Karena Hujan di Bulan Desember
Desember 05, 2019
“Numpang
berhenti dan berteduh ya, buk?” Seorang pemotor minta izin setelah memakirkan
motornya di samping sebuah warung kecil di piggir jalan raya. Ia tak mungkin
meneruskan perjalanan karena hujan turun terlalu deras. Lagi pula ia tidak
mengenakan baju hujan kecuali jaket karet berwarna hitam.
“Oh,
ya, silahkan, Pak,“ sahut sang penjaga warung menoleh sekilas dan meneruskan
pekerjaanya menyusun kue untuk ditaruh di meja warung.
Lelaki
setengah baya, pemotor yang menumpang berteduh membuka helm pelindung dan
jaketnya. Menaruhnya di ujung bangku tempat duduk warung.
Pemotor,
Umaedy tercenung sejenak tatkala sudah duduk di bangku panjang warung.
Sepertinya ia sendiri pengunjung warung jelang tengah hari itu.
“Masih
sepi ya, buk?” ujar Umaedy
“Ya,
begitulah, pak. Maklum dari pagi tadi hujan masih turun dan belum ada tanda
akan berhenti,” sahut perempuan berusia tigapuluhan tahun itu seraya menyusun
kue yang bakal dipajang di meja warung.
Diam-diam
Umaedy memperhatikan perempaun muda dari arah samping. Tidak terlalu cantik
tetapi terpancar aura menarik dan menwan. Kulitnya tidak terlalu putih.
Hidungnya mancung. Bekas jerawat kecil di pipinya tidak merusak aura menarik
perempaun penjaga warung itu.
“Sedia kopi, buk?” tanya Umaedy kemudian.
“Ada,
pak…”
“Saya
butuh kopi, setengah gelas saja cukup, buk”
“Tunggu
sebentar, ya pak?” Suara itu terdengar lembut dan manja.
Umaedy
mengangguk ramah.
“Ini, kopinya…,” Penjaga warung itu menaruh
kopi di atas meja di hadapan Umaedy.
“Hujan
melulu akhir-akhir ini ya, pak?” ujar perempuan itu seraya melirik Umaedy yang
tengah menyedu kopi panas.
“Benar,
buk. Mungkin karena saat ini bulan Desember. Kata orang pintar, bulan Desember
banyak curah hujannya. Bulan penghujan,” balas Umaedy.
Perempuan
itu, Winda, kembali menilik laki-laki tamu warungnya dengan penasaran.
Perasaannya orang ini, mirip seperti laki-laki yang dilihatnya di internet saat
googling.
“Perasaan
saya, kita berteman di facebook ya, buk?”cetus Umaedy seraya menyeruput kopi
yang dihidangkan perempuan penjaga warung.
Winda,
wanita penjaga warung itu tersentak kaget. Ia tak menyangka apa yang sedang
dipikirkannya sama dengan yang sedang dipikirkan tamu warungnya.
“Perasaan
saya juga begitu dari tadi, pak.” Sahut Winda.
Umaedy
menyeruput kopi yang dihidangkan penjaga warung. Luar biasa, enak dan wanginya.
Buatan penjaga warung ini sesuai selera Umaedy.
“Hm…Hampir
tiap minggu bapak lewat disini.” cetus Winda kemudian.
“Iya,
benar. Saya mengantar perbekalan anak di Batusangkar,”
“Anaknya
bapak sekolah disana ya?” balas Umaedy.
“Oh,
begitu…”
“Kalau
boleh tahu, anak-anaknya ibuk pada kemana?” Tanya Umaedy.
“Pergi
sekolah, pak. Masih kecil-kecil, keduanya masih SD,”.
“Bapaknya
anak-anak, kemana, buk?”
“Enggak
tahu, pak…”
“Lho?”
“Sudah
pisah, pak…”
“Oh…Saya
minta maaf, telah lancang mengungkit pribadi ibuk,” ujar Umaedy merasa bersalah
telah menanyakan suami penjaga warung itu.
“Ah, tidak juga pak. Bagi saya itu sudah
biasa, pak.”
“Syukurlah
kalau begitu,”
Umaedy
kembali menyeruput kopi yang sudah mulai dingin. Namun aroma dan sensasinya
masih terasa oleh Umaedy.
Sementara
di luar, hujan sudah mulai teduh.. Kopi di gelas sudah tandas. Umaedy ingin
meneruskan perjalanan.
“Berapa
kopinya, buk?” tanya Umaedy kemudian seraya merongoh dompet di kantong belakang
celananya.
“Kali
ini boleh gratis, sekalian promosi, pak..?” sahut penjaga warung membuat Umaedy
tercegang.
“Banar,
buk?”
Perempuan
itu mengangguk.
“Oh,
terima kasih banyak, buk. Saya jadi ingat, orang jualan online di internet yang
pakai promosi, hehe..”
“Saya
juga jualan online kok, pak…”ujar Winda.
“Wah,
ibuk ini luar biasa,” puji Umaedy.
“Tidak
juga, pak….”
“Kalau
begitu saya pamit, buk..” ujar Umaedy bangkit.
“Iya,
silahkan, pak. Lain waktu mampir lagi disini ya, pak?”
Umaedy
telah berlalu dari warung kecil di pinggir jalan. Sementara Winda mengemasi
gelas minuman tamu warungnya.
Lihat juga : Cerpen Ketika Rindu Tak Selalu Menyiksa
Winda
tersenyum sendiri ternyata pak Umaedy itu orangnya lucu dan asyik kalau
berbicara. Bergegas Winda meraih Androidnya dan membuka akun facebooknya.
Mencari teman facebook yang bernama Umaedy.
Winda
tersenyum sendiri.