Pendidik dan Orangtua Perlu Bijak Hadapi Anak di Era Milennial
Maret 18, 2019
Pendidik dan orangtua perlu bijak hadapi
anak di era milennial – Anak-anak zaman sekarang atau biasa disebut ‘kids JamanNow” tidak dapat lagi dibanding-bandingkan dengan anak semasa
orangtua/pendidik jadi seorang anak pada zaman dulunya. Apalagi hal itu
dilakukan ketika pendidik/orangtua menegur dan menasehati anak yang telah
bersikap dan bertingkah laku yang tidak
semestinya.
Pada
umumnya mereka risih ketika mendengar pendidik/orangtua menyebut sikap dan
tingkah laku anak zaman dulu. Apalagi sampai membandingkannya dengan anak zaman
milennial ini.
“Itu
jaman dulu, sekarang sudah jaman millenial”. Kira-kira seperti itulah reaksi
mereka manakala mendengar pendidik/orangtua menegur dan menasehatinya.
Oleh
sebab itu dalam menghadapi anak milennial, pendidik/orangtua perlu bersikap
bijak agar tidak terjadi konfrontasi dengan para murid/anak saat menegur atau
menasehati mereka melakukan sikap dan tingkah laku menyimpang.
Pendidik/orangtua
tak perlu tercengang lagi melihat respon murid/anak ketika ditegur, dimarahi
maupun dinasehati. Respon mereka kadang-kadang cuek, pura-pura serius mendengar
nasehat padahal dalam hatinya mendongkol. Setelah itu sikap dan tingkah laku
mereka kembali seperti semula.
Berkaitan
dengan kondisi tersebut, ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan para
pendidik/orangtua:
Tegang-kendor
Ketika
menegur murid/anak yang melakukan pelanggaran aturan perlu diatur irama dan
intensitas sikap pendidik/orangtua. Sikap tegas dan keras tidak mesti
berkonotasi kekerasan atau kekasaran. Namun ini saatnya bagi pendidik/orangtua
menciptakan kondisi seolah-olah menjadi tegang sebagai upaya stressing bagi murid/anak.
Pendidik/orangtua menunjukkan kesalahan serta akibatnya.
Namun
setelah itu perlu mengatur irama sikap dengan menurunkan intensitas sikap
menjadi lembut namun penuh berarti. Saat ini adalah tepat untuk memberikan
input nasehat dan saran yang masuk akal bagi murid/anak sehingga mereka tidak
mengulanginya lagi
Membaca suasana
Menasehati
murid/anak zamannow kadang-kadang memang perlu memperhatikan suasana mereka.
Jika asal menegur, memarahi atau menasehati bukan mustahil justru mereka
mendongkol dan mengambil sikap frontal.
Berani jujur
Tidak
murid/anak saja yang harus jujur kepada pendidik/orangtua. Justru pendidik/orangtua
harus berani jujur dalam menghadapi mereka sehari-hari. Namun hal ini paling
berat dilakukan karena harus berkata jujur atas kesalahan, kekeliruan dalam
mendidik dan mengajari mereka. Tentu saja berani jujur ini dilakukan dengan
cara yang lebih bijaksana.
Pendidik/orangtua
yang mampu mengungkapkan kesalahan dan kekeliruan di hadapan murid/anak justru
akan membuat murid/anak zamannow berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah
laku. Mereka juga sadar siapapun pasti memiliki kesalahan dan kekeliruan.
Cerita fakta
Murid/anak
mungkin lebih responsif ketika mendengar cerita pengalaman pendidik/orangtua
sendiri ketimbang menceritakan pengalaman orang lain.
Kalaupun menyampaikan
cerita/kisah pendidikan orang lain, pendidik/orangtua harus berhati-hati, pragmatis dan
bijak.
Bukan
mustahil cerita atau pengalaman orang lain yang diceritakan sudah diketahui
murid/anak melalui media yang ada. Akibatnya cerita pendidik/orangtua tidak
lagi menarik bagi murid/anak sehingga dianggap angin lalu oleh mereka.
Nah, betapapun
pesatnya perkembangan zaman seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidik dan orangtua tentu saja lebih cerdas dalam menghadapi mereka.
Pengalaman emperis dan literasi yang sudah memasyarakat akan menjadikan
pendidik/ortua lebih bijak dalam menindak sikap dan perilaku ‘Kids JamanNow’ yang
menyimpang. Semoga.***