Pendidikan Masa Pandemik Covid-19, Strategi Menjadikan Bahasa Arab Sebagai Bahasa Ibu

Pendidikan masa pandemic covid-19 : Strategi menajadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu – Bismillairrahmanirrahiim. Dimulai dari kita membahas bahasa Ibu. Ia merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.

Kepandaian dalam bahasa asli, bahasa ibu, sangat penting untuk proses belajar berikutnya. Karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berfikir.

“Anak piawai berbahasa bukan karena belajar tata bahasa. Mereka justru pintar karena memperoleh kosa kata dari ibu, dan dari orang-orang terdekat dengan lingkungannya.” Dikutip dari Fredich Frobel, Pedagogis of the Kindergarten,1895.

Imam Syafi’i berkata, ”Manusia tidak menjadi bodoh dan berselisih paham kecuali lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles.”

Itulah ungkapan Imam Syafi’I untuk umat, agar kita jangan membatasi bahasa kebanggaan kaum muslimin. 

Berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang merupakan alat komunikasi pada umumnya di kalangan umat manusia, bahasa arab memiliki ragam keunggulan begitu banyak.

Idealnya, umat islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini, baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri atau pun memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.

Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati umat muslim. Ulama dan bahkan para khalifah tidak memandangnya sebelah mata. 

Kebenaran dalam berbahasa Arab (fashohah) dan ketajam lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan  orangtua dalam mendidik anaknya saat masih kecil.

Berbeda dengan masa kini, kurangnya perhatian terhadap bahasa Arab nampak ketika penyebaran islam sudah memasuki negara-negara ‘ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi dan bersatu di bawah payung islam.

Keunggulan bahasa arab

Kesalahan ejaan semakin dominan dalam perbincangan. Apalagi bila dicermati umat islam sekarang pada umumnya, banyak yang menganaktirikan bahasa Arab, pada hal bahasa Arab sendiri memiliki banyak keunggulan, diantaranya :

-Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an, Allah berfirman :

إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُون     

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian memahaminya.” (QS.Azzukhruf : 3.)

-Bahasa Arab adalah bahasa nabi Muhamad dan para sahabat. Hadist-hadist nabi yang sampai kepada kita berbahasa Arab.

-Susunan kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas tiga susun saja. Ini akan mempermudah dalam pengucapannya.

-Lebih mudah belajar Al-Qur’an Dengan mempelajari bahasa Arab lebih mudah dalam menghafalkan, memahami, mengajarkan dan mengamalkan isi Alquran. Dengan modal bahasa Arab akan mudah pula dalam memahami hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam, menghafalkan, menjelaskan serta mengamalkannya.

-Meningkatkan ketajaman daya berfikir.  Umar bin Khaththab berkata, "Pelajarilah bahasa Arab. Sesungguhnya ia dapat menguatkan akal dan menambah kehormatan." Pengkajian bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran di dalam bahasa Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi antar kalimat.

Hal itu akan mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya imajinasi. Ini salah satu faktor yang secara perlahan akan menajamkan kekuatan intelektual seseorang. Pasalnya, seseorang diajak untuk merenungi dan memikirkannya.

Renungkanlah firman Allah,

"Barang siapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang jauh." (QS. Al Hajj: 31)

Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan orang  yang melakukannya bagaikan sesuatu yang jatuh dari langit yang langsung disambar burung sehingga terpotong-potong tubuhnya.

Demikian perihal orang musyrik, ketika ia meninggalkan keimanan, maka syetan-syetan ramai-ramai menyambarnyanya sehingga terkoyak dari segala sisi, agama dan dunianya, mereka hancurkan.

Strategi pendidikan masa pandemik covid-19

Dari sebagian kecil keunggulan di atas saya memiliki beberapa strategi dan cara mengubah bahasa Arab menjadi bahasa ibu,di antaranya :

1.Latihlah anak dalam pengucapan huruf hijaiyyah. Dimulai dari pengenalan huruf dengan harapan agar lebih mudah dalam membaca.
                                                     
2.Targetkan minimal 5 kosa kata perhari.Sambal mengajarkan huruf hijaiyyah orangtua juga mengajarkan beberapa mufrodat atau kosakata agar semakin mudah dalam mengaplikasikan huruf yang sudah orangtua berikan.

3.Meletakkan kosa kata di setiap benda yang sesuai dengan bahasa Arabnya Ini bertujuan agar anak lebih mudah dalam mengenal bahasa Arab disekitarnya.

4.Memberitahukan kosa kata bahasa Arab di setiap anggota badan. Gunanya agar lebih mudah dalam menerapkan mufrodat atau kosakata yang sudah di berikan.

5.Berkomunikasi menggunakan bahasa Arab di setiap saatnya. Strategi ini gunanya untuk lebih mudah dalam berkomunikasi dalam berbahasa.

6.Ketika bermain bersama anak gunakanlah bahasa Arab.

7.Ketika sudah mencapai umur yang pas, sekolahkanlah anak di sekolah yang mayoritas menggunakan bahasa Arab agar bahasa yang telah diajarkan tidak hilanh  begitu saja atau bahkan anak bias akan bingung dalam berbahasa ketika ia di berikan bahasa yang berbeda di rumah atau pun di sekolah.

8.Jadilah teman yang berbahasa Arab bagi anak dengan harapan agar pandai dalam menyusun bahasa dan juga semakin mahir dalam bahasa Arab.
9.Pilihkanlah teman yang baik dalam berbahasa Arab untuk anak.

Dari beberapa strategi dan cara di atas, saya yakin akan dengan mudah menciptakan lingkungan berbahasa Arab. Mulailah menjaga bahasa Arab dengan keasliannya.

Dimulai dari lingkungan rumah, dan belakangan ini keadaan kita sedang dalam masa mengkarantina diri dan keluarga di rumah karena kita dan hamper seluruh dunia digemparkan oleh sebuah wabah virus covid-19 dengan ini sangat besar peluang bagi orangtua dalam mengajarkan bahasa Arab (bahasa asing).

Dan saya berharap kita dapat mengambil manfaat dari tulisan ini. Selamat menerapan dan semoga anak cucu kita semakin pandai dalam menerapkannya.sekian.*** (Kiriman : Luqyana Rahma*)

Artikel ditulis oleh Luqyana Rahma
Mahasiswi Prodi PBA STIT Madani Yogyakarta

Email pengirim : luqyanarahma2226@gmail.com 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel