Papa Milennial

Pak Yu sebenarnya belum tepat disebut ‘gaek’ jika menilik usianya sekarang. Kenapa tidak? Usianya baru 52 tahun saat ini namun pak Yu sudah punya cucu sebanyak jari di tangan dari 3 orang anaknya yang sudah menikah. Sedangkan dua anaknya yang lain masih duduk di bangku SMA.

Lelaki yang sering digelari gaek milenial oleh anak-anaknya itu ternyata menikah dalam usia relatif muda.

Bahkan belum sempat menamatkan perkuliahan Yu sudah kebelet menikah. Tidak tanggung-tanggung, dalam usia 21 tahun Yu menikahi Airin, gadis 17 tahun, anak sekolah yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

“Papa kalian sewaktu muda dulu memang suka nekad dan keras kepala. Tapi mama tahu persis, tindakan papa kalian itu selalu punya alasan dan argumen yang sulit ditolak.

Termasuk menolak lamaran papa kepada mama dulunya,” tutur Bu Airin bercerita ketika Bagas, si bungsu bertanya perihal papanya sewaktu muda dulu.

Pak Yu yang sedang membaca koran pura-pura tidak mendengar perbincangan istri dan si bungsu anaknya. Namun ia sempat senyum-senyum kecil mendengar penuturan istrinya.

“Papa berusia 21 tahun sedangkan mama saat itu baru berusia 17 tahun,” jawab buk Airin terus terang ketika si bungsu bertanya tentang usia papa dan mamanya saat berumah yangga.
.
“Wah, masih sangat muda ya, ma…” komentar si bungsu.
“Iya, memang. Itu bukti papamu suka nekad…”
“Papa kerja apa waktu itu,ma?”
“Penulis lepas di surat kabar,”
“Kalau Mama?”
“Mama jualan kue..”
Si bungsu tertegun.

Bu Airin tercenung mengingat mas Yu, suaminya, ketika awal-awal berkeluarga dulu. Di mata bu Airin, mas Yu orangnya antusias dan optimis, cerdas dan pintar ngomong serta merayu. Namun apa yang diomongin mas Yu seakan fakta semuanya.

Bu Airin tersenyum sendiri. Ia teringat manakala mas Yu mengusulkan untuk menikah. Padahal mas Yu Masih kuliah sedangkan dirinya masih anak SMA. Betapa bu Airin tak kuasa menolak ajakan mas Yu ketika itu

Memang mas Yu bukan berasal dari keluarga berada.  Namun Bu Airin yakin mas Yu mampu membimbingnya untuk menjalani kehidupan berkeluarga yang semakin hari semakin sulit.

Oleh sebab itu ia juga sudah siap dan bertekad mengharungi kehidupan berumah tangga meskipun penuh dengan kesulitan itu terutama masalah ekonomi.

Kelahiran anak pertama sepertinya membawa keberuntungan bagi keluarga pak Yu. Usahanya untuk menjadi pegawai negeri dengan modal ijazah SMA ternyata berhasil. Pak Yu bertugas  di sebuah instansi sekolah sebagai tenaga tata usaha.

Saat anak kedua mereka lahir, pak Yu diangkat menjadi Kepala Urusan di instansi pendidikan itu. Sementara buk Airin yang hobi dan memiliki keterampilan memasak meneruskan usahanya membuat kue dan dipasarkan di sekolah tempat suaminya bekerja.

Kepada anak-anaknya Pak Yu selalu berpesan agar jangan takut untuk hidup menderita. Apalagi takut untuk kekurangan dan kesulitan dalam menghadapi hidup.

Justru banyak terjadi orang yang takut susah, takut repot, takut kekurangan uang namun pada akhirnya  ketakutan itu menimpa mereka sendiri.

Itu terbukti pada anak-anak pak Yu dimana ke tiga anaknya  yang sudah menikah juga pada usia di bawah 25 tahun. Bahkan, ketiga anak pak Yu yang menikah justru dapat pekerjaan setelah dikarunia anak.

Pak Yu memang orangnya suka nekad namun memiliki prinsip hidup. Anak-anak pak Yu pun memberi gelar papanya sebagai papa milenial.

Orangtua yang selalu optimis, gembira dan semangat menjalani kehidupan dari dulu sampai di zaman millenial ini.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel