Yuhelmi, S.Pd: Hari-hari Terakhir Jelang Masa Pensiun Itu Tiba

Yuhelmi spd: hari-hari terakhir jelang masa pensiun itu tiba – Yuhelmi S.Pd adalah salah seorang guru senior di SMPN 2 Lintau Buo. Saat ini tengah menjalani hari-hari terakhir menuju masa purna tugas. Bagaimana tidak? Tanggal 1 Juli 2019 mendatang, guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang tegas, disiplin namun penuh toleransi ini bakal memasuki masa pensiun.

Pada kesempatan ini matrapendidikan.com sengaja menerjunkan sosok kritis namun penuh toleransi dan ceria, kepada pengunjung yang budiman.

Dalam perspektif admin matrapendidikan.com, guru ‘Jamannow!’ yang lahir tanggal 5 Juni 1959 ini cukup sukses sebagai guru maupun sebagai orang tua.

“Sudah 38 tahun lebih,” Begitu jawab guru yang akrab disapa dengan buk Pik ini ketika ditanya lamanya bertugas mengabdikan diri sebagai guru dalam mencerdaskan anak bangsa.

Dalam rentang waktu yang tidak singkat tersebut, banyak suka dan duka, asam garam dan lika-liku yang ditemui dalam menghadapi anak didik.

Begitu pula sebagai apatur sipil negara (ASN) yang dulu disebut Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pada mulanya bertugas di SMPN Padang Ganting tahun 1980. Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1985 pulang ke kampung halaman dan ditugaskan di SMP Negeri Buo (sekarang SMPN 1 Lintau Buo).

Oleh karena kekurangan guru di sekolah tetangga, maka ibuk Pik ditugaskan dan mengajar di SMP Negeri Tigo Jangko (sekarang SMPN 2 Lintau Buo) sampai memasuki masa pensiun.

Ibuk Pik adalah sosok guru yang tegas dan disiplin namun penuh toleransi dengan siswa maupun rekan kerja.

Riak-riak kecil dalam hubungan sosial dengan murid maupun rekan kerja pasti ada. Itu akan dialami oleh semua guru atau pendidik.

Namun sikap dan karakter toleransi, membuat guru Bahasa Indonesia ini selalu dekat dan senang hati dengan siswa maupun rekan kerja di sekolah.

Bahkan kadang-kadang suka ceplas ceplos dan kritis dalam pergaulan sosial di sekolah. Namun itu hanya sebagai ‘palamak makan’, gurauan dan hiburan dalam bertugas.

Menyinggung guru-guru muda, Yuhelmi SPd menilai bahwa guru-guru muda sekarang pintar dan rajin.

“Mereka OK semuanya. Pintar-pintar dan rajin,” tulis Yuhelmi.

Oleh sebab itu ia berpesan agar guru-guru muda tetap berkarir. Sehingga di tahun-tahun mendatang diharapkan ada kader dan regenerasi pemimpin sehingga mereka tampil menjabat kepala sekolah.

Nah, itu soal Yuhelmi SPd sebagai guru setelah berdinas 38 tahun lebih. Bagaimana dengan fungsinya sebagai orang tua?

Ibu dari 3 anak, nenek dari 3 cucu dan istri Mardius pensiunan Polri ini, ternyata boleh dikatakan sukses dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.

Tiga orang anaknya sudah bekerja dan berkeluarga.

Bripka Medrioka, SH adalah putra sulung, kelahiran 18 Oktober 1982, anggota Polri yang bertugas saat ini di Lubuk Alung.

Putra satu-satunya ini ternyata menurunkan profesi ayahanda, Mardius.

Rupanya ‘darah pengajar’ Ibuk Pik menurun pada putri keduanya, Linda Safitra SSos MSi. Lahir tanggal 22 November 1984 dan berprofesi sebagai dosen di Bengkulu.

Nah, ini si bungsu Danny Salastri AMd adalah seorang bidan dan bertugas di Lintau Buo Utara.

Usianya terpaut jauh dari kakak-kakaknya dengan kelahiran tanggal 10 Maret 1992.
Di akhir perbincangan dengan admin matrapendidikan.com, ‘Ibuk Pik’ Yuhelmi SPd tidak sanggup menyembunyikan perasaannya dan terlihat sedikit Baper (bawa perasaan).

“Enggan rasanya untuk berpisah, meninggalkan sekolah ini, siswa-siswa, dewan guru dan pegawai TU, tapi waktulah yang membatasi semua ini,”***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel