Pendidikan Warisan Kolonial di Era Revolusi Industri 4.0
April 23, 2020
Pendidikan warisan kolonial di era
revolusi industri 4.0 - Pada saat ini kita sudah memasuki Era
Revolusi industri 4.0. yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas,
interaksi serta perkembanga sistem digital dan tentunya juga akan berpengaruh
pada kualitas pendidikan yang pasti jauh
lebih maju dari sebelumnya.
Pertanyaannya adalah apakah pendidikan kita yang ada sekarang, sistem pembelajarannya masih memakai sistem pada zaman kolonial?
Praktek pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Pada zaman kolonial Belanda pendidikan ditujukan untuk menembangkan kemamapuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan barat.
Praktek pendidikan ini bertujuan untuk menjadikan kaum pribumi menjadi kaum menengah, namun pratek pendidikan tersebut masih menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja didapatkan oleh anak-anak elit menengah ke atas.
Praktek pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Pada zaman kolonial Belanda pendidikan ditujukan untuk menembangkan kemamapuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan barat.
Praktek pendidikan ini bertujuan untuk menjadikan kaum pribumi menjadi kaum menengah, namun pratek pendidikan tersebut masih menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja didapatkan oleh anak-anak elit menengah ke atas.
Saya akan menyebutkan
pendapat seorang ahli yang bernama Tilaar, dalam pandanganya menyebutkan 5 ciri
pendidikan kita di masa kolonial.
Pertama Sistem Dualisme, dalam sistem ini diadakan garis pemisah antara sistem pendidikan untuk golongan orang Eropa dan sistem pendidikan untuk golongan pribumi.
Kedua Sistem Korkondasi, sistem pendidikan ini disesuaikan dengan pendidikan yang terdapat di Belanda. Maka mutu pendidikan tersebut diasumsikan setingkat pendidikan di Negara Beland,
Ketiga Sentralisasi, Kebijakan pendidikan di zaman kolonial diurus oleh departemen pengajaran. Departemen tersebut yang mengatur segala sesuatu mengenai pendidikan dengan perwakilannya yang terdapat dipropinsi-propinsi besar,
Keempat Menghambat gerakan Nasional, Di dalam kurikulum pendidikan kolonial pada waktu itu, diutamakan penguasaan bahasa belanda dan hal-hal mengenai negeri belanda
Jika kita telaah lagi. Sistem pendidikan kita tidak jauh berbeda dengan sistem pendidikan pada masa kolonial Belanda.
Sistem Dualisme dan sistem Korkondasi yang diterapkan oleh Belanda waktu itu hampir sama dengan sistem pendidikan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiona (SRBI). Dimana sistem RSBI lebih menekankan pada bahasa internasional (Inggris) yang lebih disesuaikan dengan gaya pendidikan luar.
Seperti adanya pengantar bahasa inggris dan
mengutamakan pada golongan tertentu. Sehingga terjadi kesenjangan antara RSBI
dan sekolah biasa. Karena RSBI dianggap sekolah elit yang menimbulkan asumsi
hanya orang yang mampu yang sekolah di situ.
Sistem pendidikan Menghambat
gerakan Nasional adalah salah satu cara untuk memutus gerakan nasionalis bangsa
kita. Pada pendidikan kita hal tersebut juga pernah terjadi. Kita masih ingat
dengan kejadian pada tahun 2010 lalu.
Bahwa pada Ujian Nasional (UN) nilai
bahasa Indonesia siswa lebih tinggi dengan bahasa inggris, bahkan sampai
sekarang. Dan semakin menyusutnya pendidikan budi pekerti yang mengakibatkan
banyak siswa suka tawuran. Serta semaraknya budaya luar seperti Korea, Inggris,
Jepang dan lain-lain yang mengakibatkan genarasi muda lupa akan nasionalisme.
Kesamaan yang masih melekat di bangsa kita dengan Belanda adalah
tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis. Entah sudah berapa kali
kurikulum pendidikan di Negara kita diganti.
Kurikulum yang katanya untuk
perubahan selalu gagal diterapkan pada dunia pendidikan kita. Bahkan juga
dinyatakan gagal. Dengan kata lain setiap perubahan atau pergantian adalah
bagian dari kurangnya perencanaan pendidikan yang sistematis.
Jika dibandingkan lagi antara zaman pendidikan kolonial dan zaman
pendidikan revolusi industri 4.0 yang kita rasakan sekarang dari segi
teknologinya, tentunya sangat jauh berbeda.
Tapi yang jadi bahasan kita adalah
kurikulum pendidikan yang berjalan antara zaman Kolonial dan zaman revolusi
industri tentunya masih tersisia sedikit sistemnya.
Namun perlu dicatat,
betapapun juga pendidikan Kolonial (Belanda) memiliki peran yang penting dalam
melahirkan pejuang-pejuang yang akhirnya berhasil melahirkan kemerdekaan
Indonesia.
Sampai sejauh ini,
apakah yang harus kita lakukan? Apakah kita harus melestarikan budaya
pendidiakan Kolonial yang sedikit terwariskan pada zaman sekarang? Apakah kita
harus mengubahnya dengan yang jauh perbedaannya?
Kita sebagai warga
Indonesia yang cinta tanah air, haruslah memberikan perubahan-perubahan yang
jauh lebih baik ke depannya, terkhususnya bagi para pemuda yang mempunyai
semangat perubahan, perubahan yang jauh lebih baik.
Tentunya kita tidak ingin
menjadi budaknya para kolonialis, kita harus menjadi diri kita sendiri,
mempunyai sistem yang lebih baik seiring perkembangan zaman, semua sistem yang
masuk haruslah difilter dengan baik.
Kita memang bumi putera
biasa.
Tapi kita haruslah
muncul kepermukaan dunia.
Dengan semangat yang
membara,
Tanpa rasa lelah dan
penuh cinta. (Kiriman : Yuswani Ch*)
Penulis : Yuswani Ch, Mahasiswa STITMA Yogyakarta
Penulis : Yuswani Ch, Mahasiswa STITMA Yogyakarta