Strategi Pendidikan Karakter Era Distribusi
April 20, 2020
Strategi pendidikan karakter di era
distribusi - Pada era distribusi ini kita ketahui bahwa banyak dari masyarakat
atau bahkan para pendidik melalaikan pendidikan karakter. Pendididkan karakter
seharusnya dilakukan dari sejak dini agar terbiasa ketika besarnya kelak.
Pendidikan karakter juga harus dimulai dari rumah karena rumah adalah sekolah
yang paling dasar bagi seorang anak.
Kemudian para pendidik di sekolah juga
sangat berperan penting dalam membantu orangtua untuk mempermudah pembangunan
karakter anak.
Lingkungan masyarakat juga berpengaruh besar dalam membentuk
kerakter. Jika lingkungannya baik maka insyaa Allah baik pula perangai atau
watak anak tersebut.
Sebaliknya jika buruk lingkungannya maka
karakter yang kita bentuk dari rumah akan sangat terpengaruhi. Atau dapat
mengubah cara berfikir anak sehingga lama kelamaan wataknya akan berubah. Oleh
sebab itu sebagai pendidik harus lebih memperhatikan lingkungannya.
Dapat
kita contoh dari negara Jepang dimana pendidikan pertama selama 3 tahun
merupakan pengembangan karakter bukan memacu pada akademik dan nilai saja.
Ada
banyak cara untuk membentuk karakter anak seperti melakukan pengenalan, penerapan dan habit atau kebiasaan.
Pengenalan
Pada
pengenalan ini kita sebagai pendidik memperkenalkan atau mencontohkan
bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan bukan sekedar interaksi
dengan manusia melainkan dengan alam dan hewan.
Terkadang
tanpa disadari ketika kita berinteraksi dengan masyarakat atau hewan
sekalipun anak-anak akan memperhatikan dan mencontoh sikap kita.
Oleh sebab itu
kita hendaklah memperhatikan bagaimana kita berinteraksi. Maka dari itu bukan
hanya sekedar anak sajalah yang membentuk karakter. Sebenarnya kita juga harus
memperbaiki karakter kita untuk memudahkan membentuk karakter anak.
Penerapan
Setelah
menncontohkan maka dengan sendirinya anak akan memulai meniru atau menerapkan apa yang sudah di ajarkan.
Namun tetap saja kita harus melatih mereka untuk
menerapkan apa yang sudah kita ajari tersebut.
Tujuannya agar apa yang sudah di bentuk tidak akan
memudar seiring berjalannya usia anak. Karena di era ini sangat banyak anak
yang terpengaruh dengan teman-temannya. Dan banyak yang mengolok-olok atau
bahkan mengucilkan anak-anak yang memiliki karakter yang baik.
Tidak
sedikit pula anak-anak yang seperti ini dijadikan bahan bully-an karena dianggap anak
cupu. Sebagai pendidik walaupun sudah merasa berhasil membangun karakter anak
harus tetap mendampingi mereka dan selalu memantau perkembangannya.
Lihat juga : Strategi Tepat Mendidik Anak Usia Remaja
Habit
Setelah
melakukan pengenalan dan penerapan maka anak akan dengan sendirinya akan
menjadikannya habit atau kebiasaan dan terbentuklah karakter yang baik.*** (Kiriman Khafiza Istarani*)
Khafiza
Istarani
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani
(STITMA) Yogyakarta
Email
pengirim: istaranikhafiza@gmail.com