Berpacu dalam Mengejar Mesin Absensi di Sekolah
Maret 24, 2019
Berpacu dalam 'mengejar' mesin absensi di sekolah –
Penggunaan mesin absensi sidik jari atau lebih dikenal dengan fingerprint di instansi atau lembaga
pemerintah maupun swasta bukanlah hal baru. Sebagian memang sudah lama menerapkan.sistem
absensi yang menggunakan jempol atau telunjuk ini.
Sistem
absensi printfinger rupanya telah merambah
ke semua lembaga dan instansi, walaupun penerapannya secara bertahap. Lembaga
sekolah pun boleh dikatakan sudah mulai menerapkan sistem absensi sampai ke
pelosok.
Fenomena
unik sering terjadi berkaitan dengan penerapan absensi sidik jari. Yang baru
menggunakan mesin sidik jari, terlihat kesan bahwa guru dan pegawai seakan
berpacu dalam 'mengejar' mesin absensi demi menempelkan ibu jari atau telunjuk
pada mesin tersebut.
Guru
dan pegawai harus bangun pagi dan bergegas berangkat agar tidak terlambat bertugas di sekolah. Namun sasaran
utama yang dikejar sepertinya bukanlah tugas melainkan si mesin absensi sidik jari.
Bagaimana
pun jempol dan telunjuk tidak dapat dikirim melalui rekan kerja, sebagaimana
halnya tanda tangan pada sistem absensi konvensional. Oleh sebab itu, guru dan
pegawai harus sampai di sekolah dan mengambil absen sebelum batas waktu
mulainya bertugas hari itu.
Lain
lagi fenomena pada waktu pulang. Tugas mengajar di sekolah kadang-kadang lebih
cepat dari waktu batas mengambil absensi sidik jari untuk pulang. Soalnya, pola
penetapan mesin sidik jari menyesuaikan dengan jumlah jam wajib guru dan
pegawai per minggu, bukan dengan proses pembelajaran di sekolah.
Akibatnya
guru dan pegawai terpaksa menunggu waktu pulang sesuai jadwal pulang dalam printfinger.
Sebagian memang mengisi waktu tunggu dengan berbagai kegiatan positif namun sebagian lagi lebih banyak menunggu
begitu saja.
Beruntung bagi
yang tinggal berdekatan dengan lokasi sekolah, mungkin lebih cenderung
mengambil absen masuk, lebih pagi kemudian kembali pulang agar tidak
terburu-buru berangkat sekolah.
Begitu
pula waktu pulang. Usai mengajar langsung pulang dan kembali lagi untuk
mengambil absen sesuai batas waktu pulang pada mesin absensi.Begitulah
seterusnya.
Dapat
dicermati bahwa fenomena berpacu mengejar mesin absensi sidik jari berawal dari
sistem absensi dalam menerapkan disiplin kerja dan dikaitkan dengan pembayaran
gaji dan tunjangan lainnya.
Tak
kan lari mesin absensi dikejar. Oleh sebab itu barangkali tak perlu berpacu
untuk mengejar mesin absensi di sekolah. Semuanya akan berjalan secara normal
menjelang beradaptasi dan terbiasa dengan disiplin waktu!***