Virus Corona Itu Ciptaan Allah, Mari Kita Pahami!
Mei 03, 2020
Virus corona itu ciptaan allah, mari kita pahami! – Penduduk dunia, termasuk Indonesia
saat ini menghadapi musibah global, yaitu Pandemi Coronavirus Desease
(Covid-19). Virus mematikan ini telah merenggut banyak nyawa di seluruh dunia.
Dapat dimaklumi, semua orang
mengalami kepanikan dan ketakutan yang luar biasa terhadap keganasan Covid-19
ini.
Namun
demikian, seorang muslim harus bersikap baik dan bijaksana dalam menghadapi musibah
ini. Menyikapi hal ini sebagai suatu takdir dari Allah Swt.
Akan
tetapi memang ada yang salah memahami, lebih-lebih ketika pemerintah mengajak pada
individu untuk menjaga jarak ketika berkumpul.
Sehingga
sampai saran dari bapak Presiden dan beberapa kepala daerah, termasuk juga MUI untuk beribadah di rumah.
Konsekuensinya
shalat jamaah dan shalat Jumat ditiadakan dulu sementara waktu, dan cukup beribadah
di rumah dan shalat Jumat diganti shalat
Zhuhur 4 rakaat. Saran baik ini pun masih
saja ada yang menolaknya.
Padahal saran ini sangat baik untuk beberapa tempat yang sudah jatuh banyak korban karena virus ini, apalagi di daerah tersebut berkumpul orang banyak.
Beberapa nasihat terkait virus Corona, perlu kami sampaikan kali ini, terutama terkait keimanan pada takdir yang sebagian orang keliru memahaminya.
1.Seorang muslim harus mengimani takdir dengan benar.
Allah Ta’ala berfirman,
ﺭﺪﻘﺑ ﻩﺎﻨﻘﻠﺧ ﺀﻲﺷ ﻞﻛ ﺎﻧﺇ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran.” (QS. Al-Qamar: 49)
Dalam hadits Jibril disebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﻩﺮﺷﻭ ﻩﺮﻴﺧ ﺭﺪﻘﻟﺍﺑ ﻦﻣﺆﺗﻭ ﺮﺧﻵﺍ ﻡﻮﻴﻟﺍﻭ ﻪﻠﺳﺭﻭ ﻪﺒﺘﻛﻭ ﻪﺘﻜﺋ ﻻﻣﻭ ﷲﺏ
ﻦﻣﺆﺗ
“Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul- Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, no.8).
2.Kaitannya dengan takdir, ada
empat hal yang mesti diimani.
a.Al-‘Ilmu (ilmu) yaitu mengimani bahwa Allah mengetahui segala
yang terjadi di alam ini, baik secara global
maupun secara terperinci, baik kaitannya dengan perbuatan Allah maupun perbuatan
hamba.
b..Al-Kitabah (pencatatan) yaitu segala sesuatu telah dicatat oleh Allah.
c..Al-Masyi’ah (kehendak) yaitu apa yang telah Allah kehendaki pasti terjadi, yang
tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.
d.Al-Kholq (penciptaan) yaitu segala yang
ada di alam ini adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala, ada yang hasil perbuatan Allah (seperti turunnya hujan,
tumbuhnya tanaman) dan ada yang merupakan perbuatan hamba.
Dalil
dari poin pertama dan kedua di atas adalah firman Allah Ta’ala,
ﺮﻴﺴﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻚﻟﺫ ﻥﺇ ﺏﺎﺘﻛ ﻲﻓ ﻚﻟﺫ ﻥﺇ ﺽﺭﺄﻟﺍﻭ ﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﻲﻓ ﺎﻣ ﻢﻠﻌﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺃ ﻢﻠﻌﺗ ﻢﻟﺃ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya
Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? bahwasanya yang demikian
itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat
mudah.” (QS. Al-Hajj: 70).
Dalil
hadits yang menunjukkan bahwa takdir itu sudah dicatat adalah: Dari ‘Abdullah bin
‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺔﻨﺳ ﻒﻟﺃ ﻦﻴﺴﻤﺨﺑ ﺽﺭ ﻷﺍﻭ ﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﻖﻠﺨﻳ ﻥﺃ ﻞﺒﻗ ﻖﺋ ﻻﺨﻟﺍ ﺮﻳﺩﺎﻘﻣ ﻪﻠﻟﺍ ﺐﺘﻛ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk
sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim,
no. 2653)
Kemudian
dalil dari *point ketiga* tentang masyiah
bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah adalah ayat,
ﻦﻴﻤﻟﺍﻌﻟﺍ ﺏﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﺀﺎﺸﻳ ﻥﺃ ﺎﻟﺇ ﻥﻭﺀﺎﺸﺗ ﺎﻣﻭ
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29).
Sedangkan dalil yang menunjukkan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh Allah, termasuk perbuatan manusia adalah firman Allah,
ﻥﻮﻠﻤﻌﺗ ﺎﻣﻭ ﻢﻜﻘﻠﺧ ﻪﻠﻟﺍﻭ
“Allah menciptakan kamu dan apa saja yang kamu perbuat.”(QS. Ash-Shaffaat: 96).
Pada
ayat Wa ma ta’malun’ (dan apa saja yang kamu perbuat) menunjukkan bahwa perbuatan
manusia adalah ciptaan Allah.
Berdasarkan bahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa:
a.Virus
corona yang saat ini menyebar sudah diketahui oleh Allah.
b.Virus
corona yang sudah menelan banyak korban berarti sudah tercatat pula dalam takdir.
c.Virus
corona itu menyebar atas kehendak Allah, tak bisa lepas dari kehendak-Nya, sehingga
tidak bisa menular dengan sendiri-Nya, meskipun ada sebab untuk menyebar.
d.Virus
corona diciptakan oleh Allah.
4. Virus corona bisa terkena pada kita itu dengan takdir Allah
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,
ﻙﻭﺮﻀﻳ ﻥﺃ ﻰﻠﻋ ﺍﻮﻌﻤﺘﺟﺍ ﻮﻟﻭ ﻚﻟ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﺒﺘﻛ ﺪﻗ ﺀﻰﺸﺑ
ﻻﺇ ﻙﻮﻌﻔﻨﻳ ﻢﻟ ﺀﻰﺸﺑ ﻙﻮﻌﻔﻨﻳ
ﻥﺃ ﻰﻠﻋ ﺖﻌﻤﺘﺟﺍ ﻮﻟ ﺔﻣ
ﻷﺍ ﻥﺃ ﻢﻠﻋﺍﻭ
ﻒﺤﺼﻟﺍ ﺖﻔﺟﻭ ﻡ ﻻﻗ ﻷﺍ ﺖﻌﻓﺭ ﻚﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﺒﺘﻛ ﺪﻗ ﺀﻰﺸﺑ
ﻻﺇ ﻙﻭﺮﻀﻳ ﻢﻟ ﺀﻰﺸﺑ
“Ketahuilah sesungguhnya seandainya ada umat
bersatu untuk memberikan satu manfaat kepadamu, mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali jika Allah telah menetapkannya untukmu. Seandainya ada umat
bersatu untuk memberikan mudarat kepadamu, mereka tidak bisa memberikan mudarat kepadamu kecuali jika Allah telah menetapkannya untukmu. Pena sudah diangkat dan lembaran catatan
sudah kering.”_ *(HR. Tirmidzi, no. 2516 dan Ahmad, 1:293. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits
ini hasan).
4.Virus
corona bisa mengenai kita kalau Allah berkehendak.
Namun
ingat kita sendiri tidak mengetahui takdir
kita. Sehingga kita harus *lakukan sebab untuk selamat* dari tertularnya virus corona.
Coba
perhatikan, pelajaran penting tentang takdir dari Imam Ibnul Qayyim rahimahullah:
Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam membimbing umat dalam mengimani takdir sehingga tercapailah kebahagiaan
dengan melakukan dua hal:
1.Beriman
kepada takdir, karena mengimaninya bagian dari tauhid.
2.Melakukan sebab atau
usaha untuk meraih kebaikan dan selamat dari kejelekan.
Lihat bahasan Al-Qadha’ wa Al-Qadr li
Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, hlm. 191, Penerbit
Al Maktab Al-Islami. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah,
ﻢﻬﻟﺍﻌﻓﺃ ﻖﻟﺍﺧ
ﷲﻭ ﺔﻘﻴﻘﺣ ﻥﻮﻠﻋﺎﻓ ﺩﺎﺒﻌﻟﺍﻭ
“Hamba itu benar-benar melakukan perbuatannya sendiri secara langsung, dan Allah menciptakan perbuatan mereka.”
Ada pemahaman keliru yang menyelisihi pernyataan Ibnu Taimiyah di atas:
1.Manusia itu melakukan perbuatannya sendiri dan Allah tidak menciptakan perbuatan mereka. Inilah yang *diyakini
oleh Qadariyah dari Muktazilah* dan selainnya.
2.Allah itu menciptakan perbuatan manusia, manusia itu tidak berbuat apa-apa pada hakikatnya. Perbuatan disandarkan pada mereka hanyalah dalam rangka at-tajawwuz (cuma disebut berbuat saja), namun yang berbuat langsung
pada hakikatnya adalah Allah.
