Untukmu yang Bukan Siapa siapa
Juni 23, 2019
Pagi ini rasanya malas sekali tubuh ini
beranjak dari tempat tidur. Namun lagi lagi suara itu, memaksaku untuk membuka
mata. Mengharuskanku untuk berangkat dan bersiap menghadapi
kenyataan yang sangat mungkin membuat aku bersedih di tempat itu.
Yah, hari yang aku maksud telah tiba. Menerima berkas hasil belajar! Tapi apa
aku harus gembira,
ataukah menangis meraung-raung??? Hal ini membuat aku melamun memikirkan
perkiraan yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.
“Sudahlah, jalani saja!!!” batinku mengingatkan.
Hummmm, ya sudah, langkah pertama dimulai dengan mengucapkan bismillaahirrohmanirrohiim.
Rasa gugup saat memasuki ruang kelas
itu gimana gitu.
"Akh, ini mah udah ga bakal terima rapor" gumamku.
Aku sedih sekaligus bakal malu jika memang benar aku ga
berhasil membawa lembaran itu pulang. Masalahnya
ada beberapa hal
yang belum tertuntaskan olehku.
"Sudahlah
ma, maaf mungkin kita ga bakal bisa bawa pulang" kataku pada mama.
"Lah, kenapa emang? " tanya mama.
"Masih ada permasalahan yang belum tertuntaskan
olehku"
"Ya, sudah tunggu saja." ujar mama berusaha
menenangkanku.
Detik demi menit pun berlalu, kini giliran namaku
dipanggil. Aku dan mama pun melangkahkan kaki mendekati seorang pria yang masih
muda. Yah benar, beliau adalah wali kelasku.
Senyum ramahnya memecahkan
kesunyian. Betapa terkejutnya saat aku tau bahwa beliau telah menyelesaikan masalahku
dan mempermudah dalam pengambilan berkas.
Kita bukan saudara, bukan siapa-siapa, hanya sebatas guru dan
siswa. Tapi jujur, dalam
dua tahun terakhir,
baru kali ini aku temui wali kelas yang begitu tulus. Kita baru kenal, tapi siapa sangka
kebaikannya membuatku merasa berhutang budi.
Bukan tentang uang yang beliau berikan, tapi tentang
motivasi-motivasi yang dititipkan. Terimakasih
untukmu yang bukan siapa-siapa, tapi
melebihi dari siapa. Semoga Allah membalas kebaikan dan ketulusanmu dengan
berlipat ganda dan semoga Allah mengizinkan kita bertemu disaat siswamu ini
telah menjadi orang.
Hari ini, aku bahagia bisa pulang
dengan membawa lembaran itu. Berkat Allah yang mempermudahku melalui tangannya. (Kiriman : Andini Meysi Ullanda)