Perjalanan Wisata Edukasi Hari Kedua di Kota Pempek Palembang

Perjalanan wisata edukasi hari kedua di kota pempek palembang – Pada hari kedua di Palembang diawali dengan kunjungan ke Pulau Kemaro, kemudian ke Ponpes Al Ihsaniyah Gandus, Sentra Songket dan Jumputan dan Pempek Palembang. Sedangkan malam harinya akan menyelenggarakan RAT Tahun Buku Tahun 2019 KPN SMP Negeri Tigo Jangko.

Pagi itu dalam suasana hujan yang tidak terlalu deras, rombongan wisata anggota KPN sudah sampai di Pelabuhan Wisata Sungai Musi.

Berfoto-foto di dermaga  dengan latar belakang Jembatan Ampera dan kesibukan lalu lintas Sungai Musi.

Tak berapa lama rombongan menaiki bus air menuju Pulau Kemaro. Perjalanan bus air bergerak menantang arus air Sungai Musi.

Setelah berlayar beberapa menit di sebelah kiri akan terlihat pasar 16 Ilir Palembang, Kampung Kapitan, Al Munawaroh dan kampung lainnya.

Kemudian di bagian atas sungai Musi terdapat jalur kereta listrik yang dulunya digunakan untuk mengangkut tim Sea Games dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II menuju stadion Jakabaring.

Penjelasan pemandu wisata Landbow Tour, Rendra Manoppo, Palembang terbagi dua yang di belah oleh sungai Musi. Bagian ulu merupakan pemukiman penduduk. Sedangkan bagian ilir merupakan wilayah perkantoran di Palembang.

Sungai musi memiliki kedalaman lebih kurang 30 meter dengan panjang 750 kilometer.

Di tepi sungai terpanjang di Indonesia ini terdapat beberapa objek wisata Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Pulau Kemaro, Kampung Kapitan, Kampung Arab, Pasar 16 Ilir dan lain sebagainya.

Sebelum memasuki areal laut Pulau Kemaro, Rendra Manoppo menceritakan sejarah asal usul pulau tersebut.

Pulau Kemaro terbentuk dari Delta Sungai Musi sehingga tidak memiliki pantai. Pulau Kemaro artinya pulau yang kemarau, pulau yang tak pernah tenggelam ketika musim pasang.

Di Pulau Kemaro akan ditemukan bangunan bersejarah seperti Pagoda Berlantai 9 setinggi 46 meter dimana masing-masing tingkat setinggi 5 meter. Kemudian ada Klenteng Hok Tjing Rio dimana di dalamnya terdapat makam Siti Fatimah dan Tan Bun An.

Legenda terjadinya Pulau Kemaro sudah ada sejak zaman Sriwijaya. Berkaitan dengan Putri Raja Sriwijaya Siti Fatimah dan putra kerajaan Tiongkok.Tan Bun An. Di depan Klenteng terdapat Batu tertulis legenda Pulau Kemaro.

Sekitar 45 menit perjalanan atau menempuh jarak 6 kilometer rombongan sampai di dermaga Pulau Kemaro.

Setelah berfoto bareng rombongan memasuki Klenteng Hok Tjing Rio dimana di dalamnya terdapat makam Siti Fatimah dan Tan Bun An.

Kemudian rombongan bergerak menuju Pagoda berlantai 9 dengan masing-masing tingkat tingginya 5 meter.

Sebenarnya admin matrapendidikan.com takut berada di tempat ketinggian. Namun untuk menguji nyali dan memacu adrenalin, admin langsung masuk ke Pagoda dan menaiki satu persatu anak tangga sampai ke lantai 9. Wow, capek juga.

Meskipun sebentar, admin melihat sekeliling Pulau Kemaro dari lantai paling atas. Ternyata Pulau Kemaro adalah komplek perindustrian termasuk pabrik pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju serta Sungai Gerong.

Al Qur’an aksasa

Perjalanan selanjutnya adalah melihat Al Qur’an  Raksasa. Al Qur’an Al Akbar ini terdapat di Pondok Pesantren Al Ihsaniyah Gandus Palembang.

Konon menjadi Al Qur’an terbesar dan pertama di dunia.

Menurut keterngan pengurus Pondok Pesantren, pembuatan Al Qur’an terbesar ini atas inisiator ustadz Ki Agus Syofwatillah Mohzaib yang kini menjadi anggota DPR RI Pusat.

Sampai saat ini Al Qur’an yang diukir di atas kayu tembesu (jati) ini baru menyelesaikan 15 juz dan memakan dana lebih kurang 2 Milyard.

Sentra Songket dan Jumputan Palembang

Tujuan wisata selanjutnya adalah Sentra Songket dan Jumputan Palembang di Fikri Songket.

Admin matrapendidikan.com hanya ngopi di ruang khusus Songket Fikri seraya ngobrol dengan kru Landbow Tour seperti Ronaldi Kasman, Rendra Manopo, Marlin Hanifa, M.Farel dan Mas Ayu Fitri.

Sementara para ibuk-ibuk berbelanja songket untuk oleh-oleh dibawa pulang. Di mushala sentra tenun ini kami shalat Ashar berjamaah.di ruang shalat Fikri Songket.

Pempek Palembang

Pempek adalah salah satu kuliner khas Palembang. Asal muasal nama pempek sebagaimana diceritakan pemandu wisata Marlin Hafiza, berasal dari nama Kelesan.

Pada zaman Sriwijaya namanya menjadi Pempek yang berasal dari kata Apek panggilan pada penjual Pempek waktu itu.

Tidak hanya Pempek, kuliner khas Palembang yang lainnya adalah Tek Wan, Mie Celor Martabak Har dan lain sebagainya.
Lihat juga : Nuansa Religius, Dari Masjid Agung Sampai ke Masjid Cheng Ho
Itulah cerita perjalanan wisata di hari kedua diKota Palembang dalam rangka Tour dan dan RAT KPN SMPN Tigo Jangko, Lintau Buo, Kab. Tanah datar, Sumbar.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel