Tuas Cinta Masa Lalu
September 27, 2019
Foto sepasang anak SMP menulis di papan tulis yang tampil tiba-tiba di beranda akun facebookku, seakan seakan
membuat jantungku berhenti berdetak. Bagaimana tidak? Aku mengenal foto siswa
dan siswi itu. Siswa yang bercelana pendek warna dongker adalah aku. Sedangkan siswi yang berdiri di sebelah kiriku adalah Nurhaida.
Ya,
Nurhaida! Tapi nama pengirim postingan gambar tanpa keterangan di media sosial
facebook itu bukanlah Nurhaida, sosok yang pernah kukenal dan dekat denganku semasa
SMP dulu
Niken?
Ya, pengunggah foto itu namanya Niken dan menggunakan foto profil Pesanggrahan
Danau Singkarak! Kucoba membuka tentang profil Niken namun tidak ada keterangan
apa-apa.
Aku
jadi ingat, ketika Niken minta pertemanan sebulan yang lalu langsung aku konfirmasi tanpa
mengecek data personalnya.
Kini
aku yakin, Niken itu adalah Nurhaida!.
“Maaf,
apa ini Nurhaida…?” tulisku bertanya di messenger. Aku menunggu jawabannya
karena kulihat Niken masih aktif online.
Niken
tak menggubris pertanyaanku. Kini mataku kembali mengamati foto yang diunggah
oleh teman facebook yang bernama Niken.
Ternyata
kamu masih menyimpan foto kita Niken.., eh, Nurhaida, kataku membatin. Di foto
itu, aku dan kamu berwajah imut namun lucu. Aku tak lagi memiliki foto itu
karena sudah aku bakar, setalah kamu memutuskan hubungan kita.
Warna
foto itu sudah mulai nampak pudar dimakan perjalanan sang waktu. Namun cerita
di balik foto itu seakan jelas diputar di dalam ingatanku. Apalagi kisah cinta
monyet masa SMP dulu, sudah abadi dalam buku biografi yang kutulis sendiri.
Aku
tidak paham apa maksudmu mengirim foto masa SMP dulu di akun facebook. Bukannya
aku marah. Tidak. Aku tidak marah. Hanya saja aku tidak mengerti maksudmu
memposting foto itu di beranda teman-teman facebook….
Aku
tersentak. Tanda pesan masuk di messenger berbunyi. Spontan aku membukannya….
“Kalau
bukan Nurhaida, gimana…?”
“Aku
berharap, kamu memang Nurhaida. Tapi seandainya itu bukan kamu, dimana foto aku
bersama Nurhaida itu kamu dapatkan? Dan, kenapa mengunggah foto itu?” balasku balik
bertanya.
“Coba
refresh halaman facebookmu Dedy, nanti kamu akan tahu Niken atau Nurhaida atau
bahkan yang lainnya!
Nurhaida…!!!
Aku mendesis kaget saat merefresh halaman facebook. Ternyata akun dengan nama
Niken tadi berubah menjadi Nurhaida. Kini foto profilnya juga sudah diganti
dengan foto Nurhaida bersama suami dan anak-anaknya.
Nada
mesenger berdenting lagi.
“Maafkan
aku ya, mungkin foto yang aku upload di facebook ini tidak berkenan bagimu.
Tapi ketahuilah aku tiba-tiba teringat kembali kisah lama kita semasa di SMP
dulu. Tidak ada maksud apa-apa.” tulis Nurhaida.
“Bukan
begitu, Haida... Habis, kamu pakai nama samaran segala untuk mengupload foto
jadul semasa kita SMP dulu,” jawabku.
“Jadi,
kamu nggak marah, Dedy?””
“Nggak
koq…Toh, itu hanyalah foto masa lalu kita yang tidak mungkin kembali lagi,”
“Haiii…kamu
masih puitis seperti dulu, Ded…!”
“Oh,
ya?”
“Iya,
serius…”
“Tapi,
sekarang kita sudah hampir memasuki masa tua, Haida…”
“Tua-tua
keladi, makin tua semakin jadi, hehehe…”
Aku
tersenyum sendirian.
Ah,
foto jadul sepasang anak SMP yang diupload Nurhaida telah menjadi tuas untuk
mengungkit masa lalu yang sedih bagiku.***