Dua Tips Jelang Ujian Tengah Semester Sampai Dinamika Remaja dan Orangtua Merasa Kecolongan
Maret 06, 2020
Dua tips jelang ujian tengah semester sampai dinamika remaja dan orangtua merasa kecolongan – Menjelang
ujian tengah semester (UTS) bagi siswa kelas 7 dan 8 serta Tryout Ujian
Nasional (TUN) kelas 9 yang berlangsung Senin sd Jumat (09 sd 13 Maret 2020). Kepala
SMPN 2 Lintau Buo, Titin Susilawati SPd memberikan dua tips penting dalam pencerahannya
pada kesempatan kegiatan Muhadharah, Jumat pagi (06/03/20).
Tips
pertama yang dianjurkan kepala sekolah adalah mengkonsumsi makanan bergizi dan
minum susu.
“Anak
kami sekalian perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi. Usahakan dilengkapi dengan
minum susu dimana untuk mendapatkannya sisihkan uang jajan jika orangtuamu
tidak bisa membelikannya,” ujar kepala sekolah.
Anjuran
ini tentu saja masuk akal mengingat minum susu akan memasok nutrisi penting
bagi otak sehingga dapat meningkatkan kinerja otak dan daya ingat seseorang.
Selain itu minum susu dapat meningkatkan
kesehatan tubuh anak sehingga tetap fit dan bugar dalam menghadapi ujian.
Tips
kedua adalah perbanyak waktu belajar dan mengurangi bermain-main dan keluyuran.
“Kemudian
anak kami perlu mengurangi kebiasaan keluyuran apalagi menggunakan motor sampai
kebut-kebutan di jalan raya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya
perbanyaklah waktu belajar di rumah,” himbau kepala sekolah.
Dinamika sosial remaja
Berkaitan
dengan tips yang dikemukakan kepala SMPN 2 Lintau Buo, dinamika sosial
kehidupan remaja yang teramati sampai saat ini memang menunjukkan kecenderungan
peningkatan.
Tidak
hanya di kota-kota melainkan juga sampai merambah ke pelosok desa.
Hal itu disinyalir
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kemajuan produk teknologi dan
fasilitas lainnya yang diberikan orangtua terhadap remaja.
Anak
sekolah merupakan bagian dari komunitas remaja yang tidak luput dari dampak
kemajuan produk teknologi dan fasilitas dari orangtua.
Produk teknologi semisal
gadget berupa smartphone keren dan bagus sangat digemari oleh anak sekolah.
Aneka
fitur dan aplikasi yang tersedia benar-benar memanjakan dan membuat mereka
banyak menghabiskan waktu bersama gadget tersebut.
Anak-anak
sekolah juga telah diberikan fasilitas kendaraan bermotor oleh orangtua. Anak
sekolah tak perlu lagi menunggu ojek ke sekolah.
Tak salah jika pemandangan di
wilayah pedesaan nyaris mirip dengan kondisi di kota pada pagi hari. Lalu
lintas ramai oleh kendaraan anak sekolah.
Bagi
anak sekolah yang menyadari dan memahami semua itu adalah pemberian orangtua, akan
memanfaatkan semua fasilitas dari orangtua tersebut dengan baik untuk keperluan
belajar.
Sebaliknya,
akan terlena menikmati semua fasilitas itu sehingga membuat anak sekolah menjadi
lalai akan kewajibannya sebagai anak sekolah.
Menghabiskan
banyak waktunya bersama gadget atau tiada hari tanpa gadget. Bermain-main dan
keluyuran ke sana kemari dengan fasilitas motor yang disediakan orangtua.
Orangtua sempat 'kecolongan'
Pihak
orangtua kadang-kadang juga lalai dalam mengawasi anaknya. Dari rumah, anak
benar-benar seperti ingin datang dan belajar di sekolah.
Berpakaian seragam dan
membawa perlengkapan belajar. Ketika minta uang jajan, orangtua sudah percaya
kalau anaknya ingin belajar.
Hal
itu diakui oleh beberapa orangtua murid yang datang ke sekolah karena
terpanggil oleh wali kelas dan guru BK di sekolah.
“Kadang-kadang
kami tidak sempat mengecek ulang ketika anak meminta uang ketika pergi ke sekolah.
Demi anak bersekolah, kami selaku orangtua akan berusaha mati-matian agar kami
dapat memenuhi permintaan anak.
Tidak tahunya, eee.. malah bolos dan alpa. Dari
rumah seperti orang rajin datang dan ingin belajar di sekolah,” ujar Dewi salah
seorang orangtua murid, Jumat (06/03/20).
Lebih
jauh Dewi menuturkan kepada admin matrapendidikan.com bahwa selaku orangtua ia
mempercayakan kepada sekolah agar anaknya dapat belajar dengan baik supaya
hidupnya lebih baik dari orangtuanya kelak.
Dan
pihak sekolah memang telah menunaikan kewajibannya untuk mendidik anak dengan
baik. Buktinya, anak yang tidak sholat pun dicatat setiap hari oleh guru piket.
Apalagi anak yang bolos atau tidak datang ke sekolah. Semuanya sudah didata
dengan baik oleh guru di sekolah.
“Berarti
ibuk telah kecolongan. Bukankah ibuk datang ke sekolah hari ini, dipanggil wali
kelas, lantaran anak ibuk tercatat sering bolos dan tidak masuk sekolah?”
pancing admin matrapendidikan.com.
Namun
sayang sekali sang orangtua terdiam karena kecewa sang anak tidak
disangka-sangka telah membohonginya.
Telah lalai dalam mengecek ulang apakah
anaknya benar-benar belajar dengan baik di sekolah atau tidak.
Sementara pihak
sekolah sudah berusaha sebaik mungkin menjalankan tugasnya mengembangkan
karakter positif pada anak.
Dan
orangtua memang perlu memantau semua aktivitas anak di rumah apalagi akan
memasuki masa ujian tengah semester genap tahun pelajaran 2019/2020 ini.***