Budidaya Pertanian di Sekolah, Strategi Jitu Pengembangan Karakter Kewirausahaan
Februari 15, 2019
Budidaya pertanian di sekolah, strategi jitu pengembangan karakter kewirausahaan –
Untung lokasi sekolah cukup luas! Boleh jadi kalimat seperti ini bakal
terlontar dari seseorang yang berkunjung ke suatu sekolah, manakala mengetahui sekolah
yang dikunjungi memiliki areal yang cukup luas. Alasannya?
Areal
sekolah yang luas memungkinkan lahirnya berbagai inovasi dan kreativitas dari
warga sekolah untuk memanfaatkan lahan sekolah tersebut agar memiliki nilai
tambah.
Baik dalam penataan lingkungan sekolah yang lebih rapi dan asri maupun
pengembangan karakter kewirausahaan.
Selain
itu, sekolah yang berdiri di areal tanah luas memiliki kemungkinan untuk
menambah fasilitas penting dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Misalnya,
fasilitas Unit Gedung Baru (UGB), Ruang Kelas Baru (RKB), aula, lapangan
olahraga, dan fasilitas lainnya.
Pengembangan karakter kewirausahaan
Pemberdayaan
areal sekolah yang luas, terutama lahan yang masih kosong, juga berpeluang
untuk menumbuhkembangkan karakter kewirausahaan di kalangan siswa.
Hal ini
dapat diterapkan melalui mata pelajaran muatan lokal Keterampilan pertanian.
Baca juga : Prospek Muatan Lokal Keterampilan Pertanian
Budidaya
pertanian lebih sesuai untuk dikembangkan melalui mata pelajaran muatan lokal
ini.
Berbagai tanaman palawija berupa buah dan sayur dapat dibudidayakan di
lingkungan sekolah.
Di
SMPN 2 Lintau Buo, misalnya. Sekolah memiliki areal cukup luas dan telah
dikembangkan upaya budidaya pertanian dalam rangka pengembangan karakter
wirausaha melalui mata pelajaran
Keterampilan pertanian.
Konsep
budidaya pertanian, seperti yang pernah diungkapkan oleh guru mata pelajaran
Keterampilan Pertanian H. Aditiawarman adalah tanam, rawat dan hasil.
Siswa
diajak untuk menanam tanaman yang mudah dan cepat menghasilkan. Kemudian
merawatnya dengan baik.
Penanaman
dan perawatan maksimal akan menghantarkan pada hasil yang dapat dipetik.
Konsep
budidaya pertanian di sekolah diharapkan dapat diterapkan oleh siswa di rumah
masing-masing sehingga membantu orangtua atau keluarga untuk menyediakan bahan
kebutuhan rumah tangga, khususnya bahan pangan.***