Dari Wahana Wisata Sampai Pedayung yang Mengalami 'Crashed' (Bagian 2)
Juni 08, 2019
Dari wahana air sampai pedayung yang mengalami ‘crashed
( bagian 2 ) – Festival Pacu Perahu di hari kedua semakin meriah
dibandingkan saat pembukaan di hari pertama. Apalagi didukung cuaca yang
menguntungkan. Selain itu, pengunjung semakin meningkat karena promosi dari
mulut ke mulut maupun media sosial dan situs/website.
Masyarakat
yang membuka lapak dagang di sepanjang pinggiran Talago Anguih diharapkan juga
kecipratan riski dari pengunjung.
Hal ini memang menjadi salah satu tujuan
penyelenggaraan Festival Pacu Perahu sebagaimana disampaikan oleh Ketua Panitia
penyelenggara, Wendi Aswil pada saat pembukaan even ini kemaren.
Pemanfaatan
wahana wisata air semakin intensif dan fekuensinya semakin meningkat. Ada 4
unit sepeda air yang beroperasi tanpa henti. Dua sepeda air model angsa dan 2
lagi model kuda laut.
Pengunjung dapat menikmati wahana ini dengan tiket
seharga Rp. 20.000,- per satu putaran, memakan waktu sekitar 15 menit.
Selain
itu juga beroperasi wahana perahu motor beratap rendah dan perahu motor tanpa
atap. Kedua jenis wahana wisata ini berkapasitas 15 sampai 25 orang.
Dengan
harga tiket Rp. 5000,- perorang, pengunjung dapat berkelana dua kali putaran,
lebih kurang memakan waktu 15 sampai 20 menit.
Sementara
itu Pacu Perahu juga mengalami peningkatan frekuensi perlombaan. Satu sesi
lomba diikuti oleh 3 tim pedayung.
Satu tim terdiri dari 4 orang dengan insert
Rp. 100.000,- per tim/per perahu. Dan, satu pemenang maju ke babak semi final.
Informasi
dari salah seorang Panitia event Pacu Perahu, Didi Kurnia, babak semi final
direncanakan Jumat, 14 Juni pekan depan. Kepada pengunjung masih banyak
kesempatan untuk berlomba pada babak penyisihan ini.
Crashed kembali terjadi pada hari kedua Festival Pacu Perahu ini. Pada sesi pacu ketiga, satu tim pacu perahu jatuh ke air karena perahunya terbalik, beberapa meter jelang garis finish.
Keempat
orang dalam tim terpaksa mendorong perahu ke dermaga. Kebetulan air telaga
hanya setinggi dada orang dewasa.
Namun
demikian panitia pelaksana perlu lebih waspada dan jeli memperhatikan
keselamatan penumpang perahu motor. Hal ini karena penumpang perahu juga banyak
anak-anak..
Operator perahu motor perlu memperhatikan kapasitas penumpang. Tentu
saja kenyamanan dan keselamatan penumpang lebih diutamakan.
Lihat juga : Launching Talago Anguih, Pengunjung Langsung Membludak (Bagian 1)
Animo masyarakat semakin meningkat untuk berkunjung ke objek wisata air Talago Anguih. Begitu pula untuk memanfaatkan wahana wisata yang tersedia.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat juga 'haus' akan rekreasi bernuansa air. Dan, objek wisata air Talago Anguih, paling tidak telah memenuhi kebutuhan tersebut saat ini.***