Strategi Pendidikan Karakter Era Distribusi

Strategi pendidikan karakter di era distribusi - Pada era distribusi ini kita ketahui bahwa banyak dari masyarakat atau bahkan para pendidik melalaikan pendidikan karakter. Pendididkan karakter seharusnya dilakukan dari sejak dini agar terbiasa ketika besarnya kelak. 

Pendidikan karakter juga harus dimulai dari rumah karena rumah adalah sekolah yang paling dasar bagi seorang anak.

Kemudian para pendidik di sekolah juga sangat berperan penting dalam membantu orangtua untuk mempermudah pembangunan karakter anak.

Lingkungan masyarakat juga berpengaruh besar dalam membentuk kerakter. Jika lingkungannya baik maka insyaa Allah baik pula perangai atau watak anak tersebut.

Sebaliknya jika buruk lingkungannya maka karakter yang kita bentuk dari rumah akan sangat terpengaruhi. Atau dapat mengubah cara berfikir anak sehingga lama kelamaan wataknya akan berubah. Oleh sebab itu sebagai pendidik harus lebih memperhatikan lingkungannya.

Dapat kita contoh dari negara Jepang dimana pendidikan pertama selama 3 tahun merupakan pengembangan karakter bukan memacu pada akademik dan nilai saja.

Ada banyak cara untuk membentuk karakter anak seperti melakukan pengenalan, penerapan dan habit atau kebiasaan.

Pengenalan

Pada pengenalan ini kita sebagai pendidik memperkenalkan atau mencontohkan bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan bukan sekedar interaksi dengan manusia melainkan dengan alam dan hewan.

Terkadang tanpa disadari ketika kita berinteraksi dengan masyarakat atau hewan sekalipun anak-anak akan memperhatikan dan mencontoh sikap kita.

Oleh sebab itu kita hendaklah memperhatikan bagaimana kita berinteraksi. Maka dari itu bukan hanya sekedar anak sajalah yang membentuk karakter. Sebenarnya kita juga harus memperbaiki karakter kita untuk memudahkan membentuk karakter anak.

Penerapan

Setelah menncontohkan maka dengan sendirinya anak akan memulai meniru atau menerapkan apa yang sudah di ajarkan.

Namun tetap saja kita harus melatih mereka untuk menerapkan apa yang sudah kita ajari tersebut.

Tujuannya agar apa yang sudah di bentuk tidak akan memudar seiring berjalannya usia anak. Karena di era ini sangat banyak anak yang terpengaruh dengan teman-temannya. Dan banyak yang mengolok-olok atau bahkan mengucilkan anak-anak yang memiliki karakter yang baik.

Tidak sedikit pula anak-anak yang seperti ini dijadikan bahan bully-an karena dianggap anak cupu. Sebagai pendidik walaupun sudah merasa berhasil membangun karakter anak harus tetap mendampingi mereka dan selalu memantau perkembangannya.

Habit

Setelah melakukan pengenalan dan penerapan maka anak akan dengan sendirinya akan menjadikannya habit atau kebiasaan dan terbentuklah karakter yang baik.*** (Kiriman Khafiza Istarani*)

Khafiza Istarani
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani (STITMA) Yogyakarta
Email pengirim: istaranikhafiza@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel