Memetik Hikmah Ibadah Kurban

Memetik hikmah ibadah kurban – Hari Raya Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal 10 Zulhijjah, dan tahun 2019  ini jatuh pada hari Minggu, 11 Agustus 2019. Hari Besar Islam ini ditandai dengan pelaksanaan Shalat Idul Adha, ibadah jasadiah dan khususiat.

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Kemudian ibadah ini diikuti dengan ibadah kurban bagi yang mampu melaksanakannya. Antara shalat idul adha dan ibadah kurban terdapat keterkaitan yang erat. Hal ini dapat dipahami melalui Al Qur’an Surat Al Kautsar Ayat 2 yang artinya:
“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
Usai melaksanakan shalat Idul Adha umat muslim yang mampu menunaikan ibadah kurban, ibadah sunat muakkad (ibadah yang sangat dianjurkan).

Qurban (kurban) berarti pendekatan diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah).  Memang berkurban merupakan ibadah sunat muakkad (sunat yang dianjurkan). Namun bagi umat muslim yang mampu akan menjadi ebuah kewajiban untuk berkurban dan makhruh bagi yang mampu berkurban namun tidak melaksanakan ibadah tersebut.

Ibadah kurban atau qurban mengandung hikmah yang perlu dipahami oleh setiap umat muslim. Kemudian diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

1.Ketaatan kepada Allah SWT

Ibadah kurban mengandung nilai ketaatan kepada Allah SWT dalam beribadah wajib maupun sunat. Nilai ketaatan ini kita kutip ketika Nabi Ibrahim As menyembelih putra kesayangannya. Demi ketaatan dan tauhid kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim As dengan ikhlas memenuhi perintah Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, hal paling mudah ditemukan adalah ketika Allah SWT memanggil untuk menunaikan ibadah shalat melalui muazin mengumandangkan lafaz azan.

Apakah umat muslim akan memenuhi panggilan tersebut atau meneruskan pekerjaannya dan tidak peduli dengan panggilan tersebut. Umat muslim yang taat tentu saja akan memenuhi panggilan untuk mengerjakan shalat dan meninggalkan perkerjaanya untuk sementara.

2.Keikhlasan dalam beribadah

Ibadah kurban mengandung nilai keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana halnya Nabi Ibrahim As yang telah ikhlas untuk mengurbankan anaknya Nabi Imail As.

Bagi umat muslim yang menunaikan ibadah kurban, hewan ternak yang akan disembelih telah dibeli dengan harga mahal. Namun ketaatan dan tauhid, hewan ternak tersebut dikurbankan semata-mata mengharap ridho Allah SWT.

3.Akhlak sempurna

Ibadah kurban secara zahir adalah menyembelih hewan dimana waktu dan syarat-syaratnya dikhususkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrab ila Allah). Menyembelih hewan pada hakikatnya adalah menghilangkan sikap hewani yang melekat pada manusia.

Tauhid dan ikhlas kepada Allah SWT merupakan dua hal dari puncak akhlak muslim yang sempurna. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:

“Iman orang-orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, lembut perangainya, bersikap ramah dan disukai pergaulannya.”(HR.Thabrani).
Dengan mengambil hikmah dari ibadah qurban seperti ketaatan dan keikhlasan menunaikan perintah Allah SWT akan terlahir akhlak yang mulia dan mendatangkan kenyamanan dalam hidup sehari-hari. Semoga bermanfaat.***