Ketika Kartini Milennial Memperjuangkan Emansipasi Wanita
April 21, 2019
Ketika 'kartini milennial' memperjuangkan emansipasi wanita – Tanggal
21 April merupakan hari kelahiran pahlawan emansipasi wanita Indonesia RA
Kartini. Hari Kartini memang tidak diperingati seperti peristiwa bersejarah
Indonesia lainnya. Namun demikian masyarakat Indonesia mengenang peringatan itu
dengan berbagai acara dan kegiatan di rumah tangga, lingkungan masyarakat
maupun pemerintah/swasta.
Esensi
peringatan Hari Kartini sesungguhnya adalah semangat ‘Kartini Muda’ dalam memperjuangkan
hak dan kewajiban dalam berbagai tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Persamaan
hak dan kewajiban tidak perempuan tidak identik dengan jumlah dan nilai yang
sama dengan kaum laki-laki.
Namun hak dan kewajiban perempuan sesuai dengan
kodrat dan martabatnya sebagai perempuan.
Dalam
konteks kekinian, perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga
Negara.
Hak memperoleh pendidikan, pekerjaan dan mendapatkan perlakuan dalam
hukum dan pemerintahan serta norma yang
berlaku dalam masyarakat maupun Negara.
Semangat
Kartini Muda di zaman millenial ini memang luar biasa. Hal ini menjadi
indikasi keberhasilan kaum perempuan dalam memperjuangkan emansipasi wanita.
Kaum perempuan sudah memperoleh hak dan kewajibannya dalam berbagai tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam
bidang politik, kaum perempuan telah mendapat porsi tersendiri untuk dipilih
dalam Pemilu Legislatif.
Begitu pula dalam struktur pemerintahan dari tingkat
pusat sampai Nagari/desa. Belum lagi bidang lainnya yang menyangga
terlaksananya proses pendidikan dari pendidikan tertinggi sampai PAUD.
Lihat juga : Pemilih Pemula Adalah Calon Peserta Pemilu Pemula
Di
level rumah tangga, semangat emansipasi tak kalah serunya di kalangan kaum
perempuan. Banyak kaum perempuan yang bekerja dan menempati posisi penting di
tempat kerja, swasta maupun pemerintah.
Di
kalangan anak sekolah, kaum perempuan ‘Kartini Kecil’ lebih banyak menunjukkan
semangat belajar dan prestasi gemilang.
Sehingga tidak mengherankan jika kaum
perempuan zaman sekarang sudah banyak yang meraih title akademik yang luar
biasa.
Ketika
Kartini-kartini itu memperjuangkan emansipasi wanita, tentu saja tidak boleh
lepas dari kodrat dan martabatnya sebagai anak dari orangtuanya, sebagai ibu
dari anak-anaknya dan sebagai istri dari suaminya.
Dengan
kata lain, hak dan kewajiban perempuan tidak melampaui harkat, martabat dan
martabatnya sebagai perempuan sejati. Selamat Hari Kartini!***