Strategi Belajar Mengajar Anti 'Klenger' pada Masa Pandemi Covid-19

Strategi belajar mengajar anti 'klenger' pada masa pandemi covid-19 - Melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengeluarkan langkah-langkah pencegahan virus Corona pada satuan pendidikan.

Dalam rangka mengikuti instruksi dari Mendikbud maka banyak sekolah mulai dari jenjang KB/TK,SD,SMP,SMA hingga kampus perguruan tinggi yang memilih untuk meliburkan KBM di sekolah.

Begitu juga halnya yang terjadi dengan pondok pesantren. Ada banyak pondok pesantren yang memutuskan untuk mengadakan perpulangan mendadak kepada santriwan dan santriwatinya guna menghindari beberapa kemungkinan buruk yang akan terjadi karena mengumpulkan massa di satu tempat dalam skala besar.

Meskipun demikian KBM tetap terus berjalan melalui sistem daring (online) dan para pengajar melaksanakan tugas mengajar dari rumah masing-masing (WFH).

Sedangkan para peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar di bawah pengawasan dan bimbingan intensif dari orangtua dan keluarga masing-masing.

“Tolong jangan kasih PR anak kita banyak-banyak, klenger dia” tutur pak Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah.

Memang benar, salah satu cara untuk sedikit lebih memaksa kepada para peserta didik agar tetap belajar dengan baik di rumah masing-masing adalah dengan memberikan tugas-tugas yang berbobot.

Namun realita yang terjadi di lapangan,tak sedikit dari peserta didik yang mengeluh akan banyaknya tugas yang diberikan sehingga mereka merasa terbebani.

”Untuk kuliah online ketika memberikan tugas, ya sewajarnya saja diharapkan jangan menumpuk, kami butuh waktu untuk memahami beberapa materi dari mata kuliah yang berbeda di setiap harinya serta senggang waktu sejenak untuk melepas kepenatan, biasanya jika tugas menumpuk maka tergantung pada kekuatan sinyal dan solidaritas teman.” ujar Husnun Halimah salah seorang mahasiswi di Surakarta.

Dalam setiap kegiatan pastinya memerlukan sebuah taktik atau strategi demi suksesnya kegiatan tersebut, tak lain halnya dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) juga memerlukan di dalamnya strategi yang jitu, terlebih saat situasi pandemi covid-19 ini.

Berikut merupakan beberapa strategi yang dapat digunakan selama KBM berjalan secara daring (online) agar peserta didik mengikuti KBM dengan semangat tinggi serta senang hati :

1.Pengajar sebaiknya menyampaikan materi pelajaran secara audio visual, dapat dilakukan dengan cara merujuk peserta didik untuk menonton salah satu channel pendidikan di YouTube atau bahkan channel pribadi milik pengajar yang berisi tentang penjelasan terkait materi tersebut.

2.Peserta didik mempersiapkan diri dan perlengkapan pendukung belajar sebaik mungkin sebelum KBM daring (online) dimulai agar fokus ketika pengajar menyampaikan materi sehingga dapat memahami materi dengan baik.

3.Pengajar yang mendapat jam mengajar pada satu hari yang sama hendaknya saling berkoordinasi mengenai siapa yang akan memberikan tugas kepada peserta didik, misalnya pada hari tersebut terdapat 4 mata pelajaran maka baiknya hanya ada 2 tugas dari 2 mata pelajaran yang berbeda sedangkan untuk 2 mata pelajaran yang lainnya akan memberikan tugas pada giliran berikutnya di pertemuan selanjutnya pada minggu yang akan datang. 

Jadi dalam satu hari tersebut peserta didik telah mendapatkan 4 materi pelajaran dan hanya 2 tugas agar peserta didik tidak merasa terbebani.

4.Peserta didik mengerjakan tugas secara tertib dan mengumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Jangan menunda untuk mengerjakan tugas hingga menumpuk dan terasa berat.

5.Pengajar memberikan tugas berdasarkan materi yang telah disampaikan dan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam mengerjakan tugas tersebut.

6.Peserta didik hendaknya bersikap komunikatif dan interaktif dengan pengajar ataupun orangtua dan teman tentang hal yang belum dipahami dari apa yang telah disampaikan oleh pengajar.

Sejatinya pengajar tidak pernah bertujuan untuk menjadikan peserta didiknya merasa terbebani akan tugas.

Justru karena pengajar ingin memastikan bahwa peserta didiknya benar-benar memahami apa yang telah disampaikan olehnya, sehingga tugas-tugas yang diberikan menjadi tolok ukur atas pemahaman peserta didik tersebut. (Kiriman : Nuhla Tazkiyyatu Tsaqifa*)
Artikel ini ditulis oleh Nuhla Tazkiyyatu Tsaqifa mahasiswi STITMA Yogyakarta. Penulis kedua Dosen Husna Nashihin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel