Renungan Kecil di Hari Ibu
Desember 22, 2018
Renungan kecil di hari ibu – Hari
ini Sabtu, 22 Desember, bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu Indonesia. Dalam
sejarah dapat kita baca bahwa peringatan Hari Ibu ditetapkan melalui Dekrit
Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Penetapan Hari Ibu berdasarkan Kongres Perempuan
Indonesia, 22 Desember 1928 sebagai awal perjuangan kaum perempuan di
Indonesia.
Beruntunglah
anda yang masih mempunyai ibu saat ini!
Masih dapat berbakti kepada ibu secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Menyenangkan dan membahagiakan sang ibu, apalagi di hari yang
istimewa ini.
Tentu
saja hal ini tidak semata di Hari Ibu dilakukan terhadap sang Ibu. Menyenangkan
dan membahagiakan ibu dilakukan setiap saat, selagi sang Ibu masih hidup. Kenapa
begitu?
Ada
pepatah lama mengatakan, “kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang
penggalah”. Selagi roda kehidupan berjalan, menempuh liku-liku jalan kehidupan,
kasih ibu tak pernah berhenti.
Ibu
tak pernah berhenti mengasihi anaknya. Apakah anaknya pintar, bodoh, bandel,
bahkan durhaka sekalipun. Ibu hanya akan menangis bila mendapatkan kenyataan
anaknya bodoh, bandel dan durhaka. Tapi ibu tak pernah menyesal apalagi membencinya.
Sebaliknya,
sang Ibu akan senang, bahagia dan bangga ketika memiliki anak pintar, santun
pada orangtua, pandai menyenangkan hati kedua orangtua.
Perjuangan sang ibu
Perjuangan
sang Ibu terhadap anaknya dimulai sejak dalam kandungan. Ketika perut sudah
mulai membesar, mengandung anak yang diharapkan, maka ketika itu pulalah
perjuangan itu dimulai.
Segala
aktivitas menjadi agak susah. Berjalan, tidur dan bekerja menjadi tidak
menyenangkan. Hati sering dilanda resah dan gelisah. Dan, puncak perjuangan itu
terjadi saat melahirkan sang anak yang didambakan. Ibu berjuang setengah mati.
Rasa mau putus nyawa dari badan.
Darah
tertumpah seiring tangisan bayi. Hati ibu pun lega. Bahkan sakit berubah
menjadi senyum haru dan senang. Anak yang dilahirkan ternyata manis dan lucu!
Perjuangan
sang Ibu terus berlanjut. Ketika memasuki usia sekolah, sang ibu selalu
berusaha untuk membimbing anaknya. Membimbing belajar, menutupi kebutuhan biaya
pendidikan dan masih banyak lainnya.
Bahkan
ada ibu yang sempat berhutang ke sana sini demi memenuhi kebutuhan pendidikan
anak. Tujuannya tidak lain kelangsungan pendidikan anak tidak terganggu dan
sang anak menjadi berhasil kelak.
Ketika
anak berhasil dalam hidupnya dan
memiliki keluarga. Sang ibu tak pernah berhenti berjuang. Yang
dipikirkan ibu adalah sang cucu. Mengasuh cucu sebagaimana mengasuh anaknya
dulu.
Sayang
ibu beralih pada cucu. Bahkan saying kepada cucu melebihi kepada anaknya
sendiri. Tapi itu semua adalah wujud kasih ibu terhadap anak yang
dilahirkannya.
Ibu
memang tidak berharap balas jasa dari anak. Sang ibu hanya berharap agar anaknya
berhasil menjalani kehidupan. Menjadi
anak yang saleh, beriman dan bertaqwa serta mendoakan kedua orangtuanya.
Simak juga : Peran Ibu Ciptakan Generasi Hebat
Ibu berharap
doa dari sang anak, baik sang ibu masih hidup maupun sudah meninggalkan dunia
fana ini. Selamat Hari Ibu dan perempuan Indonesia!***