Kenapa Manusia Jani Penghuni Neraka Jahannam?

Kenapa manusia jadi penghuni neraka jahanam? – Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang paling istimewa dan sempurna. Keistimewaan manusia terutama sekali karena manusia memiliki hati, hawa nafsu, akal dan pikiran yang waras. Begitu pula unsur-unsur jasmani yang dikaruniai Allah SWT kepada manusia. Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.

Demikian disampaikan oleh ustad Armensyah, S.Ag sebagai penceramah bulan Ramadhan 1440 H pada malam keempat pelaksanaan shalat Tarawih berjamaah di Masjid Subulussalam, Patameh Pangian, Rabu (8/5) malam.

Namun demikian, neraka jahanam justru akan diisi kebanyakan dengan jin dan manusia. Mengapa demikian?

Hal ini karena mereka (manusia) memiliki hati, mata dan telinga namun tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah. Hal ini terdapat dalam QS: 7 179.

“Manusia itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” tutur Armensyah, S.Ag mengutip makna QS: Al A'raff :179 tersebut.

Penceramah staf KUA Kecamatan Lintau Buo itu juga mengajak jamaah untuk menelaah sifat-sifat binatang yang menyebabkan manusia jadi penghuni neraka jahanam.

Ada 4 binatang sebagai contoh yang memiliki sifat-sifat buruk, yaitu serigala, ayam, merak dan babi.

Serigala memiliki satu sifat khas yaitu kejam. Kemudian ayam jago yang memiliki sifat khas mengumbar hawa nafsu. Burung merak yang memiliki ekor indah memiliki sifat pamer dan ria. Sedangkan babi memiliki sifat tamak dan rakus.

Manusia berpeluang memiliki sifat-sifat binatang tersebut dan akan terjerumus kedalam neraka jahanam. 

Oleh sebab itu manusia perlu memiliki senjata ampuh untuk menghindarinya. Salah satunya adalah mendirikan shalat 5 waktu, tepat pada waktunya, jangan lalai.

Selain shalat 5 waktu, berpuasa juga menjadi senjata ampuh untuk mengendalikan hawa nafsu.
Dapat disimpulkan bahwa manusia makhluk paling mulia namun dapat terjerumus ke dalam neraka jahanam karena tidak menggunakan hati, mata, telinga untuk mendengar, melihat dan memahami ayat-ayat Allah.

Selain itu juga karena manusia tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan sifat-sifat buruk pada diri manusia.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel