Cara Menarik Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak-anak
April 23, 2020
Cara
menarik mengajarkan al qur’an terhadap anak-anak – Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah, puji syukur
bagi
Allah subhanahu wata'ala
yang
telah memberikan kita
nikmat dan karuniaNya.
Tidak lupa
pula
sholawat serta salam atas junjungan Nabi Besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam yang
telah mengajarkan kita agama yang
benar.
Saya sebagai penulis akan membahas mengenai strategi pembelajaran yang
sekiranya bagus dan menarik bagi anak-anak agar mereka semakin semangat dalam mempelajari Al-Quran.
Seperti yang kita
ketahui anak-anak pastinya memiliki
ciri khas dengan bermain karena
sudah menjadi fitrah mereka
sebagai
anak-anak.
Sebagaimana sekarang kita hidup di zaman yang modern ini pastinya banyak
pengaruhnya bagi anak-anak, terutama gadget, salah satu faktor yag membuat anak-anak malas, entah itu malas belajar, malas disuruh orangtua dan lain sebagainya.
Dalam Islam, anak adalah tanggung jawab terbesar bagi
orangtua. Sudah menjadi kewajiban bagi orangtua untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka
ilmu agama agar ketika mereka beranjak dewasa
dapat
meneruskan gemerasi-generasi
insan yang
mulia bagi umat
muslim diseluruh dunia.
Dan Al-Qur’an
merupakan kitab yang mulia
dan
berpahala
bagi orang-orang
yang
membacanya, menghafal dan mengamalkanya, serta banyak lagi
keutaman bagi
orang
yang mempelajari Al-Qur’an.
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri” (QS:
Faathir:29-30).
Dalam
kitab Shahihnya, Imam
Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari
Hajjaj
bin
Minhal dari
Syu’bah dari
Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari
Abu
Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam
bersabda,
“Sebaik baik kalian adalah orang
yang
belajar
Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Masih dalam
hadits riwayat Al-Bukhari dari
Utsman bin
Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Dari hadist-hadist
tersebut dapat kita ketahui betapa pentingnya agama untuk manusia dan al-Qur'an adalah kitab umat muslim yang wajib kita
pelajari
dan pastinya
belajar yang efektif itu dimulai
dari kecil dan tidak lupa
pula memberikan
metode terbaik dan yang menarik bagi anak anak.
Sebelum membahas metode apa
yang
menarik yang dapat
meningkatkan semangat belajar al-Qur'an pada anak anak, mungkin disini saya
akan membahas juga faktor-faktor apa saja yang memengaruhi anak-anak mengapa mereka malas mempelajari al-Quran atau
malas belajar pelajaran dan cara apa yang tepat untuk mengajarkan anak anak al-Qur'an.
Penyebab anak anak malas dalam belajar Alquran
1.Faktor psikologi anak
Dalam psikologi islam banyak rumusan-rumusan masalah yang dapat dipecahkan karena psikologi islam hador untuk menyelesaikan masalah-masalah umat yang belum bisa teratasi.
Jadi tidak semua karakter anak-anak itu sama, ada yang dari mereka anaknya penurut dan ada juga sebaliknya. Dan dalam menyikapinya pun berbeda-beda,.nanti saya akan membahas solusi apa saja yang tepat bagi anak-anak
2.Faktor orang tua
Orangtua adalah pengaruh terbesar bagi anak karena merekalah pendidik awal yang akan mengenalkan anak-anaknya
segala
macam hal.
Jika
orangtuanya cuek atau tidak peduli pada anak maka anak pun memiliki semangat yang kurang dalam
belajar al-Quran.Atau bisa
juga dikarenakan orangtua yang terlalu disiplin kepada
anak-anal sehingga banyak melarang ini dan itu yang membuat anak menjadi tertekan dan bosan dalam belajar al-Quran.
Hal ini bisa timbul kemalasan yang besar terhadap anak dikarenakan dia tidak mendapatkan dunianya.
