Pendidikan Masa Covid-19: Belajar Cerdas Ala Sahabat Nabi

Pendidikan masa covid-19: Belajar cerdas ala sahabat nabi - Menurut Al Qur’an, kemampuan belajar yang dimiliki seseorang merupakan sebuah karunia dari Allah ta'ala.

Selain nikmat persepsi dan pikiran, manusia juga dibekali dengan kesiapan alamiah untuk belajar serta memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan keahlian.

Dengan belajar inilah nampak perbedaan manusia dengan makhluk Allah lainnya, Karena dengan belajar manusia diharapkan dapat mencapai kesempurnaan insani yang luar biasa.

Dimana Allah menganugerahkan akal kepada manusia untuk berfikir dan menjadi pemimpin di dunia (khalifatullah filardh).

Dalam Al Qur’an, kata al-‘ilm dan turunannya diulang sebanyak 780 kali, sebagaimana yang termaktub dalam wahyu yang pertama kali turun, yaitu QS al-‘Alaq ayat 1-5

اقْرَأْبِاسْمِرَبِّكَالَّذِيخَلَقَ(1) خَلَقَالْإِنْسَانَمِنْعَلَقٍ (2) اقْرَأْوَرَبُّكَالْأَكْرَمُ (3) الَّذِيعَلَّمَبِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَالْإِنْسَانَمَالَمْيَعْلَمْ

Artinya:
 “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaranqalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ayat ini adalah bukti bahwa Al Qur’an memandang belajar sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dimana kegiatan ini dapat berupa menelaah, menyampaikan, mencari, mengkaji, meneliti dan sebagainya.

Tidak ada batasan dalam menuntut ilmu. Setiap orang yang berasal dari berbagai kalangan, berbagai rentang usia, memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.

Mereka tidak mengalami perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap muslim memiliki kewajiban yang sama dalam mencari ilmu. Ilmu dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja.
Saat ini seluruh dunia mengalami suatu wabah penyakit yang berbahaya dan menular yang di kenal dengan covid-19. Tentunya dengan adanya wabah ini berdampak juga pada dunia pendidikan.

Pandemi ini memberikan tantangan-tantangan baru bagi para penuntut ilmu agar tetap bersemangat dalam belajar dan mencari ilmu meski dalam keadaan susah sekalipun.

Sebenarnya wabah penyakit menular ini sudah pernah terjadi pada zaman Rasulullah shalallahu 'alahiwasallam, tetapi kondisi itu tidaklah mengurangi semangat para sahabat dan umat Islam sedikitpun untuk tetap belajar dan menuntut ilmu sebagaimana biasanya, karena menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim.

Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam:

عَنْأَنَسِبْنِمَالِكٍقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِ -صلىاللهعليهوسلم- « طَلَبُالْعِلْمِفَرِيضَةٌعَلَىكُلِّمُسْلِمٍ

Artinya,
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Menuntut ilmu itu adalah kewajiban atas setiap umat muslim'(H.R. Ibnu Majah)


Dapat kita ketahui pada hadits di atas bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak membatasi tempat maupun waktu/masa dalam menuntut ilmu. Sebab orang yang mencari ilmu sudah pasti tidak bisa dipisahkan dari tempat dan terjadi di dalam waktu/masa.

Maka dari itu dengan adanya wabah pandemi ini seharusnya tidaklah menjadi alasan untuk tidak belajar dan fakum dalam mencari ilmu.

Marilah sama-sama kita contoh dan teladani para sahabat Nabi shalallahu alaihi wassalam yang senantiasa semangat di dalam beramal dan menuntut ilmu. Dan untuk meneladani nya tentu saja kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar yang mereka gunakan.

Prinsip belajar yang mereka gunakan adalah prinsip  belajar berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. Adapun prinsip-prinsip tersebut di antaranya:

a.Prinsip motivasi

Motivasi (motivation) merupakan hal yang sangat penting dalam belajar. Orang yang memiliki motivasi kuat, maka orang tersebut akan mencurahkan segala kemampuannya untuk mempelajari hal-hal tertentu, hingga ia mendapatkan atau mengetahuinya.

b.Prinsip penggulangan (muraja'ah)

Dalam Al Qur’an terdapat banyak informasi yang diulang-ulang yang diungkapkan dalam berbagai ayat, baik yang redaksinya sama maupun mirip. Hal ini terutama terkait dengan informasi atau ayat-ayat tentang tauhid (keimanan), ibadah, hal-hal ghaib serta kisah-kisah para nabi. Hal tersebut bertujuan untuk mengukuhkan hati para pembacanya.

c.Prinsip perhatian

Perhatian merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Jika belajar lepas dari perhatian, maka akan terjadi pengaburan informasi yang diterima, sehingga informasi-informasi yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik.

d.Pertisipasi aktif

Tidak hanya pengetahuan tentang ibadah yang didorong dan wajib untuk diketahui, tapi juga bagaimana cara mengamalkan konsep ibadah dan ilmu/pengetahuan apa saja yang telah kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang hamba Allah, tidak cukup meyakini adanya Allah dan Dia_lah yang mengutus Rosul_Nya, tetapi ia juga wajib melaksanakan dan mempraktikkan keyakinan dalam bentuk amaliah ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dll.

d.Konsentrasi

Konsentrasi sangat dibutuhkan dalam belajar, Seseorang dapat mencapai tingkat kesempurnaan pemahaman jika memiliki konsentrasi yang baik, karena manusia tidak akan mampu belajar dengan baik jika tidak memiliki konsentrasi yang baik pula.

e.Belajar secara bertahap gradual

Prinsip belajar secara bertahap (gradual) merupakan suatu proses belajar yang dilakukan secara sedikit demi sedikit atau bertahap, tidak instan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, jika belajar itu diperoleh dengan proses secara bertahap, tidak instan.

f.Pembagian waktu belajar

Cara ini terbukti efektif diterapkan,karena mempermudah dalam proses belajar dan dapat membantu menghilangkan rasa bosan dan juga kepayahan.

Demikianlah beberapa prinsip-prinsip belajar menurut Al-Qur’an dan hadits yang digunakan para sahabat di dalam belajar dan menuntut ilmu. Tentunya kita juga dapat mencontoh dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat belajar dengan lebih baik dan sukses seperti para sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam.
Dan tidak lupa juga kita untuk selalu berdoa agar setiap ilmu yang kita dapatkan menjadi ilmu yang baroqah dan bermanfaat. (Kiriman : Mifta Nuljannah*)



Artikel di tulis oleh:Mifta Nuljannah
Mahasiswi,Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani(STIMA), Yogyakarta.
Program Pendidikan:Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Penulis 2:Husna Nashihin

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel