Melongok Kantin Mini Unik di Sekolah
Februari 14, 2019
Melongok kantin mini unik di sekolah – Pemerintah
melalui Kementrian Pendidikan Nasional telah membuat kebijakan untuk menggalakkan
tumbuhkembangnya semangat dan budaya kewirausahaan di lembaga sekolah. Salah
satu kebijakan dimaksud adalah mengubah tugas dan fungsi kepala sekolah.
Kepala
sekolah memiliki tugas dan fungsi mengembangkan semangat kewirausahaan,
manajerial dan supervisi pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepala sekolah tidak
lagi sebagai tugas tambahan guru sebagaimana PP Nomor 17 Tahun 2017.
Beban
kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk menjalankan tugas manajerial,
pengembangan kewirausahaan, supervise kepada guru dan tenaga kependidikan.
Tindak
lanjut peraturan pemerintah tersebut terdapat dalam Permendikbud Nomor 15 Tahun
2018.
Implementasi
semangat dan karakter kewirausahaan di sekolah melalui pembinaan kesiswaan
dalam wadah Osis khususnya SekBid 9, yaitu Kewirausahaan.
Kepala SMPN 2 Lintau Buo Fauzi SPd telah mendorong pembina osis
untuk menyusun program pengembangan karakter wirausaha.
Berdasarkan
hal tersebut, di sekolah sudah ada kantin mini. Program kantin mini
ini tidak sama dengan koperasi siswa. Kantin mini ini tergolong unik karena
tidak bersifat permanen.
Tempat pajangan jajanan adalah beberapa meja bekas dan
kursi tempat duduk di koridor gudang.
Kantin terbuka ini juga dilengkapi bangku tempat duduk guru dan siswa saat jajan, kemudian ada tempat sampah makanan dan minuman guna menjaga kebersihan lingkungan.
Selain
itu, jajanan makanan dan minuman ringan dapat
diisi oleh semua guru maupun siswa. Sementara pelanggannya juga dari warga
sekolah seperti tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Kontributor
matrapendidikan.com Hadi Rahim meliput momentum ini saat jeda jam belajar. Beberapa guru sempat melongok ke kantin mini sekolah
yang cukup sederhana.
Kantin ini menyediakan makanan dan minuman ringan untuk
jajan sehat dan higienis.
Lihat juga : Pemberdayaan Pengurus dan Kegiatan Osis di Sekolah
Bahkan
pada kesempatan tersebut salah seorang guru sempat menjadi ‘sales’ (siswa menyebutnya
begitu) karena ikut mempromosikan makanan dan minuman sehingga menarik minat
siswa untuk berbelanja di kantin mini sekolah ini.***