Cerpen - Pertanggungjawaban Hati
Desember 27, 2019
Laki-laki paruh baya
bertopi hitam dan mengenakan kaos orange dengan stelan jeans biru usang itu memandang
lurus ke depan. Jauh ke Kampung Hulu di seberang sungai Musi. Kedua tangannya bertumpu pada besi pagar pembatas dermaga pelabuhan wisata untuk menahan kecondongan tubuhnya.
Boat
wisata berlalu lalang hilir mudik dan tongkang pembawa batu bara yang melintas
di tengah sungai tidak lagi menjadi perhatiannya.
Hati Suryadi, lelaki paruh
baya itu mendadak galau manakala teringat kembali ucapan Marisa ketika tadi ia
berjumpa di depan pintu masuk dermaga pelabuhan wisata Sungai Musi.
“Mas,
sekali lagi saya katakan, mas sudah mengetahui kalau saya sudah punya suami dan
anak. Sama dengan mas, juga sudah punya istri dan anak.” ujar Marisa serius dan dingin.
“Iya,
saya tahu, Marisa….”
“Sudahlah
mas, cerita ini tidak usah dilanjutkan lagi” potong Marisa seraya berlalu dan
meninggalkan Suryadi.
Suryadi
melongo menatap punggung Marisa berlalu di tengah keramaian. Ia tidak menyangka
Marisa akan marah dan berbicara tegas dan sedingin itu. Selama berteman dan
bertugas dengan Marisa, tak pernah Suryadi mendengar Marisa setegas itu.
Di matanya, Marisa adalah seorang perempuan sekaligus ibu yang lembut, bertingkah laku maupun bertutur kata. Itu pulalah
yang membuat Suryadi diam-diam suka dan jatuh hati kepada perempuan yang juga
sudah bersuami dan punya anak itu.
Suryadi
menghela nafas.
Tarikan
nafasnya terasa berat, seakan dadanya dihimpit oleh sekian kiloan benda berat. Tiba-tiba ia membalikkan tubuh, membelakangi sungai Musi. Kini ia bersandar di pagar
pembatas dermaga pelabuhan wisata sungai Musi.
Hatinya
mendadak pilu. Ia merasa selama ini sudah tertipu oleh hati dan angannya sendiri.
Pantassss…!
Tiba-tiba
bibir Suryadi mendesis.
Ia kini menyadari kalau Marisa tidak menyukainya
sedikitpun. Akhir-akhir ini memang Marisa terasa menghindari dirinya. Kalau pun
sempat bertemu atau berpapasan, Marisa selalu cuek. Bahkan berusaha untuk membuang
muka dan berusaha untuk menghindari pertemuan.
Suryadi
geleng-geleng kepala sendiri sambil tersenyum sendiri. Seakan menertawakan
kebodohannya dirinya yang tidak tanggap keadaan dan sikap Marisa akhir-akhir
ini terhadap dirinya..
Suryadi
menyadari dan maklum dengan dirinya sendiri kalau ia diam-diam suka dan jatuh
hati kepada Marisa. Ia menyukai Marisa sudah lama dan rasa suka itu datangnya
tiba-tiba. Siapakah orangnya yang mampu menepis datangnya rasa suka pada
seseorang?
Suryadi
pun tidak akan menghianati hati dan perasaannya sendiri. Ia memang suka dan
jatuh hati pada Marisa. Apapun yang terjadi ia telah siap mempertanggungjawabkan
hati dan perasaannya itu dengan berterus terang kepada Marisa.
Dulu,
ketika menyadari ia diam-diam telah jatuh hati pada Marisa. Suryadi berjanji
akan mengatakannya pada Marisa. Ia pun berjanji pada dirinya untuk tidak
merusak Marisa dan keluarganya.
Kalau
tadi Suryadi telah berterus terang tentang perasaannya kepada Marisa. Itu bukan
untuk mengajak Marisa berselingkuh. Tidak. Suryadi hanya butuh sedikit perhatian
dari Marisa.
Suryadi
hanya berharap agar Marisa sudi menyediakan sesudut kecil hati untuk dirinya. Itu saja! Tidak lebih.
Tapi
semua angannya itu salah. Jangankan untuk menyediakan sedikit lorong hati buat Suryadi,
justru Marisa tidak menyukai dirinya..
Kini
Suryadi sudah merasa plong di hati dan perasaannya. Ia telah berhasil
mempertanggungjawabkan perasaan hatinya meskipun Marisa akan membenci dirinya untuk
selama-selamanya.
Biarlah
Marisa menganggap dirinya tidak tahu
diri karena Suryadi hanya mepertanggungjawabkan hati dan perasaannya yang
konyol. Telah terlanjur jatuh hati kepada Marisa selama ini.
Laki-laki
itu memang harus berani menghadapi dan menerima resiko apapun akibat hati dan
perasaannya yang terlanjur konyol, menyukai orang lain yang tak menyukai
dirinya.
Lihat juga : Cerpen Ketika Rindu Tak Selalu Menyiksa
Sementara
itu mentari telah berada beberapa jengkal di atas garis tiang jembatan Ampera pertanda
malam akan tiba ketika Suryadi melangkah meninggalkan Dermaga Pelabuhan Wisata Sungai
Musi.***