Pandemi Covid-19, Terancamnya Pendidikan di Pelosok Desa

Pandemi covid-19, terancamnya Pendidikan di pelosok Desa - Pada Senin bulan lalu (2/3/2020), Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo merilis dua WNI di Indonesia yang positif terjangkit virus Corona baru alias Covid-19. 

Menurut pak Presiden, dua WNI itu tersebut sempat kontak. Tengan warga negara Jepang yang terdeteksi virus Corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. 

Namun sayang, belum terlihat peran negara yang benar-benar serius melindungi warganya. Terbukti, akhirnya Indonesia tidak Zero Corona Virus.

Pandemi covid-19 yang menyebar diseluruh pelosok negeri, salah satunya adalah negara kita Indonesia. 

Penularan virus ini melalui cairan dan korban yang positif kian hari kian betambah banyak, sehingga berdampak pada dunia penddidikan.

Hal ini diakui oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Kamis (5/3), bahwa wabah virus Corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan.

Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya diseluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.

Sekolah-sekolah dan universitas pun harus memberhentikan aktivitas pendidikan. Hal ini atas kebijakan dari pemerintah dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan sistem jarak jauh. Memanfaatkan teknologi untuk mengantisipasi pencegahan penularan dan penyebaran virus serta memotong rantai penularan covid-19.

Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua warga indonesia mempunyai alat komunikasi seperti hp, televisi ataupun alat lainnya. Khususnya,  yang tinggal di daerah pelosok desa. 

Baca juga : Dana BOS Boleh untuk Beli Pulsa, Mekanismenya?
Apalagi akses internet  sulit dijangkau dan jaringan yang kurang memadai. Sehingga kegiatan pembelajaran tersendat dan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kematangan hasil dan proses pendidikan.

Bila hal ini tidak segera diberikan solusi, bagaimana nasib pendidikan mereka? Pembelajaran terbengkalai, tugas pun juga tersendat. Walaupun beberapa perusahaan telah memberikan bantuan berupa kuota gratis seperti perusahaan PT.Telkom, PT.indosat dan beberapa perusahaan lainnya. Karena akses internet yang sulit dijangkau tersebut.

Nah, hal tersebut menjadikan mereka sulit dalam menjangkau akses internet, juga sulit untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah diprogram oleh mentri pendidikan melalui pogram belajar dari rumah pada channel TVRI dan live streaming melalui aplikasi.

Lihat juga : Belajar Dari Rumah Via TVRI Serta Linknya
Bila hal ini terus-menerus dibiarkan dan tidak diberikan solusi,maka akan terancam pendidikan bagi mereka. Hal-hal seperti ini,  Kira-kira bagaimana pemerintah menyikapi hal ini? Kita tunggu kabar selanjutnya. Sekian dan terima kasih. 

(Kiriman : Jurotul A'yuni, Mahasiswa STITMA Yogyakarta)