Sistem Penilaian Kurikulum 2013 Akomodasi Perbedaan Kemampuan dan Potensi Anak
Juni 18, 2019
Sistim penilaian kurikulum 2013 akomodasi
perbedaan kemampuan dan potensi anak – Setiap anak akan memiliki kemampuan dan potensi yang tidak sama.
Sebagai ilustrasi, si A menunjukkan hasil belajar kurang bagus pada mata pelajaran
IPA dan Matematika. Namun anak ini
memiliki bakat dan minat tinggi di bidang ekstrakurikuler.
Berbeda dengan si B, berprestasi di
bidang akademik namun kurang tertarik dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Perbedaan kemampuan dan potensi pada anak ini sudah diakomodasi oleh sistim penilaian
dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum
2013 pada hakikatnya adalah kurikulum yang memperlakukan anak sesuai dengan kemampuan dan potensinya
masing-masing.
Hal ini terbukti melalui
sistem penilaian yang didasarkan pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Salah satu sistem penilaian Kurikulum
2013 adalah e-Raport. Pelaporan perkembangan dan hasil belajar anak menggunakan
aplikasi yang ‘memaksa’ guru mata pelajaran dan wali kelas harus mampu beradaptasi dengan IT.
Guru mata pelajaran merencanakan
penilaian ketiga aspek yang dinilai. Kemudian mendownload daftar nilai anak
dalam bentuk format exel, selanjutnya guru meng-input nilai yang diperoleh
anak dalam ketiga aspek dimaksud.
Di akhir semester, daftar nilai anak
diimpor kembali ke e-Raport untuk diolah. Hasil pengolahan ini didokumentasikan
oleh guru mata pelajaran dan dikirim ke wali kelas.
Para wali kelas akan melengkapi
data yang diperlukan seperti absensi dan catatan lainnya sehingga siap dicetak
dan dibagikan kepada orangtua/wali murid.
Bagaimana dengan peringkat atau ranking
anak? Dalam format buku rapor yang dicetak mungkin tidak terdapat kolom ranking anak. Ini
bukan berarti orangtua/wali murid tidak dapat mengetahui ranking anaknya.
Pada wali kelas sudah ada rekapitulasi
data dan catatan khusus tentang peringkat anak sesuai kategori penilaian.
Saat
penerimaan rapor, guru/wali kelas mengumumkan ranking anak untuk masing-masing
kategori tersebut sehingga anak maupun orangtua/wali murid tidak bertanya-tanya
lagi ke pihak sekolah.
Disinilah perlunya orangtua/wali murid untuk menghadiri undangan pihak sekolah untuk menerima hasil belajar anaknya.***