Penerapan Konsep Kemagnetan dalam Produk Teknologi MRI

Penerapan konsep kemagnetan dalam produk teknologi mri – Berbagai produk teknologi yang berkembang dewasa ini banyak menggunakan bahan magnet. Teknologi komunikasi dan transportasi umumnya menggunakan magnet dan prinsip kemagnetan, termasuk teknologi kedokteran.

MRI salah satu penerapan kemagnetan dalam produk teknologi (pixabay.com)

Penerapan kemagnetan dalam produk teknologi antara lain MRI, kereta Maglev dan PLTN. Namun kali ini akan dibahas salah satunya, MRI, untuk para siswa kelas 9 SMP/MTs yang sedang mempelajari konsep Kemagnetan dan Pemanfaatannya.

Apa itu MRI?

MRI singkatan dalam bahasa Inggris, Magnetic Resonance Imaging atau Pemindai Resonansi Magnetik. Alat yang dapat memeriksa dan mendeteksi tubuh manusia bagian dalam dengan menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio serta hasilnya dapat ditampikan ke layar monitor komputer berupa gambar

MRI merupakan alat diagnosa mutakhir sebagai salah satu produk teknologi bidang kedokteran yang menerapkan konsep kemagnetan dan gelombang elektromagnetik.

Menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio sehingga diagnosa dapat dilakukan tanpa operasi dan penggunaan sinar x (rontgen) atau pun bahan radioaktif.

Bagaimana cara kerja MRI?

Alat ini digunakan untuk mendekteksi penyakit bagian dalam tubuh manusia. Orang yang dideteksi kesehatannya harus berada dalam ruang medan magnet yang cukup besar.

Kekuatan magnet yang besar ini bertujuan untuk menjadikan nukleon dalam tubuh berputar dan berbaris sejajar menjadi jarum kompas.

Hal ini dilakukan dengan menembakkan gelombang frekuensi radio untuk menginduksi arah nukleon.

Saat nukleon sejajar akan memancarkan gelombang radio yang diterima layar monitor komputer berupa gambar hasil pemindaian kondisi dalam tubuh.

Penggunaan MRI dianggap cara paling aman digunakan untuk memindai kondisi organ tubuh manusia bagian dalam.

Selain itu MRI juga dapat mendeteksi adanya penyakit pada otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf dan organ tubuh bagian dalam lainnya tanpa melalui pembedahan dan penyinaran rontgen (sinar X).

Konon, MRI tidak hanya sekadar mendeteksi ada tidaknya penyakit seperti tumor, bahkan digunakan untuk merekam pikiran manusia, deteksi dini terhadap gejala epilepsi.

Pemindaian kanker oleh MRI

Sejak beberapa tahun terakhir, telah ditemukan adanya kanker hidup yang menyerap glukosa dari aliran darah manusia.

Hal itu diketahui melalui pemindaian MRI yang menggunakan prinsip kemagnetan.

Nature Medice (2013) menerbitkan sebuah makalah hasil studi dimana sel-sel kanker tumbuh dan berkembang dari asupan gula olahan yang dikonsumsi oleh manusia.

Para ilmuan mengonfirmasi bahwa pertumbuhan dan perkembangan tumor kanker dipicu oleh gula olahan.

Sementara itu University College London (UCL) Inggris melakukan eksperimen menggunakan metode deteksi kanker dengan menggunakan MRI.

Para ilmuan meningkatkan kepekaan pemindai MRI untuk mendeteksi glukosa khusus dalam tubuh.

Padahal sebelumnya pemindaian kanker dilakukan secara tradisional menggunakan suntikan radiasi dosis rendah untuk mengidentifikasi keberadaan tumor. ***

(Sumber: Buku IPA Kelas 9 SMP/MTs Semester 2 Kemdikbud, viva.co.id dan medistra.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel