Pendidik dan Orangtua Perlu Bijak Hadapi Anak di Era Milennial

Pendidik dan orangtua perlu bijak hadapi anak di era milennial – Anak-anak zaman sekarang atau biasa disebut ‘kids JamanNow” tidak dapat lagi dibanding-bandingkan dengan anak semasa orangtua/pendidik jadi seorang anak pada zaman dulunya. Apalagi hal itu dilakukan ketika pendidik/orangtua menegur dan menasehati anak yang telah bersikap dan bertingkah laku  yang tidak semestinya.

Pada umumnya mereka risih ketika mendengar pendidik/orangtua menyebut sikap dan tingkah laku anak zaman dulu. Apalagi sampai membandingkannya dengan anak zaman milennial ini.

“Itu jaman dulu, sekarang sudah jaman millenial”. Kira-kira seperti itulah reaksi mereka manakala mendengar pendidik/orangtua menegur dan menasehatinya.

Oleh sebab itu dalam menghadapi anak milennial, pendidik/orangtua perlu bersikap bijak agar tidak terjadi konfrontasi dengan para murid/anak saat menegur atau menasehati mereka melakukan sikap dan tingkah laku menyimpang.

Pendidik/orangtua tak perlu tercengang lagi melihat respon murid/anak ketika ditegur, dimarahi maupun dinasehati. Respon mereka kadang-kadang cuek, pura-pura serius mendengar nasehat padahal dalam hatinya mendongkol. Setelah itu sikap dan tingkah laku mereka kembali seperti semula.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan para pendidik/orangtua:

Tegang-kendor

Ketika menegur murid/anak yang melakukan pelanggaran aturan perlu diatur irama dan intensitas sikap pendidik/orangtua. Sikap tegas dan keras tidak mesti berkonotasi kekerasan atau kekasaran. Namun ini saatnya bagi pendidik/orangtua menciptakan kondisi seolah-olah menjadi tegang sebagai upaya stressing bagi murid/anak. Pendidik/orangtua menunjukkan kesalahan serta akibatnya.

Namun setelah itu perlu mengatur irama sikap dengan menurunkan intensitas sikap menjadi lembut namun penuh berarti. Saat ini adalah tepat untuk memberikan input nasehat dan saran yang masuk akal bagi murid/anak sehingga mereka tidak mengulanginya lagi

Membaca suasana

Menasehati murid/anak zamannow kadang-kadang memang perlu memperhatikan suasana mereka. Jika asal menegur, memarahi atau menasehati bukan mustahil justru mereka mendongkol dan mengambil sikap frontal.

Berani jujur

Tidak murid/anak saja yang harus jujur kepada pendidik/orangtua. Justru pendidik/orangtua harus berani jujur dalam menghadapi mereka sehari-hari. Namun hal ini paling berat dilakukan karena harus berkata jujur atas kesalahan, kekeliruan dalam mendidik dan mengajari mereka. Tentu saja berani jujur ini dilakukan dengan cara yang lebih bijaksana.

Pendidik/orangtua yang mampu mengungkapkan kesalahan dan kekeliruan di hadapan murid/anak justru akan membuat murid/anak zamannow berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Mereka juga sadar siapapun pasti memiliki kesalahan dan kekeliruan.

Cerita fakta

Murid/anak mungkin lebih responsif ketika mendengar cerita pengalaman pendidik/orangtua sendiri ketimbang menceritakan pengalaman orang lain.

Kalaupun menyampaikan cerita/kisah pendidikan orang lain, pendidik/orangtua harus berhati-hati, pragmatis dan bijak.

Bukan mustahil cerita atau pengalaman orang lain yang diceritakan sudah diketahui murid/anak melalui media yang ada. Akibatnya cerita pendidik/orangtua tidak lagi menarik bagi murid/anak sehingga dianggap angin lalu oleh mereka.
Nah, betapapun pesatnya perkembangan zaman seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidik dan orangtua tentu saja lebih cerdas dalam menghadapi mereka.

Pengalaman emperis dan literasi yang sudah memasyarakat akan menjadikan pendidik/ortua lebih bijak dalam menindak sikap dan perilaku ‘Kids JamanNow’ yang menyimpang. Semoga.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel