Tidak Hanya Mulia, Profesi Guru Semakin Menarik Lagi Menantang!

Tidak hanya mulia, profesi guru semakin menarik lagi menantang – Tak disangsikan lagi, dari dulu sampai sekarang, orang menganggap profesi guru sebagai profesi yang mulia. Hal ini bukan karena guru sudah profesional, bergaji besar dan sejahtera, terutama sejak digulirkannya program sertifikasi oleh pemerintah.

Guru menjadi profesi mulia karena kehadiran guru dalam dunia pendidikan untuk mencerdaskan dan membentuk karakter anak bangsa.

Mengisi ‘batok’ kepala peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan wawasan bermanfaat. Menumbuhkembangkan emosional dan karakter positif pada diri peserta didik.

Kehadiran guru dalam dunia pendidikan juga tidak tergantikan oleh teknologi dan produk teknologi secanggih apapun. Hal ini karena dalam pendidikan memerlukan unsur manusiawi dan ini dimiliki oleh guru namun tidak dimiliki oleh teknologi dan produknya.

Meskipun demikian pengaruh teknologi dan produknya sangat besar terhadap perkembangan kecerdasan dan karakter anak bangsa. Kenapa tidak?

Guru tidak lagi sebagai sumber belajar yang utama bagi peserta didik, menyusul kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang informasi.

Anak didik bisa belajar dimana dan kapan saja dengan bantuan gadget. Hal ini berarti ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar bagi peserta didik.

Mereka juga dapat mengakses ilmu pengetahuan dengan bebas di dunia maya.

Kondisi ini menjadikan profesi guru semakin menarik dan menantang! Guru tidak hanya sekadar mengajar, mentranfer ilmu pengetahuan pada peserta didik di ruang kelas. Lebih dari itu adalah mengelola pembelajaran dengan kreatif dan fleksibel.

Ini suatu keharusan bagi guru jika tidak ingin ‘dilecehkan’ oleh peserta didik di ruang kelas.

Mengelola pembelajaran secara kreatif dan fleksibel berarti mengarahkan proses belajar peserta didik secara kontekstual dan konstruktivistik.

Pembelajaran secara kontekstual merupakan proses belajar dimana guru dapat menghadirkan dunia luar ke dalam ruang kelas.

Hal ini akan mendorong peserta didik termotivasi untuk me-link-kan pengetahuan yang diperolehnya diluar dengan kehidupan nyata sebagai individu, anggota keluarga dan anggota masyarakat.

Pendekatan konstruktivistik akan mengarahkan peserta didik untuk aktif membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya. Hal ini akan mengarahkan mereka untuk belajar secara mandiri.

Idealnya, materi pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga menstimulans motivasi untuk terus mengikuti proses belajar di ruang kelas.
Menarik dan menantangnya profesi guru, bukan karena perilaku sebagian peserta didik yang semakin kebablasan.

Justru tantangan yang dihadapi dalam mengelola pembelajaran semakin dinamis dan menuntut kreativitas dan fleksibelitas guru.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel