Tinjauan Ringan Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Tinjauan ringan penyebab terjadinya gempa bumi – Hari ini Minggu 11 Agustus 2019 atau 10 Zulhijjah 1440 H bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Umat muslim di seluruh nusantara merayakan idul adha dengan shalat sunat dan ibadah qurban. Sementara itu , dua peristiwa gempa bumi telah terjadi ‘mengapit’ pelaksanaan shalat Idul Adha dan ibadah qurban tersebut.

Berkaitan dengan itu akan diturunkan artikel berupa tinjauan ringan dalam matra keilmuan fisika tentang terjadinya gempa bumi, menjelang dan sesudah shalat Hari Raya Idul Adha 1440 H tersebut.

Seperti sudah diketahui melalui aplikasi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), dua peristiwa gempa telah terjadi di wilayah Sumatera dalam rentang waktu 5 jam pada hari yang sama, tepatnya di Pariaman dan Bengkulu.
Gempa pertama terjadi subuh buta tadi sekitar pukul 04.11.09 WIB di sebelah Barat Daya Pariaman disusul gempa kedua yang terjadi pukul 09.11.08 WIB sebelah Tenggara Pulau Enggano, Bengkulu.

Uniknya, kedua gempa bumi yang terjadi di Hari Raya Idul Adha 1440H ini memiliki kekuatan (magnitudo) sama 5,3 SR. Pihak BMKG sendiri menyatakan kedua gempa tersebut tidak berpotensi timbulnya tsunami.

Namun terdapat perbedaan dimana gempa bumi yang terjadi di Pariaman bersumber pada hiposentrum kedalaman 28 km sedangkan gempa bumi Bengkulu pada kedalaman 10 km.

Dari Wikipedia diketahui bahwa satu penyebab terjadinya gempa bumi adalah aktivitas  tektonik. Gerakan pergeseran plat (lempeng) tektonik secara mendadak.

Dalam prosesnya, saat terjadinya gerakan pergeseran lempeng tektonik terjadi pelepasan energi yang tersimpan dalam lempeng dan menyebabkan gelombang seismik.

Kondisi ini identik saat dimana sebuah gelang karet ditarik kemudian dilepaskan tiba-tiba.

Gelombang seismik ini pada hakikatnya adalah gelombang longitudinal dimana perambatan energi terjadi akibat adanya usikan/gangguan di dalam kerak bumi. Usikan atau gangguan ini bersumber pada patahan, bahkan ledakan.

Rambatan energi secara longitudinal ini akan menjalar ke seluruh bagian bumi sehingga terekam oleh seismometer.

Penjalaran energi longitudinal ini, dampaknya yang dirasakan di permukaan bumi tergantung pada kedalaman hiposentrumnya.

Dapat diartikan bahwa semakin dekat hiposentrum gempa ke permukaan bumi semakin kuat dirasakan getarannya, begitu pula cakupan jarak yang merasakan efek getaran gempa.

Nah, gempa bumi yang terjadi di Pariaman dan Bengkulu hari ini termasuk jenis gempa bumi dangkal, dimana hiposentrum-nya berada kurang 60 km dari permukan bumi.
Demikian tinjauan sekilas penyebab timbulnya gempa bumi dari segi keilmuan fisika versi matrapendidikan.com. Semoga bermanfaat.***