Mengunjungi Destinasi Wisata Desa Terindah di Dunia
September 25, 2018
Mengunjungi destinasi wisata desa terindah di dunia – Meskipun
bertugas di Kabupaten Tanah Datar, saya belum pernah mengunjungi Desa
(sekarang, nagari) yang bernama Pariangan. Nagari tertua di Minangkabau dan
menjadi salah satu destinasi wisata Sumatera Barat.
Tapi
dari mulut ke mulut sudah sering saya dengar pesona desa tersbut. Begitu pula
melalui media massa (cetak dan elektronik) serta internet, saya sudah mengetahuinya. Nagari
Pariangan itu telah menjadi salah satu Desa terindah di dunia.
Saya
jadi penasaran juga dan ingin menyaksikan keindahan ‘nagari tuo’ itu secara
langsung.
Dari
tempat saya bertugas, nagari terindah di dunia tersebut berjarak lebih kurang
45 kilometer atau sekitar 14 kilometer dari Kota Budaya Batusangkar.
Akhirnya
kesempatan mengunjungi Desa Terindah di dunia datang juga. Kebetulan saya
bersama teman seprofesi memenuhi undangan kenduri salah seorang sahabat di
Batipuh, tak jauh dari Nagari Pariangan..
Pulang
dari acara kenduri tersebut, saya bersama Drs. Yulianis, H.Aditiawarman, Hasma
Umneti, S.Pd.Ing, Ropi’u, S.Pd, Isral, S.Pd, Rahid Sikumbang (Kontributor Foto
matra pendidikan) dan Subirman (sopir) meluncur ke lokasi. Kebetulan sudah sore
dan langit Pariangan terlihat berkabut.
Dari
beberapa sumber terpercaya diperoleh informasi bahwa Nagari Pariangan dinobatkan
sebagai salah satu Desa Terindah di Dunia, disamping 16 desa lainnya di seluruh
penjuru dunia, sejak tahun 2012 lalu.
Sebuah
media pariwisata internasional di New York, Amerika Serikat, majalah Travel
Budget menjatuhkan pilihan kepada Nagari Pariangan sebagai salah satu Desa
Terindah di dunia berdasarkan keasrian dan warisan leluhur yang terkelola
dengan baik.
Nagari Pariangan berada di bawah lereng Gunung Merapi di Kecamatan Pariangan dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Tentu saja Desa atau Nagari Pariangan akan berhawa sejuk.
Lalu, apa yang istimewa di Nagari Terindah di dunia ini? Disini akan ditemui banyak bangunan tua dan unik yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun.
Rumah
adat menjadi ciri khas Nagari Tuo
ini. Rumah adat atau rumah gadang yang sudah berusia ratusan tahun. Selain
bangunan tua rumah gadang yang unik juga terdapat masjid tertua.
Bagunan
rumah gadang terlihat unik karena dindingnya terbuat dari anyaman rotan dan
bambu serta ukiran kayu sebagaimana ciri khasnya bangunan di ranah Minang.
Tidak
hanya itu, Pariangan juga dianugerahi pemandangan yang indah dengan latar
belakang areal persawahan dan perladangan. Berada di desa ini terasa akan
membuat kita merasa nyaman, jauh dari kebisingan dan berhawa sejuk.
Pemandangan
dan kenyamanan Nagari Paringan kami amati di sebuah lokasi pariwisata bernama
Tanjung Indah di Jorong Guguk Nagari Tuo.
Di
lokasi ini terdapat tempat beristirahat sambil menikmati kesejukan dan
keindahan Nagari pariangan dari ketinggian.
Jika
ingin membaca-baca buku, di tempat ini terdapat pondok unik yang disebut Pojok
Baca. Saat menikmati keindahan Nagari pariangan di sore hari, kami ditemani
dengan minuman khas yang disebut Kawa Daun.
Minuman
Kawa Daun disajikan dengan wadah tempurung atau batok kelapa dengan tadah atau
alas bambu yang diolah sedemikian rupa.
Kami
ingin lebih berlama-lama dan menyusuri pelosok Desa Pariangan namun sudah
kelewat sore. Oleh sebab itu ada hasrat untuk kembali lagi pada masa yang akan
datang.***