauh dari kebisingan dan berhawa sejuk.

Pemandangan dan kenyamanan Nagari Paringan kami amati di sebuah lokasi pariwisata bernama Tanjung Indah di Jorong Guguk Nagari Tuo.

Di lokasi ini terdapat tempat beristirahat sambil menikmati kesejukan dan keindahan Nagari pariangan dari ketinggian.

Jika ingin membaca-baca buku, di tempat ini terdapat pondok unik yang disebut Pojok Baca. Saat menikmati keindahan Nagari pariangan di sore hari, kami ditemani dengan minuman khas yang disebut Kawa Daun.

Minuman Kawa Daun disajikan dengan wadah tempurung atau batok kelapa dengan tadah atau alas bambu yang diolah sedemikian rupa.

Kami ingin lebih berlama-lama dan menyusuri pelosok Desa Pariangan namun sudah kelewat sore. Oleh sebab itu ada hasrat untuk kembali lagi pada masa yang akan datang.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel