Tuas Cinta Masa Lalu

Foto sepasang anak SMP menulis di papan tulis yang tampil tiba-tiba di beranda akun facebookku, seakan seakan membuat jantungku berhenti berdetak. Bagaimana tidak? Aku mengenal foto siswa dan siswi itu. Siswa yang bercelana pendek warna dongker adalah aku. Sedangkan siswi yang berdiri di sebelah kiriku adalah Nurhaida.
Ya, Nurhaida! Tapi nama pengirim postingan gambar tanpa keterangan di media sosial facebook itu bukanlah Nurhaida, sosok yang pernah kukenal dan dekat denganku semasa SMP dulu
Niken? Ya, pengunggah foto itu namanya Niken dan menggunakan foto profil Pesanggrahan Danau Singkarak! Kucoba membuka tentang profil Niken namun tidak ada keterangan apa-apa.
Aku jadi ingat, ketika Niken minta pertemanan sebulan yang lalu langsung aku konfirmasi tanpa mengecek data personalnya.
Kini aku yakin, Niken itu adalah Nurhaida!.
“Maaf, apa ini Nurhaida…?” tulisku bertanya di messenger. Aku menunggu jawabannya karena kulihat Niken masih aktif online.
Niken tak menggubris pertanyaanku. Kini mataku kembali mengamati foto yang diunggah oleh teman facebook yang bernama Niken.
Ternyata kamu masih menyimpan foto kita Niken.., eh, Nurhaida, kataku membatin. Di foto itu, aku dan kamu berwajah imut namun lucu. Aku tak lagi memiliki foto itu karena sudah aku bakar, setalah kamu memutuskan hubungan kita.
Warna foto itu sudah mulai nampak pudar dimakan perjalanan sang waktu. Namun cerita di balik foto itu seakan jelas diputar di dalam ingatanku. Apalagi kisah cinta monyet masa SMP dulu, sudah abadi dalam buku biografi yang kutulis sendiri.
Aku tidak paham apa maksudmu mengirim foto masa SMP dulu di akun facebook. Bukannya aku marah. Tidak. Aku tidak marah. Hanya saja aku tidak mengerti maksudmu memposting foto itu di beranda teman-teman facebook….
Aku tersentak. Tanda pesan masuk di messenger berbunyi. Spontan aku membukannya….
“Kalau bukan Nurhaida, gimana…?”
“Aku berharap, kamu memang Nurhaida. Tapi seandainya itu bukan kamu, dimana foto aku bersama Nurhaida itu kamu dapatkan? Dan, kenapa mengunggah foto itu?” balasku balik bertanya.
“Coba refresh halaman facebookmu Dedy, nanti kamu akan tahu Niken atau Nurhaida atau bahkan yang lainnya!
Nurhaida…!!! Aku mendesis kaget saat merefresh halaman facebook. Ternyata akun dengan nama Niken tadi berubah menjadi Nurhaida. Kini foto profilnya juga sudah diganti dengan foto Nurhaida bersama suami dan anak-anaknya.
Nada mesenger berdenting lagi.
“Maafkan aku ya, mungkin foto yang aku upload di facebook ini tidak berkenan bagimu. Tapi ketahuilah aku tiba-tiba teringat kembali kisah lama kita semasa di SMP dulu. Tidak ada maksud apa-apa.” tulis Nurhaida.
“Bukan begitu, Haida... Habis, kamu pakai nama samaran segala untuk mengupload foto jadul semasa kita SMP dulu,” jawabku.
“Jadi, kamu nggak marah, Dedy?””
“Nggak koq…Toh, itu hanyalah foto masa lalu kita yang tidak mungkin kembali lagi,”
“Haiii…kamu masih puitis seperti dulu, Ded…!”
“Oh, ya?”
“Iya, serius…”
“Tapi, sekarang kita sudah hampir memasuki masa tua, Haida…”
“Tua-tua keladi, makin tua semakin jadi, hehehe…”
Aku tersenyum sendirian.
Ah, foto jadul sepasang anak SMP yang diupload Nurhaida telah menjadi tuas untuk mengungkit masa lalu yang sedih bagiku.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel