Benarkah Gaji Itu Tak Pernah Cukup?
Januari 02, 2019
Benarkah gaji itu tak pernah cukup? –
Cukup atau tidak, gaji itu bersifat relatif. Kenapa? Setiap orang akan membandingkan
gaji yang diterima dengan pengeluarannya. Berapa pun gaji yang diterima akan
terasa kurang jika pengeluarannya lebih besar dari gajinya.
Maka
tak perlu heran bila seseorang yang mendapatkan gaji dan tunjangan besar tetap akan
merasa bahwa gajinya tidak mencukupi karena kebutuhan dan keinginannya lebih
banyak dari penghasilannya.
Wajar
pula seseorang yang bergaji kecil dengan tunjangan kecil, sudah merasa cukup
karena kebutuhan dan keinginannya lebih sedikit dari penghasilannya. Kapan gaji
akan dirasa cukup?
Seseorang
akan merasakan gajinya cukup apabila gaji yang diterima dihargai dan disyukuri
serta dirasakan berkahnya.
Sebab, Allah SWT telah menjanjikan sebagaimana Q.S
Ibrahim, ayat 7, bahwa barangsiapa yang
bersyukur atas nikmat Allah niscaya akan ditambah.
Boleh
jadi, bukan jumlah gaji yang diterima yang ditambah oleh Allah SWT melainkan
keberkahannya. Dengan keberkahan gaji, Allah SWT akan mencukupkannya melalui
keberkahan.
Pada waktu berikutnya akan terbuka lebar riski untuk menambah
penghasilan seseorang.
Selain
dengan cara bersyukur, mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan dengan
penghasilan amat perlu dilakukan.
Seseorang harus bisa menimbang mana yang
menjadi kebutuhan dan mana pula yang hanya sekadar keinginan.
Dalam
situasi dan kondisi tertentu, mungkin secara nyata kebutuhan lebih banyak.
Misalnya, kebutuhan untuk membiayai pendidikan anak.
Jika gaji yang diterima
memang benar-benar tidak mencukupi, seseorang akan mencari penghasilan tambahan.
Cara
lain adalah berhutang. Tentu saja cara Ini, jauh lebih baik ketimbang melakukan
tindakan keliru dalam mencari tambahan penghasilan.
Berhutang
sudah lazim dilakukan untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak dan biaya
lainnya. Namun hutang tersebut harus dibayar karena berat akibatnya jika tidak
membayar hutang.
Gali
lubang tutup lubang, pepatah ini sudah lazim didengar. Keadaan ini jauh lebih
baik ketimbang melakukan kecurangan, penipuan dan sejenisnya dalam menutupi
kebutuhan hidup sehari-hari.***