Balon Penghantar Mimpi
Juni 27, 2019
Balon penghantar mimpi - Perkenalkan nama saya Angel, anak sulung dari tiga bersaudara. Ayah saya seorang pengusaha yang sukses
sedangkan ibu juga. Orang lain mungkin akan iri dengan
kehidupanku, karena setiap apa yang aku inginkan pasti dengan sekejapnya akan
terwujud.
Wow, seperti putri mahkota yang memiliki jin pribadi. Heheee, semulanya saya menikmati kehidupan seperti ini. Namun, akhir-akhir ini saya merasa bosan. Semuanya sudah saya miliki, lalu apa yang mengganjal di hati? Hmmm, demikiankah gumamku.
Wow, seperti putri mahkota yang memiliki jin pribadi. Heheee, semulanya saya menikmati kehidupan seperti ini. Namun, akhir-akhir ini saya merasa bosan. Semuanya sudah saya miliki, lalu apa yang mengganjal di hati? Hmmm, demikiankah gumamku.
"Bu..."
Sapaku pelan.
Ibu terlalu sibuk dengan laptopnya dan aku
masih berusaha untuk mendapatkan perhatianya. Aku harap ibu mau mengobrol
denganku.
"Ibu... " sekali lagi aku menyapa, merayunya.
"Apa
sih kak, mau apa? Ibu banyak kerjaan
ini." bentaknya.
"Ibu, aku pengen ngobrol." jawabku.
"Kan
sudah Ibu bilang, ibu banyak kerjaan. Pokoknya gini deh, apapun yang kamu mau,
nanti Ibu belikan" bujuk Ibu.
"Aku
pengen keluar bareng ibu."
"Sudah, pergi bareng mba sana!" nada
suaranya mulai tinggi.
Aku diam seribu bahasa, aku sedih, dan aku
tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku lari sekencang-kencangnya
meninggalkan ruang kerja Ibu. Hingga pada akhirnya aku merasa lelah sampai
terjatuh. Dan saat itu pula tangisanku pecah.
Tiba-tiba datang sosok yang tak asing bagiku, ya dia si mba yang sudah merawatku dari kecil, Ga hanya merawat. Akan tetapi, dia juga guru bahkan sudah seperti ibu kandung bagiku. Dia yang mengajarkanku tentang agama dan segala ilmu yang dimilikinya meski dia hanyalah orang kampung yang mengabdikan dirinya kepada keluargaku.
Tiba-tiba datang sosok yang tak asing bagiku, ya dia si mba yang sudah merawatku dari kecil, Ga hanya merawat. Akan tetapi, dia juga guru bahkan sudah seperti ibu kandung bagiku. Dia yang mengajarkanku tentang agama dan segala ilmu yang dimilikinya meski dia hanyalah orang kampung yang mengabdikan dirinya kepada keluargaku.
"Nona manis yang baik hati, kenapa? Kok
nangis? Nanti manisnya hilang lho..." sapa si mba lembut. Namun kelembutannya menyentuh jiwaku.
Aku diam karena terlalu kecewa dengan sikap
Ibu.
"Kok diam, atau mau nih mba ikutan
nangis? Tapi kalau mba ikutan nangis, siapa dong yang bujuk nona? "
"Mba.... " aku langsung peluk dirinya.
"Sudah,
nona Ibu sayang nona. Cuma Ibu lagi banyak kerjaan,nona nak apa? Sini biar mba
yang belikan"
"Aku
pengen ke taman mba" jawab ku terisak-isak.
"Oh, mau itu. Ayok ke taman kita"
Aku yang ketika itu masih kanak-kanak
langsung gembira dan melupakan segalanya. Tapi, kesedihan itu mulai muncul
kembali saat aku melihat anak-anak seumuran denganku asik bermain dengan ayah
ibunya. Kejar-kejaran, main
bola, tiup
balon, main
ayunan dan lain-lain. Sedangkan aku? Aku
hanya ditemani oleh mba yang nyatanya tidak memiliki ikatan darah denganku. Aku duduk terdiam dan sedih di sebuah ayunan.
"Non,
main yuk" hiburnya.
"Ga mau mba. Malas" jawabku.
Mba yang sabar menghadapi perlakuanku
memberikan senyuman yang begitu tulus. Lalu mengambil secarik kertas dan sebuah
pensil. Dan berkata,
"Mba
punya sebuah permainan baru lho, sekarang nona tulis dikertas ini apa saja yang
nona inginkan, dan nanti akan terkabul" Katanya meyakinkan.
"Waahhh..."Jawabku kagum.
Tanpa pikir panjang akupun segera
mencoret-coret kertas dengan harapan apa yang aku inginkan terwujud segera.
Mba yang dari kejauhan membawa satu balon dan
mengikat kertas tadi ke benangnya. Setelah terikat mba memberikannya kepadaku
dengan isyarat untuk aku melepaskannya agar ia terbang.
Setelah itu mba, menyuruh saya bermain..
Berhari-hari aku menunggu terwujudnya apa
yang aku inginkan, namun
belum juga terwujud. Akhirnya aku kecewa.
"Mba
bohongin aku, Jangankan terwujud, dibalas aja tidak" dengan ekspresi
ngambek.
"Hayoo siapa bilang belum dibalas, ini mba nerimanya
tadi.." sembari memberikan sebuah surat kecil.
Aku pun segera membacanya dengan semangat.
Angel kesayangan Ibu,
Maafkan Ibu putri cantikku, Ibu terlalu sibuk
hingga mengabaikan kamu. Tapi, yakinlah apa yang ayah dan ibu lakukan hanyalah
untukmu dan adik-adikmu. Ibu juga minta maaf, belum bisa mewujudkan apa
yang kamu inginkan karena ibu sekarang jauh kali dari rumah, maaf Ibu tidak sempat pamit
karena tidurmu terlalu nyenyak hingga ibu tidak tega membangunkanmu.
Putriku, bukannya ayah tidak sayang kita.
Hanya saja pekerjaan ayah yang memaksanya untuk jarang berkumpul dengan kita.
Angel jangan membenci ayah yah sayang. Ayah sayang Angel, ayah sayang adik-adik,
makanya ayah cari uang yang banyak untuk masa depan putri-putrinya yang sangat
cantik.
Lihat juga : Ayah, Kenapa Engkau Harus Kembali
Sayang, jangan nakal tau, jadilah anak yang bisa
membanggakan ayah dan ibu. Kakak yang bisa menjadi contoh bagi adik-adik.
Ibu sayang kakak, Ibu sayang adik.
From ibu..