Tantangan dan Peluang Pendidikan Karakter di Sekolah
Juni 29, 2019
Tantangan
dan peluang penerapan pendidikan karakter di sekolah – Dalam
seminar, penataran atau pelatihan tentang pendidikan karakter sering disuguhkan
oleh pemateri tentang model dan contoh bagaimana penerapan budaya baik di suatu
sekolah. Suguhan pemateri sungguh menarik karena ditampilkan dalam bentuk
gambar maupun tayangan video.
Ilustrasi gambar (pixabay.com)
Apa
yang disajikan itu merupakan upaya untuk
menumbuhkan karakter positif di kalangan siswa. Namun kita juga tahu kalau
model dan contoh itu hanyalah sampel kecil yang sengaja dipilih.
Meskipun
hanya sampel, penayangan tersebut bertujuan agar dicontoh dan ditiru oleh guru
dan diterapkan di sekolah.
Saat
mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kurikulum 2013 di Aula IAIN
Batusangkar beberapa waktu lalu juga dijumpai hal serupa.
DR. Adripen MPd pemateri Bimtek, tampil dengan tema Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah.
Penyajian
diawali dengan tayangan video bagaimana budaya baik dalam penerapan pendidikan
karakter di suatu sekolah dasar.
Tradisi dan budaya siswa di sekolah
benar-benar membuat peserta ratusan orang ternganga menyaksikan tayangan
tersebut.
Di
sekolah sudah menjadi budaya untuk bersalaman antara siswa dengan guru, bekerja
sama (gotong royong), makan bersama, shalat wajib bersama, shalat sunat Dhuha,
membaca buku, dan lain sebagainya.
Tentu
saja hal tersebut pantas dicontoh dan diimplementasikan di sekolah tempat
bertugas masing-masing.
Dalam
interaksi antara pemateri dan peserta terungkap bahwa implementasi pendidikan
karakter di sekolah masih perlu mendapat perhatian serius.
Penerapan pendidikan
karakter dalam bentuk pengembangan budaya baik di sekolah masih mendapat
tantangan dari berbagai sisi.
1.Peran
orangtua di rumah
Tantangan
yang cukup menonjol dan mengemuka adalah belum maksimalnya peran orangtua dalam
mendukung pendidikan karakter di rumah.
Banyak orangtua yang menyerahkan
pendidikan karakter itu pada pihak sekolah.
Di
sisi lain, penerapan budaya baik di lingkungan keluarga masih bersifat doktrin.
Penerapan pendidikan karakter dapat
dilaksanakan melalui contoh dan keteladanan, tidak cukup melalui doktrin
semata.
2.Pengaruh
kemajuan produk teknologi
Selain
itu dampak produk teknologi seperti jaringan dan gadget ikut memberi andil
dalam mempengaruhi karakter anak.
Pihak orangtua di rumah maupun sekolah masih
mengalami kendala dalam membendung dampak kemajuan teknologi tersebut.
Guru
dan orangtua lebih cenderung menyalahkan pengaruh produk teknologi dan kemajuan
zaman.
Padahal pengaruh teknologi dan kemajuan zaman tidak dapat dihindari
melainkan dihadapi dengan berbagai strategi dan metode pendidikan karakter.
3.Kepedulian
masyarakat terhadap anak
Selanjutnya
adalah kurangnya kepedulian masyarakat di sekitar dalam mengontrol perilaku
anak.
Masyarakat kadang-kadang bersiap apatis, tidak dapat berbuat apa-apa dalam
menghadapi perilaku anak yang menyimpang.
Tantangan menjadi peluang
Pihak
sekolah, terutama guru tidak masanya lagi untuk menyalahkan pihak lain dalam
menjalankan misi pengembangan karakter di sekolah.
Waktu anak berada di
lingkungan sekolah semakin banyak sesuai dengan muatan Kurikulum 2013.
Guru
di sekolah, juga tidak mungkin menjauhkan anak dari pengaruh produk teknologi
dan perkembangan budaya kekinian.
Justru guru perlu membiasakan dan menciptakan
kondisi dimana anak dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut tanpa
mengesampingkan nilai-nilai karakter yang baik.
Guru
tidak lagi menyalahkan model pendidikan orangtua di rumah, perkembangan
kemajuan teknologi dan perilaku masyarakat di sekitarnya.
Justru kondisi ini
menjadi tantangan, sekaligus peluang bagi guru di sekolah untuk
menumbuhkembangkan budaya dan nilai-nilai karakter di sekolah.
Masing-masing
guru tidak dapat bekerja sendirian. Kolaborasi antar guru dalam menerapkan
pendidikan karakter lebih diperlukan. Begitu pula dukungan pimpinan sekolah.
Langkah
utama yang diambil pihak sekolah untuk menerapkan pendidikan karakter sesuai
Kurikulum 2013, sebagaimana ditekankan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
kebudayaan Tanah Datar Riswandi SPd MPd saat penutupan Bimtek
Implementasi Kurikulum 2013 adalah membangun jembatan hati antara sesama
guru serta dengan peserta didik.***