Mengenal Proses Terbentuknya Batuan Sedimen Batu Bara
Februari 28, 2019
Mengenal proses terbentuknya batuan
sedimen batu bara – Litosfer dan atmosfer adalah materi pelajaran
IPA di kelas 9 SMP/MTs. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa akan dibahas
tentang batu bara sebagai salah satu batuan pembentuk permukaan bumi.
Batu
bara merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Penambangan
batubara pada suatu tempat tidak dapat dilakukan lagi secara berulang-ulang
pada tempat itu.
Namun Indonesia konon memiliki kekayaan alam bahan tambang
yang melimpah ruah terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan.
Batu
bara digunakan sebagai bahan bakar yang menghasilkan energi gerak, kimia dan
energi lainnya. Sebagai sumber energi, batu bara digunakan pada kereta api uap,
kapal api, industri pabrik dan lain sebagainya.
Batubara
berasal dari tumbuhan yang mati berjuta-juta tahun lalu, begitu anak sekolah
mengenalnya. Dan itu memang benar.
Batubara termasuk batuan sedimen (endapan)
oragnik. Pengendapan batuan sedimen ini dipengaruhi oleh unsur-unsur organik,
yaitu proses akumulasi materi hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya.
Batubara
dikenal juga sebagai salah satu bahan bakar fosil sehingga disebut juga sebagai
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik yaitu sisa
tumbuhan yang terbentuk melalui proses tertentu.
Batu
bara menjadi batuan yang memiliki sifat fisika dan kimia yang ditemui dalam
berbagai bentuk. Unsur kimia batubara adalah karbon, hidrogen dan oksigen.
Tahap terbentuknya batu bara
Berdasarkan
teori drift, teori yang menerangkan terjadinya batu bara, bahwa batu bara
berasal dari tumbuhan hutan yang bukan di tempat dimana batu bara itu berada
melainkan pada delta-delta.
Ciri-ciri
batu bara ini antara lain berlapis tipis, terputus-putus atau tidak menerus,
dan memiliki banyak lapisannya, banyak pengotor atau kandungan abu yang
tinggi.
Proses
terbentuknya batu bara berdasarkan teori drift terdiri dari dua tahap, yaitu
tahap penggambutan dan pembatubaraan. Tahap penggambutan (peatification) merupakan proses biokimia dimana sisa-sisa tumbuhan
secara akumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen di daerah rawa dengan
proses pengeringan yang kurang baik dan nyaris selalu tergenang air sehingga
terjadi proses pembusukan.
Bahan
tumbuhan yang membusuk ini akan berubah menjadi humus sehingga bakteri
anaerobik serta jamur fungi akan diubah menjadi bahan gambut.
Lihat juga : Mencari Batu Bukan Sembarang Batu
Tahap
pembatubaraan (coalification) merupakan penggabungan proses fisika, kimia dan
biologi.
Proses ini terjadi karena temperatur, tekanan, waktu serta pengaruh sedimen
yang membebani dan menutupi komponen organik gambut.***