Pengisian Kuesioner Rapor Mutu Sekolah Sering Terburu-buru

Pengisian kuesioner rapor mutu sekolah sering terburu-buru – Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah dan siswa perlu mengisi data kuesioner pemetaan mutu sekolah dengan cermat sehingga data yang dihasilkan lebih valid.

Menggambarkan kondisi sekolah yang ril (sebenarnya) sehingga dapat dijadikan acuan dalam menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah). 

Demikian intisari hasil pertemuan pengawas satuan pendidikan dengan komponen sekolah yang berlangsung di ruang pertemuan SMPN 2 Lintau Buo, Rabu (8/10).

Rosyid Mahmudi SPd MPd selaku pengawas satuan pendidikan di hadapan komponen pendidikan sekolah mengingatkan agar pengisian kuesioner pemetaan mutu tentang kondisi sekolah dilakukan secermat mungkin dan sesuai kondisi nyata di sekolah.

“Tujuannya agar diperoleh data sekolah yang valid, sesuai kondisi nyata di sekolah sehingga memudahkan pihak sekolah untuk menyusun RKAS,” tuturnya.

Ia mencontohkan gambaran kondisi capaian sikap siswa di sekolah tentang perilaku yang mencerminkan sikap karakter yang baik dengan nilai 6,00 (bintang 4).

Itu artinya rapor mutu sekolah sudah mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP).

“Renungkan kembali oleh kita semua, apakah capaian angka mutu sekolah memang sudah sesuai dengan kondisi ril di sekolah,” tanya Rosyid beretorika.

Rosyid Mahmudi SPd MPd menilai selama ini para pengisi kuesioner sering terburu-buru, asal diisi, tidak memahami butir-butir kuesioner dan keinginan untuk melaporkan hasil yang terbaik.

Namun hal tersebut sering menghasilkan data rapor mutu sekolah yang tidak valid dan tidak sesuai dengan kenyataan ril di sekolah.
Sementara itu Rosyid Mahmudi SPd MPd juga menyempatkan diri untuk memberikan pencerahan pada guru honor, guru baru dan maha siswa PL IAIN Batusangkar dalam menjalankan tugas di sekolah.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel