Strategi Kembangkan Budaya Literasi di Sekolah
Maret 26, 2019
Strategi kembangkan budaya literasi di sekolah – Literasi merupakan jantungnya kesuksesan implementasi
Kurikulum 2013 di sekolah. Membaca dan menulis serta pemanfaatan perpustakaan
menjadi landasan utama pelaksanaan kurikulum yang lazim disingkat Kurtilas ini.
Ilustrasi gambar (matrapendidikan.id)
Demikian
intisari yang diperas melalui wawancara ringan admin matrapendidikan.com dengan
Isral SPd di lobi ruang tunggu majelis guru SMPN 2 Lintau Buo, Selasa
(26/03/19).
Pemerhati
masalah literasi siswa sekaligus pendidik di SMPN 2 Lintau Buo, Isral, S.Pd
mengungkapkan bahwa pengembangan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui berbagai
strategi. Namun yang lebih utama adalah bagaimana membaca, menulis dan
memanfaatkan perpustakaan menjadi budaya di kalangan siswa.
Budaya
literasi tersebut dapat dikembangkan melalui banyak strategi di sekolah. Pembelajaran
di ruang kelas menjadi basis tumbuhkembangnya budaya literasi karena Kurikulum
2013 menuntut siswa banyak membaca, menulis dan memahami kegiatan tersebut.
Namun
kegian ko-kurikuler dan ekstrakurikuler tak kalah pentingnya dalam
menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
“Membuat
majalah dinding (mading) di kelas, mading, sekolah, pemilihan duta literasi dan
lain sebagainya,” tutur Isral SPd mencontohkan bentuk strategi pengembangan
budaya literasi di sekolah.
Simak : Penerapan Program Literasi Berbasis kelas
Lebih
jauh pendidik sekaligus pengampu mata pelajaran Matematika ini menguraikan
bahwa di setiap kelas perlu adanya mading kelas yang dibimbing oleh wali kelas
bekerja sama dengan orangtua murid yang tergabung dalam komite kelas. Ini akan
membangkitkan motivasi siswa di kelas untuk membaca dan belajar menulis (karya
tulis0.
Sementara
itu mading sekolah dikelola oleh Osis dan dibimbing langsung oleh pembina Osis
maupun pembina kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mading ini sangat membantu
terutama anggota Osis untuk berlatih berkarya tulis.
“Peran
perpustakaan sekolah sangat penting dalam menjalankan program literasi di
sekolah. Sebab, unit perpustakaan sekolah menjadi jantungnya budaya literasi di
sekolah,” imbuh pendidik yang aktif melaksanakan
dan menyusun PTK dan makalah ini.
Ketika
disinggung masalah pemilihan Duta Literasi sekolah Isral SPd sangat optimis
program ini sangat positif. Siswa yang terpilih menjadi duta literasi di
sekolah berpotensi untuk menularkan budaya baca dan menulis serta memanfaatkan
sarana dan prasarana pustaka kepada seluruh siswa di sekolah.
“Unit
peprustakaan adalah fasilitas penting dalam menentukan kegiatan pemilihan duta
literasi sekolah. Siswa yang terbiasa dan rajin berkunjung ke perpustakaan,
membuat resume dari bahan bacaan
adalah dua indikasi dalam pemilihan duta literasi,” pungkas Isral SPd.
Lihat juga : Perpustakaan Sebagai Kunci Gerakan Literasi Sekolah
Namun
putra kelahiran Barulak Kecamatan Tanjung Baru ini tak menafikan bahwa
penerapan budaya literasi sekolah akan banyak menemui kendala jika pihak guru
dan orangtua tidak memfasilitasi anak-anak untuk selalu membaca dan menulis
serta memanfaatkan sarana belajar di pustaka.***