Papa Milennial
April 06, 2019
Pak
Yu sebenarnya belum tepat disebut ‘gaek’ jika menilik usianya sekarang. Kenapa tidak?
Usianya baru 52 tahun saat ini namun pak Yu sudah punya cucu sebanyak jari di tangan
dari 3 orang anaknya yang sudah menikah. Sedangkan dua anaknya yang lain masih
duduk di bangku SMA.
Lelaki
yang sering digelari gaek milenial oleh anak-anaknya itu ternyata menikah
dalam usia relatif muda.
Bahkan belum sempat menamatkan perkuliahan Yu sudah
kebelet menikah. Tidak tanggung-tanggung, dalam usia 21 tahun Yu menikahi Airin,
gadis 17 tahun, anak sekolah yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA.
“Papa
kalian sewaktu muda dulu memang suka nekad dan keras kepala. Tapi mama tahu
persis, tindakan papa kalian itu selalu punya alasan dan argumen yang sulit ditolak.
Termasuk menolak lamaran papa kepada mama dulunya,” tutur Bu Airin bercerita
ketika Bagas, si bungsu bertanya perihal papanya sewaktu muda dulu.
Pak
Yu yang sedang membaca koran pura-pura tidak mendengar perbincangan istri dan
si bungsu anaknya. Namun ia sempat senyum-senyum kecil mendengar penuturan istrinya.
“Papa
berusia 21 tahun sedangkan mama saat itu baru berusia 17 tahun,” jawab buk Airin
terus terang ketika si bungsu bertanya tentang usia papa dan mamanya saat
berumah yangga.
.
“Wah,
masih sangat muda ya, ma…” komentar si bungsu.
“Iya,
memang. Itu bukti papamu suka nekad…”
“Papa
kerja apa waktu itu,ma?”
“Penulis
lepas di surat kabar,”
“Kalau
Mama?”
“Mama
jualan kue..”
Si
bungsu tertegun.
Bu
Airin tercenung mengingat mas Yu, suaminya, ketika awal-awal berkeluarga dulu.
Di mata bu Airin, mas Yu orangnya antusias dan optimis, cerdas dan pintar
ngomong serta merayu. Namun apa yang
diomongin mas Yu seakan fakta semuanya.
Bu
Airin tersenyum sendiri. Ia teringat manakala mas Yu mengusulkan untuk menikah.
Padahal mas Yu Masih kuliah sedangkan dirinya masih anak SMA. Betapa bu Airin
tak kuasa menolak ajakan mas Yu ketika itu
Memang
mas Yu bukan berasal dari keluarga berada.
Namun Bu Airin yakin mas Yu mampu membimbingnya untuk menjalani kehidupan
berkeluarga yang semakin hari semakin sulit.
Oleh sebab itu ia juga sudah siap
dan bertekad mengharungi kehidupan berumah tangga meskipun penuh dengan
kesulitan itu terutama masalah ekonomi.
Kelahiran
anak pertama sepertinya membawa keberuntungan bagi keluarga pak Yu. Usahanya
untuk menjadi pegawai negeri dengan modal ijazah SMA ternyata berhasil. Pak Yu
bertugas di sebuah instansi sekolah
sebagai tenaga tata usaha.
Saat
anak kedua mereka lahir, pak Yu diangkat menjadi Kepala Urusan di instansi
pendidikan itu. Sementara buk Airin yang hobi dan memiliki keterampilan memasak
meneruskan usahanya membuat kue dan dipasarkan di sekolah tempat suaminya
bekerja.
Kepada
anak-anaknya Pak Yu selalu berpesan agar jangan takut untuk hidup menderita.
Apalagi takut untuk kekurangan dan kesulitan dalam menghadapi hidup.
Justru
banyak terjadi orang yang takut susah, takut repot, takut kekurangan uang namun
pada akhirnya ketakutan itu menimpa
mereka sendiri.
Itu
terbukti pada anak-anak pak Yu dimana ke tiga anaknya yang sudah menikah juga pada usia di bawah 25
tahun. Bahkan, ketiga anak pak Yu yang menikah justru dapat pekerjaan setelah
dikarunia anak.
Pak
Yu memang orangnya suka nekad namun memiliki prinsip hidup. Anak-anak pak Yu pun
memberi gelar papanya sebagai papa milenial.
Orangtua yang selalu optimis,
gembira dan semangat menjalani kehidupan dari dulu sampai di zaman millenial
ini.***