Mengenal Fauna Keong

Mengenal keong – Anda pasti sudah sering melihat fauna yang satu ini, keong! Penamaan ini berbeda untuk beberapa wilayah di Indonesia. Misalnya di Jawa Barat disebut dengan keong racun. Di Jawa Tengah dan Timur menyebutnya bekicot atau siput.

Gambar keong di atas diambil di halaman rumah yang lembab karena sebelumnya diguyur oleh hujan deras malam hari.

Habitat keong memang di lingkungan lembab seperti kebun dan sekitar halaman rumah.

Jika anda menemukan bekicot di halaman atau kebun sekitar rumah berarti lingkungan tersebut memiliki kelembaban tinggi, teduh, banyak tanaman basah, bebas polusi zat kimia seperti diterjen dan minyak.
Makanan bekicot adalah daun-daunan atau buah-buahan basah segar atau pun yang setengah membusuk.

Keong atau bekicot merupakan hewan lunak (mollusca) avertebrata, tidak memiliki tulang belakang. Namun tubuhnya dilindungi oleh cangkang yang kuat dan menyerupai spiral dari bahan kapur.

Cangkang keong berfungsi sebagai pelindung sekaligus pertukaran udara untuk pernafasan. Keong bergerak dengan kontraksi otot yang menghasilkan lendir.

Pada bagian kepala terdapat dua tentakel, panjang dan pendek. Tentakel panjang berungsi untuk membedakan gelap dan terang sedangkan tentakel panjang untuk membedakan bau.

Sepintas, nyaris tidak terdapat perbedaan antara keong dengan siput dalam kehidupan sehari-hari. Memang, keong dan siput memiliki perbedaan dan juga persamaan.

Keong memiliki cangkang untuk berlindung dengan warna abu-abu, putih coklat dan hitam. Sedangkan siput tidak memilik cangkang di punggung sehingga bersembunyi di balik daun, kayu atau tanah. Warna cangkang bervariasi
Persamaan keong dan siput adalah sama-sama dari hewan kelas gastropoda yang bergerak dengan perut (gastropoda).

Memiliki sepasang tentakel pada bagian kepala sebagai alat indra.

Selain itu kedua hewan ini mengeluarkan lendir untuk melindungi tubuhnya agar tidak terluka saat bergerak di tanah.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel