Keterlaluan, Ayam Jago Galak Ini Berani Masuk Rumah

Keterlaluan, ayam jago galak ini berani masuk rumah – Seorang ibu rumah tangga, Buk Yanti, bercerita kepada tetangganya yang lain saat membeli bahan lauk dan sayuran pada pak Yanuar. sang pedagang asongan yang saban hari berjualan lauk dan sayuran di komplek perumahan Alamak. Di sela-sela memilih bahan lauk dan sayur di gerobak, buk Yanti ingin bercerita pengalamannya kepada pak Yanuar dan tetangganya.

“Waduh, tadi pagi saya sangat kesal dengan kelakuan ayam jago pak Amir.” ujar buk Yanti memulai ceritanya.

“Lho? Kenapa sampai kesal pada ayam jago? Memangnya ada apa, buk Yanti?” tanya buk Irma penasaran.

“Iya, masak sama ayam jago saja bisa kesal?” sela buk Sonya ikut penasaran.

“Buk Yanti dikejar ayam jago, gitu?” celetuk pak Yanuar ikut nimbrung.

“Bukan, pak Yanuar. Ayam jago galak pak Amir diam-diam naik ke rumah saya melewati jendela depan yang terbuka,” ujar buk Yanti, mau menceritakan pengalamannya kepada pak Yanar dan tetangganya itu.

“Lalu?” sambut buk Irma semakin penasaran.

“Iya, apa yang terjadi, buk Yanti?” sambung buk Sonya ingin tahu.

“Kaki ayam jago yang kotor itu menginjak kursi sofa tamu bagus yang baru dibeli suami saya dengan harga mahal,” Buk Yanti memulai cerita.

Pak Yanuar, buk Irma dan buk Sonya terpaku mendengar cerita buk Yanti masalah ayam jago galak yang naik ke rumahnya.

“Ayam jago galak kepunyaan pak Amir itu berjalan di atas kursi sofa bagus dengan santai. Namun ketahuan oleh saya dan mencari sapu, berniat menghalaunya ke luar rumah. Namun ayam jago itu bahkan meloncat dan naik ke atas televisi jumbo LCD ukuran 32 inci. Tentu saja saya tidak mungkin memukulnya dengan tangkai sapu. Perlahan saya halau agar ayam itu tidak menyentuh lemari pajangan dan menjatuhkan keramik mahal dekat televisi.

Saya coba menghalaunya dengan perlahan. Ayam jago itu bukannya berlari keluar rumah, malah berlari ke dapur. Hinggap di atas kulkas dua tingkat, kemudian ke lemari gantung di dinding dapur. Dari lemari gantung,  ayam jago itu keluar lewat pintu dapur....”

Buk Yanti menghentikan ceritanya. Ia kaget dan malu ketika menyadari ibuk-ibuk teman belanjanya sudah pada kabur meninggalkannya. Setelah membayar belanjaan lauk dan sayur, buk Yanti pamit pada pak Yanuar.
Pak Yanuar hanya geleng-geleng kepala. Kemudian mendorong gerobak asongannya sambil meneriakkan lauk dan sayur jualannya.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel