Cintanya Cinta Bukan Cinta Biasa - Bagian 1
Desember 27, 2018
Cinta gadis malang – Gadis
lima belasan tahun berseragam putih dongker itu bergegas memasuki gerbang
sekolah. Wajahnya yang purtih bersih nampak pucat pertanda kecemasan mendera
hatinya. Cemas karena terlambat lagi datang ke sekolah.
Cinta,
gadis belia itu memang sering terlambat ke sekolah karena ia harus membantu
orangtuanya dulu sebelum berangkat sekolah. Ia diantar oleh pak Diman, tukang
ojek yang menjadi langganannya setiap pergi dan pulang sekolah. Pak Diman
selalu setia mengantar dan menjemput Cinta tiap hari.
Semnetara
itu pak Diman masih terpaku di atas jok motornya di depan gerbang sekolah. Begitu
lama lelaki paruh baya itu hanyut dengan pikirannya. Memikirkan nasib malang
Cinta, gadis kecil yang selama ini diasuh oleh keluarga pak Jaya.
Pak
Diman merasa trenyuh. Cinta tak pernah tahu siapa orangtua sebenarnya. Cinta,
gadis yang sekarang duduk dibangku kelas 9 es-em-pe itu mengira kalau pak Jaya dan
buk Fatimah adalah orangtua kandungnya.
“Kalau
begitu, biarlah kami yang merawat bayi mungil ini, pak Diman….”
Kalimat
itu masih terngiang di telinga pak Diman. Kalimat yang diucapkan oleh pak Jaya ketika
ia menyerahkan bayi yang ditemukanya di pos ronda, 15 tahun silam.
Subuh
itu tak sengaja pak Diman menemukan bayi mungil di pos ronda terbalut rapi
dengan selimut bayi. Ia merasa capek dan ingin beristirahat menunggu datangnya pagi,
setelah mengantarkan salah seorang warga ke luar kabupaten.
Pak
Diman sempat bingung mau berbuat apa. Namun ketika kebingungan melanda, pak Jaya
dan istrinya lewat di depan pos ronda. Pak Diman segera memberi tahu kepada pak
Jaya kalau ia menemukan bayi dalam pos ronda.
“Pak
Diman sudah tahu kami memang tidak dikarunia anak. Jadi kami akan merawatnya
dan menganggapnya sebagai anak sendiri,” sela istri pak Jaya.
“Tapi
pak Diman rahasiakan semua ini, ya?
Kalau ada yang bertanya tentang bayi ini, bilang saja cucu dari saudara
saya yang di kota,” timpal pak Jaya.
“Baik,
pak Jaya. Akan saya jaga rahasia ini selamanya,” sahut pak Diman.
Pak
Diman tersentak dari lamunannya. Kemudian berbalik arah memutar motornya dan
meninggalkan gerbang sekolah. Tak disadari pak Diman telah terhanyut oleh
kejadian 15 tahun silam. (Bersambung…)