Pendidikan Masa Pandemik Covid-19, Strategi Menjadikan Bahasa Arab Sebagai Bahasa Ibu
April 21, 2020
Pendidikan masa
pandemic covid-19 : Strategi menajadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu – Bismillairrahmanirrahiim. Dimulai dari kita membahas
bahasa Ibu. Ia merupakan bahasa pertama
yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat
bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Kepandaian dalam bahasa asli, bahasa ibu, sangat penting untuk
proses belajar berikutnya. Karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berfikir.
“Anak piawai berbahasa bukan karena belajar tata
bahasa. Mereka justru pintar karena memperoleh kosa kata dari ibu, dan dari
orang-orang terdekat dengan lingkungannya.” Dikutip dari Fredich Frobel, Pedagogis
of the Kindergarten,1895.
Imam Syafi’i berkata, ”Manusia tidak menjadi bodoh
dan berselisih paham kecuali lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih
mengutamakan konsep Aristoteles.”
Itulah ungkapan Imam Syafi’I untuk umat, agar kita jangan
membatasi bahasa kebanggaan kaum muslimin.
Berbeda dengan bahasa-bahasa lain
yang merupakan alat komunikasi pada umumnya di kalangan umat manusia, bahasa arab
memiliki ragam keunggulan begitu banyak.
Idealnya, umat islam mencurahkan perhatiannya terhadap
bahasa ini, baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri atau pun memfasilitasi
dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.
Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat
di hati umat muslim. Ulama dan bahkan para khalifah tidak memandangnya sebelah mata.
Kebenaran dalam berbahasa Arab (fashohah)
dan ketajam lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan orangtua dalam mendidik anaknya saat masih kecil.
Berbeda dengan masa kini, kurangnya perhatian terhadap
bahasa Arab nampak ketika penyebaran islam sudah memasuki negara-negara ‘ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi
dan bersatu di bawah payung islam.
Keunggulan bahasa arab
Kesalahan ejaan semakin dominan dalam perbincangan.
Apalagi bila dicermati umat islam sekarang pada umumnya, banyak yang
menganaktirikan bahasa Arab, pada hal bahasa Arab sendiri memiliki banyak keunggulan, diantaranya :
-Bahasa
Arab adalah bahasa Al-Qur’an, Allah berfirman :
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا
لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُون
“Sesungguhnya
Kami telah menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian memahaminya.”
(QS.Azzukhruf : 3.)
-Bahasa
Arab adalah bahasa nabi Muhamad dan para sahabat. Hadist-hadist nabi yang
sampai kepada kita berbahasa Arab.
-Susunan
kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas tiga susun saja. Ini
akan mempermudah dalam pengucapannya.
-Lebih mudah
belajar Al-Qur’an Dengan mempelajari bahasa Arab lebih mudah dalam menghafalkan,
memahami, mengajarkan dan mengamalkan isi Alquran. Dengan modal bahasa Arab akan
mudah pula dalam memahami hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam,
menghafalkan, menjelaskan serta mengamalkannya.
-Meningkatkan
ketajaman daya berfikir. Umar bin Khaththab berkata, "Pelajarilah bahasa
Arab. Sesungguhnya ia dapat menguatkan akal dan menambah kehormatan." Pengkajian
bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran di dalam bahasa
Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi antar kalimat.
Hal itu akan mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya imajinasi.
Ini salah satu faktor yang secara perlahan akan menajamkan kekuatan intelektual
seseorang. Pasalnya, seseorang diajak untuk merenungi dan memikirkannya.
Renungkanlah firman Allah,
"Barang siapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin
ketempat yang jauh." (QS. Al Hajj: 31)
Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan
orang yang melakukannya bagaikan sesuatu
yang jatuh dari langit yang langsung disambar burung sehingga terpotong-potong tubuhnya.
Demikian perihal orang musyrik, ketika ia meninggalkan keimanan,
maka syetan-syetan ramai-ramai menyambarnyanya sehingga terkoyak dari segala sisi,
agama dan dunianya, mereka hancurkan.
Strategi pendidikan masa pandemik covid-19
Dari sebagian kecil keunggulan
di atas saya memiliki beberapa strategi dan cara mengubah bahasa Arab menjadi
bahasa ibu,di antaranya :
1.Latihlah anak dalam pengucapan
huruf hijaiyyah. Dimulai dari pengenalan huruf dengan harapan agar lebih mudah dalam
membaca.
2.Targetkan minimal 5
kosa kata perhari.Sambal mengajarkan huruf hijaiyyah orangtua juga mengajarkan beberapa
mufrodat atau kosakata agar semakin mudah dalam mengaplikasikan huruf yang
sudah orangtua berikan.
3.Meletakkan kosa kata
di setiap benda yang sesuai dengan bahasa Arabnya Ini bertujuan agar anak lebih
mudah dalam mengenal bahasa Arab disekitarnya.
4.Memberitahukan kosa kata
bahasa Arab di setiap anggota badan. Gunanya agar lebih mudah dalam menerapkan mufrodat
atau kosakata yang sudah di berikan.
5.Berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab di setiap saatnya. Strategi ini gunanya untuk lebih mudah dalam berkomunikasi
dalam berbahasa.
6.Ketika bermain bersama
anak gunakanlah bahasa Arab.
7.Ketika sudah mencapai umur
yang pas, sekolahkanlah anak di sekolah yang mayoritas menggunakan bahasa Arab
agar bahasa yang telah diajarkan tidak hilanh
begitu saja atau bahkan anak bias akan bingung dalam berbahasa ketika ia
di berikan bahasa yang berbeda di rumah atau pun di sekolah.
8.Jadilah teman yang
berbahasa Arab bagi anak dengan harapan agar pandai dalam menyusun bahasa dan
juga semakin mahir dalam bahasa Arab.
9.Pilihkanlah teman yang
baik dalam berbahasa Arab untuk anak.
Dari beberapa strategi dan
cara di atas, saya yakin akan dengan mudah menciptakan lingkungan berbahasa
Arab. Mulailah menjaga bahasa Arab dengan keasliannya.
Dimulai dari lingkungan rumah, dan belakangan ini keadaan kita sedang dalam masa
mengkarantina diri dan keluarga di rumah karena kita dan hamper seluruh dunia
digemparkan oleh sebuah wabah virus covid-19 dengan ini sangat besar peluang
bagi orangtua dalam mengajarkan bahasa Arab (bahasa asing).
Dan saya berharap kita dapat
mengambil manfaat dari tulisan ini. Selamat menerapan dan semoga anak cucu kita
semakin pandai dalam menerapkannya.sekian.*** (Kiriman : Luqyana Rahma*)
Artikel ditulis
oleh Luqyana Rahma
Mahasiswi Prodi PBA STIT
Madani Yogyakarta
Email pengirim :
luqyanarahma2226@gmail.com