3.Faktor lingkungan
Faktor lingkungan menjadi berpengaruh karena apabila di lingkungan anak tersebut terdapat sedikit anak-anak seusia mereka dan tidak adanya pengajian untuk anak-anak atau lembaga lembaga khusus yang mempelajari al-Quran untuk anak-anak.
Seperti yang kita ketahui telah banyak TPQ di lingkup masyarakat dan tidak sedikit yang mengikutinya. Adanya lembaga-lembaga pengajaran khusus untuk al-Quran bagi anak-anak akan mempengaruhi semangat mereka karena anak-anak senang berkumpul dengan teman temanya.
4.Guru yang membosankan dan galak
Guru yang
terlalu serius akan menimbulkan kebosanan anak karena anak-anak fitrahnya
tidak suka
terlalu serius. Bahkan mereka
jika
terlalu ditekan akan
susah untuk disiplin. Jadi, anak-anak akan nurut kepada gurunya apabila guru itu
memiliki chemistry yang khas
kepada anak.
Jadi pada guru tersebut mempunyai
sifat yang disiplin melainkan memiliki cara
yang menarik untuk memicu perhatian anak-anak.
Tidak selamanya guru yang tegas dan disiplin itu harus galak apalagi
untuk mengajarkan anak-anak pastinya harus dengan lembut
dan bermain-main asalkan tidak mengganggu proses pembelajaran mereka.
Jadi, faktor faktor di atas yang menurut saya
menjadi penyebab anak-anak kurang
bersemangat dalam mempelajari
al-Quran.
Oleh karena itu sesuai judul di atas saya
akan memberi tahu metode menurut saya tepat dan menarik untuk pembelajaran anak dalam mempelajari al-Quran yang dapat memenuhi target-target dan tujuan yang memuaskan bagi anak anak.
Metode Ummi dalam pembelajaran al-qur'an
Metode Ummi adalah salah satu metode dalam pembelajaran Al-Quran. Ummi
sendiri bermakna ibu yang identik dengan sabar, tabah, dan lembut.
Nah, dalam pembelajaran Al-Quran menggunakan metode ummi ini mengusung tiga prinsip, yakni mudah, menyenangkan, dan menyentuh hati.
Metode Ummi merupakan salah satu metode pembelajaran membaca Al-
Qur’an yang sudah banyak berkembang di Indonesia. Metode Ummi menjadi metode yang mengenalkan cara membaca
Al-Qur’an dengan tartil.
Metode ini sudah terbukti mampu mengantarkan anak-anak untuk membaca
Al-Qur’an dengan tartil. Metode Ummi ini hanya menggunakan 1 lagu yaitu ros dengan dua nada yaitu tinggi dan rendah.
Maka metode ini sangat cocok digunakan untuk pemula karena masih menggunakan nada yang sederhana.
Metode Ummi hadir diilhami oleh model-model pengajaran membaca Al-Qur’an yang sudah tersebar di masyarakat, khususnya dari model yang telah
sukses mengantar banyak anak bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Metode Ummi adalah metode membaca Al-Qur’an yang menggunakan tartil
tanpa menggunakan lagu-lagu
yang banyak sehingga metode ini akan
mudah dipahami terutama oleh pemula.
Dalam pengajarannya, metode ummi memiliki perbedaan
jilid untuk anak-anak dan untuk orang dewasa. Untuk anak-anak, metode ummi
mengajarkan dengan 6 jilid buku.
Sedangkan untuk orang dewasa diajarkan dengan menggunakan 3
jilid buku saja dan
langsung
diteruskan dengan Al-Qur’an. Selain itu, metode ini memilik ibuku tajwid dan buku gharib yang
terpisah dari buku jilidnya.
Ummi bermakna “ibuku” (berasal dari bahasa Arab dari kata “Ummun” dengan tambahan ya’ mutakalim. Kita sebagai manusia harus menghormati dan mengingat jasa Ibu. Tiada orang yang paling berjasa pada kita
semua kecuali orangtua kita, terutama Ibu.
Ibulah
yang telah mengajarkan
banyak hal kepada
kita, juga mengajarkan bahasa pada kita.
Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, metode Ummi menggunakan sebuah pendekatan. Pendekatan itu pendekatan bahasa Ibu yang
pada hakikatnya pendekatan bahasa Ibu itu ada 3
unsur:
a).Direct Methode (Metode langsung)
Yaitu langsung dibaca tanpa di eja/diurai
tidak banyak penjelasan. Atau dengan kata lain
learning
by doing, belajar dengan melakukan secara langsung.
b).Repeatation (diulang-ulang)
Bacaan Al-Qur’an akan
semakin kelihatan keindahan, kekuatan dan
kemudahannya ketika kita mengulang-ulang ayat atau surat dalam Al-Qur’an.
Begitu pula seorang
ibu
dalam mengajarkan bahasa kepada anaknya. Kekuatan,
keindahan dan kemudahannya juga dengan mengulang-ulang kata atau kalimat dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
c).Kasih Sayang Tulus
Kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus dan kesabaran seorang Ibu dalam mendidik anak
adalah
kunci kesuksesannya. Demikian juga seorang guru
yang mengajar Al-Qur’an jika ingin sukses hendaknya meneladani seorang
Ibu agar guru juga dapat menyentuh hati siswa
Kelebihan dan kekurangan metode ummi
a.Kelebihan
Dalam suatu metode pembelajaran al-Qur’an pasti ada yang namanya kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Berikut ini akan dipaparkan kelebihan deri kekuragan metode Ummi yaitu:
1.Menggunakan Pendekatan Ibu.
Metode Ummi adalah
salah satu
metode al-Qur’an yang
menggunakan
filosofi dari kata ibu yang dalam bahasa Arab adalah Ummi.
Maksud dari kata ummi ini adalah
metode ini menggunakan
pendekatan
ibu yang mana ustadz/dzah memerankan dirinya sebagai
ibu, ibu yang kasih sayangnya mengajari anak dengan kesabarannya mengajarkan hal-hal yang baik kepada
anak.
2.Goodwill Menejemen
Institusi yang
pembelajaran
al-Qur’an baik hampir dapat dipastikan
bahwa pengelolaannya memiliki perhatian
terhadap
pembelajaran
al-Qur’an. Pengelola berperan cukup besar pada iklim kerja yang kondusif sehingga dapat meningkatkan prestasi secara optimal.
3.Sertifikasi Guru/Mutu Guru
Sertifikasi guru adalah proses pertama dan utama yang untuk menjamin mutu
sebuah hasil. Sertifikasi guru merupakan proses standarisasi mutu pada
setiap
guru
yang akan
mengajarkan atau menggunkan metode Ummi.
Adapun
kualifikasi guru dalam metode Ummi yaitu Tartil dalam membaca al-Qur’an,
menguasai Ghorib dan Tajwid dasar. Terbiasa membaca al-Qur’an setiap
hari, menguasai metodologi Ummi,
Berjiwa da’i dan murobbi, Disiplin waktu, dan
Komitmen pada mutu.
4.Sistem Berbasis Mutu
Sistem Berbasis Mutu adalah sistem yang berorientasi untuk
menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan menetapkan sejumlah proses
yang harus ada dan bisa mencapai suatu mutu yang bagus dan berkualitas
sehingga dicapainya mutu yang
lebih
baik.
b.Kekurangan
1.Buku pegangan /buku jilid yang
terlalu banyak
Kekurangan yang pertama yakni halaman pada buku jilid Ummi ini terlalu banyak, yakni sampai 40 halaman. Padahal biasanya buku-buku jilid lainnya itu hanya berkisar 20-25
halaman.
2.Target Waktu
Setiap metode pembelajaran al-Qur’an memiliki target waktu agar santri
mempu membaca al-Qur’an dengan baik dan
benar. Dengan terlalu banyaknya jumlah
buku dan jumlah halaman
pada metode Ummi, maka maka target
pencapaianpun semakin lama. (Kiriman : Alifya Tasanti*)
Alifya Tasanti
Siswa sekolah tinggi ilmu tarbiyah madani yogyakarta,bantul
Tujuan penulis : untuk memenuhi tugas strategi pembelajaran