Lomba Menulis Artikel, Catatan Kecil buat Pelajar dan Guru
Oktober 25, 2019
Lomba menulis artikel, catatan kecil buat pelajar dan guru - Mengadakan
lomba menjadi salah satu cara ampuh dalam menumbuhkembangkan motivasi menulis
di kalangan pelajar. Hal ini disadari dan dipahami betul oleh pihak Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Tanah Datar, Sumatera Barat.
Menyikapi
hal tersebut, pihak dinas mengadakan Lomba Menulis Artikel, khusus untuk siswa
SMP se-Kabupaten Tanah Datar yang diselenggarakan Kamis (24/10) lalu. Sedangkan sehari
sebelumnya juga telah diselenggarakan Lomba Bercerita untuk siswa SD.
Seperti
yang dikemukakan oleh Erizal Ramli,SH Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Tanah Datar saat membuka lomba, bercerita dan menulis berawal dari kegiatan
membaca.
“Membaca
tidak hanya sekadar baca melainkan memahami apa yang dibaca sehingga mendorong
pelajar untuk bercerita dan menulis” kata Erizal Ramli.
Baca : Erizal Ramli Buka Lomba, Mila Keluar Sebagai Juara Menulis Artikel
Oleh
sebab itu pada usia SD dan SMP, pihak keluarga dan sekolah perlu meningkatkan
kemampuan bagaimana memahami bacaan. Kemampuan ini akan mendorong pelajar untuk
membaca.
Dapat
dipahami, kemalasan membaca berawal dari ketidakmampuan pelajar untuk memahami bacaan.
Lomba
bercerita dan menulis artikel akan mendorong siswa untuk membaca. Inilah esensi
tujuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tanah Datar mengadakan Lomba bercerita
dan menulis artikel di kalangan pelajar.
Ada
yang menarik disampaikan oleh Drs. Marjohan, M.Pd. saat memberikan penjelasan
kriteria penilaian dalam Lomba Menulis Artikel bagi siswa SMP se-Tanah Datar.
Menulis
itu sebuah kebiasaan yang menjadi hobi. Hobi akan melahirkan sesuatu yang
bermakna bagi diri sendiri maupun orang lain.
“Hobi
menulis juga menghasilkan uang, lho? Menulis kreatif dan dikirim ke media atau
mengikuti lomba” kata Uncle Jo di hadapan peserta lomba menulis artikel.
Di
lembaga sekolah, membangkitkan minat dan menumbuhkan kemauan untuk menulis.
Tentu saja tidak menjadi pekerjaan yang ringan. Karena harus diawali dengan
kebiasaan membaca. Jika kebiasaan membaca masih rendah maka minat menulis pun
jadi demikian.
Gerakan
Literasi di lembaga sekolah, memang sudah lama didengungkan. Namun gemanya
seakan hilang-hilang timbul, laksana orang yang tak bisa berenang dan tercebur
ke dalam sungai. Atau bak gabus pengapung pancing yang hilang timbul karena
umpannya dimakan ikan.
Namun
demikian, upaya untuk membangkitkan minat dan budaya baca tidak akan pernah
berhenti di lingkungan keluarga, masyarakat dan di lingkungan sekolah.
Yang
pasti, lomba menulis artikel yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Tanah
Datar, kiranya menjadi motivasi bagi pelajar maupun guru pendamping untuk
menyelenggarakan ajang serupa di sekolah masing-masing.***