Ini buktinya kita mesti ada ikhtiar, setelah shalat Jumat saja kita disuruh
menyebar untuk mencari rezeki,
ﻥﻮﺤﻠﻔﺗ ﻢﻜﻠﻌﻟ ﺍﺮﻴﺜﻛ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﻭﺮﻛﺫﺍﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻞﻀﻓ ﻦﻣ ﺍﻮﻐﺘﺑﺍﻭ ﺽﺭﺄﻟﺍ ﻲﻓ ﺍﻭﺮﺸﺘﻧﺎﻓ ﺓﺎﻠﺼﻟﺍ ﺖﻴﻀﻗ ﺍﺫﺈﻓ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” *(QS. Al-Jumu’ah: 10)
Dan hadits berikut ini juga menunjukkan bahwa kita disuruh
beramal karena kita sendiri tidak tahu masa depan kita apakah masuk surga ataukah masuk neraka
Berarti kita disuruh lakukan
sebab walaupun takdir kita sudah ada, namun takdir tersebut masih jadi rahasia ilahi.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Suraqah bin Malik bin Ju’syum datang dan berkata,
:ﻝﺍﻗ ؟ﻞﺒﻘﺘﺴﻧ ﺎﻤﻴﻓ ﻡﺃ ؟ﺮﻳﺩﺎﻘﻤﻟﺍ ﻪﺑ ﺕﺮﺟﻭ ﻡﺎﻠﻗﺄﻟﺍ ﻪﺑ ﺖﻔﺟ ﺎﻤﻴﻓﺃ ؟ﻡﻮﻴﻟﺍ ﻞﻤﻌﻟﺍ ﺎﻤﻴﻓ ،ﻥﺂﻟﺍ ﺎﻨﻘﻠﺧ ﺎﻧﺄﻛ ﺎﻨﻨﻳﺩ ﺎﻨﻟ ﻦﻴﺑ ،ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﺮﺴﻴﻣ ﻞﻜﻓ ،ﺍﻮﻠﻤﻋﺍ :ﻝﺍﻘﻓ ،ﻞﻤﻌﻟﺍ ﻢﻴﻔﻓ :ﻝﺍﻗ ،ﺮﻳﺩﺎﻘﻤﻟﺍ
ﻪﺑ ﺕﺮﺟﻭ ﻡﺎﻠﻗﺄﻟﺍ ﻪﺑ ﺖﻔﺟ ﺎﻤﻴﻓ ﻞﺑ ،ﺎﻟ
“Wahai Rasulullah, berikanlah penjelasan kepada kami tentang agama kami, seakan-akan kami baru diciptakan sekarang. Untuk apakah kita beramal hari ini? Apakah itu terjadi pada hal-hal yang pena telah kering dan takdir yang berjalan, ataukah untuk yang akan datang?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Bahkan pada hal-hal yang dengannya pena
telah kering dan takdir yang berjalan.”
Ia bertanya, “Lalu apa
gunanya beramal?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Beramallah kalian, karena masing-masing dimudahkan (untuk
melakukan sesuatu yang telah ditakdirkan untuknya).” *(HR. Muslim, no. 2648)*
Dari ‘Imran, ia berkata, aku berkata,
ﻪﻟ ﻖﻠﺧ ﺎﻤﻟ ﺮﺴﻴﻣ ﻞﻛ
:ﻝﺍﻗ ،؟ﻥﻮﻠﻣﺎﻌﻟﺍ ﻞﻤﻌﻳ ﺎﻤﻴﻓ ،ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎ
“Wahai Rasulullah, lantas untuk apa orang-orang yang beramal melakukan amalan mereka?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang akan dimudahkan (menuju jalan) penciptaannya.” (HR. Bukhari, no. 7551)
Begitu pula manusia itu yang memilih
ia beriman ataukah kafir. Dalam ayat disebutkan,
ﺮﻔﻜﻴﻠﻓ ﺀﺎﺷ ﻦﻣﻭ ﻦﻣﺆﻴﻠﻓ ﺀﺎﺷ ﻦﻤﻓ
“Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” *(QS. Al-Kahfi: 29)
5.Sekarang tugas itu mencegah agar tidak terkena virus:
1.Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
2.Terapkan social distancing dengan menjaga jarak minimal satu meter dengan mereka yang batuk
atau bersin.
Alasannya, ketika seseorang batuk
atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut
mereka yang mungkin
mengandung virus.
Jika terlalu dekat, bisa menghirup tetesan air yang mungkin
saja mengandung virus COVID-19.
3.Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, karena tangan akan menyentuh banyak permukaan benda di sekitar kita dan virus mungkin menempel di sana.
Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.
4.Terapkan etiket batuk
dan bersin yang benar. Pastikan kita dan orang-orang di sekitar untuk selalu menutupi mulut dan hidung dengan siku tangan yang ditekuk ketika batuk
atau bersin.
Jika menggunakan tisu, segera buang tisu bekasnya pada tempat sampah yang tertutup.
5.Jika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah berobat. Tetap di rumah jika kita merasa tidak sehat.
Lihat juga : Strategi Pengembangan Kognitif Anak Usia TK
Jika kita mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat.*** (Kiriman : Reni Handayani).
*Reni Handayani,
Mahasiswi Semester:2 Prodi:Pendidikan Bahasa Arab STITMA Yogyakarta.