Pendidikan Masa Covid-19: Belajar Cerdas Ala Sahabat Nabi
April 22, 2020
Pendidikan
masa covid-19: Belajar cerdas ala sahabat nabi - Menurut Al Qur’an, kemampuan
belajar yang dimiliki seseorang merupakan sebuah karunia dari Allah
ta'ala.
Selain
nikmat persepsi dan pikiran, manusia juga dibekali dengan kesiapan alamiah
untuk belajar serta memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan
keahlian.
Dengan
belajar inilah nampak perbedaan manusia dengan makhluk Allah lainnya, Karena
dengan belajar manusia diharapkan dapat mencapai kesempurnaan insani yang
luar biasa.
Dimana
Allah menganugerahkan akal kepada manusia untuk berfikir dan menjadi pemimpin
di dunia (khalifatullah filardh).
Dalam Al
Qur’an, kata al-‘ilm dan turunannya diulang sebanyak 780 kali, sebagaimana
yang termaktub dalam wahyu yang pertama kali turun, yaitu QS al-‘Alaq ayat 1-5
اقْرَأْبِاسْمِرَبِّكَالَّذِيخَلَقَ(1)
خَلَقَالْإِنْسَانَمِنْعَلَقٍ (2) اقْرَأْوَرَبُّكَالْأَكْرَمُ (3) الَّذِيعَلَّمَبِالْقَلَمِ
(4) عَلَّمَالْإِنْسَانَمَالَمْيَعْلَمْ
Artinya:
“(1)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha
Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaranqalam (alat tulis) (5)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat
ini adalah bukti bahwa Al Qur’an memandang belajar sebagai hal yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Dimana kegiatan ini dapat berupa menelaah,
menyampaikan, mencari, mengkaji, meneliti dan sebagainya.
Tidak
ada batasan dalam menuntut ilmu. Setiap orang yang berasal dari berbagai
kalangan, berbagai rentang usia, memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut
ilmu.
Mereka
tidak mengalami perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap muslim memiliki kewajiban
yang sama dalam mencari ilmu. Ilmu dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja.
Baca juga: Belajar Itu Kapan dan Dimana Saja
Saat
ini seluruh dunia mengalami suatu wabah penyakit yang berbahaya dan menular
yang di kenal dengan covid-19. Tentunya dengan adanya wabah ini berdampak
juga pada dunia pendidikan.
Pandemi
ini memberikan tantangan-tantangan baru bagi para penuntut ilmu agar tetap
bersemangat dalam belajar dan mencari ilmu meski dalam keadaan susah sekalipun.
Sebenarnya
wabah penyakit menular ini sudah pernah terjadi pada zaman Rasulullah shalallahu
'alahiwasallam, tetapi kondisi itu tidaklah mengurangi semangat para sahabat
dan umat Islam sedikitpun untuk tetap belajar dan menuntut ilmu sebagaimana
biasanya, karena menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap
muslim.
Sebagaimana
sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam:
عَنْأَنَسِبْنِمَالِكٍقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِ
-صلىاللهعليهوسلم- « طَلَبُالْعِلْمِفَرِيضَةٌعَلَىكُلِّمُسْلِمٍ
Artinya,
“Dari
Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
‘Menuntut ilmu itu adalah kewajiban atas setiap umat muslim'(H.R. Ibnu Majah)
Dapat
kita ketahui pada hadits di atas bahwa Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam tidak membatasi tempat maupun waktu/masa dalam menuntut ilmu. Sebab
orang yang mencari ilmu sudah pasti tidak bisa dipisahkan dari tempat dan
terjadi di dalam waktu/masa.
Maka
dari itu dengan adanya wabah pandemi ini seharusnya tidaklah menjadi
alasan untuk tidak belajar dan fakum dalam mencari ilmu.
Marilah
sama-sama kita contoh dan teladani para sahabat Nabi shalallahu alaihi
wassalam yang senantiasa semangat di dalam beramal dan menuntut ilmu. Dan
untuk meneladani nya tentu saja kita harus mengetahui prinsip-prinsip belajar
yang mereka gunakan.
Prinsip
belajar yang mereka gunakan adalah prinsip belajar berdasarkan Al-Qur’an
dan hadits. Adapun prinsip-prinsip tersebut di antaranya:
a.Prinsip motivasi
Motivasi
(motivation) merupakan hal yang sangat penting dalam belajar. Orang yang
memiliki motivasi kuat, maka orang tersebut akan mencurahkan segala kemampuannya
untuk mempelajari hal-hal tertentu, hingga ia mendapatkan atau mengetahuinya.
b.Prinsip penggulangan (muraja'ah)
Dalam
Al Qur’an terdapat banyak informasi yang diulang-ulang yang diungkapkan dalam
berbagai ayat, baik yang redaksinya sama maupun mirip. Hal ini terutama
terkait dengan informasi atau ayat-ayat tentang tauhid (keimanan), ibadah,
hal-hal ghaib serta kisah-kisah para nabi. Hal tersebut bertujuan untuk
mengukuhkan hati para pembacanya.
c.Prinsip perhatian
Perhatian
merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Jika belajar
lepas dari perhatian, maka akan terjadi pengaburan informasi yang diterima, sehingga
informasi-informasi yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik.
d.Pertisipasi aktif
Tidak
hanya pengetahuan tentang ibadah yang didorong dan wajib untuk diketahui, tapi
juga bagaimana cara mengamalkan konsep ibadah dan ilmu/pengetahuan apa saja
yang telah kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang
hamba Allah, tidak cukup meyakini adanya Allah dan Dia_lah yang mengutus
Rosul_Nya, tetapi ia juga wajib melaksanakan dan mempraktikkan keyakinan dalam
bentuk amaliah ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dll.
d.Konsentrasi
Konsentrasi
sangat dibutuhkan dalam belajar, Seseorang dapat mencapai tingkat
kesempurnaan pemahaman jika memiliki konsentrasi yang baik, karena manusia
tidak akan mampu belajar dengan baik jika tidak memiliki konsentrasi yang baik
pula.
e.Belajar secara bertahap gradual
Prinsip
belajar secara bertahap (gradual) merupakan suatu proses belajar yang dilakukan
secara sedikit demi sedikit atau bertahap, tidak instan. Sebagaimana
dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, jika belajar itu diperoleh
dengan proses secara bertahap, tidak instan.
f.Pembagian waktu belajar
Cara ini terbukti efektif diterapkan,karena mempermudah dalam proses
belajar dan dapat membantu menghilangkan rasa bosan dan juga kepayahan.
Demikianlah
beberapa prinsip-prinsip belajar menurut Al-Qur’an dan hadits yang digunakan
para sahabat di dalam belajar dan menuntut ilmu. Tentunya kita juga dapat
mencontoh dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat belajar dengan
lebih baik dan sukses seperti para sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam.
Dan
tidak lupa juga kita untuk selalu berdoa agar setiap ilmu yang kita dapatkan
menjadi ilmu yang baroqah dan bermanfaat. (Kiriman : Mifta
Nuljannah*)
Artikel
di tulis oleh:Mifta Nuljannah
Mahasiswi,Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani(STIMA), Yogyakarta.
Program
Pendidikan:Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Penulis
2:Husna Nashihin