Debat Nonton Debat di Warung Tak Kalah Serunya
Januari 18, 2019
Debat nonton debat di warung, tak kalah serunya – Debat putaran pertama
pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden Pilpres 2019 disiarkan secara luas melalui media televisi
kemaren malam. Selain itu dapat juga disaksikan secara streaming melalui
jaringan internet oleh para netizen..
Fokus
materi pembahasan artikel ini bukan soal siapa dan apa materi debat Paslon
Pilpres tersebut. Pembahsan menyangkut debat penonton disaat atau sesudah debat
Paslon pada Pilpres 2019.
Diperkiraakan
jutaan pemirsa dan netizen menyaksikan prosesi debat Pilpres 2019 putaran
pertama. Tidak hanya di rumah, tempat kost, hotel, lokasi nonton bareng
(Nobar). Di warung-warung makan dan minuman juga ada pemirsa yang nonton siaran
televisi debat pilpres 2019.
Debat di warung tak kalah seru
Secara
alamiah setiap orang pandai berdebat selagi waras dan tidak tuna rungu. Namun
debat yang terjadi ada yang bersifat formal dan ada pula debat non formal. Debat
formal seperti yang berlangsung kemaren malam dan disiarkan secara langsung
melalui media televisi dan internet.
Debat
di warung-warung makanan dan minuman termasuk debat non formal. Debat di warung
rupanya tak kalah seru. Pemirsa, mau tak mau terlibat dalam debat saat dan
sesudah Debat Pilpres 2019 berlangsung.
Debat
akibat menonton Debat Pilpres 2019, rupanya lebih seru dan menarik jika ditilik
di sisi lain. Debat di warung lebih bebas dan mengalir bagai air. Tidak ada
perjanjian, kisi-kisi atau materi debat diberikan oleh pemilik warung sebelum
berdebat.
Namun
debat berjalan natural. Jika diamati debat pengunjung warung saat menonton debat
di televisi. Ternyata pengunjung warung lebih pintar, mudah menilai kelebihan
dan kekurangan orang berdebat di televisi.
Duduk
di warung makanan atau minuman, berdebat seraya nonton debat di televisi,
pengunjung warung ‘wajib’ memesan makanan atau minuman. Memang, pemilik warung
tidak menyatakan seperti itu.
Tapi
pengunjung tak enak hati jika duduk berlama-lama sambil menonton televisi dan
berdebat kecil-kecilan.
Debat
di warung, tak ada ‘yel-yel’ pendukung yang bakal menimbulkan suara gaduh di warung. Pengunjung
warung selalu memelihara tatakrama di warung. Karena pengunjung warung bersifat
majemuk. Ada orangtua, dewasa, remaja dan anak-anak. Otomatis pengunjung akan
mengontrol sikap dan ucapannya.