Catatan Kecil Evaluasi Diri Pelaksanaan Pembelajaran Online Masa Pandemi Covid-19

Catatan kecil evaluasi diri pelaksanaan pembelajaran online masa pandemi covid-19 – Sampai akhir bulan April 2020, pemindahan pembelajaran dari sekolah ke rumah, sudah berlangsung selama 7 minggu. Sistem pembelajaran online yang berlaku dalam masa darurat Pandemi Covid-19 tidak selalu berjalan dengan mulus dan sebagaimana yang diharapkan.

Pada daerah tertentu, pembelajaran daring mengalami kendala dan hambatan karena keterbatasan yang ada.

Terutama sekolah yang berada di daerah pedesaan. Kendala tersebut umumnya berawal dari keterbatasan fasilitas dan sarana online, letak geografis dan perekonomian orangtua siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, sebagai salah seorang guru yang mengajar di SMP yang berlokasi di daerah pedesaan, terpanggil untuk mengevaluasi dan merefleksi diri tetang pembelajaran daring atau jarak jauh (online) dan membuat catatannya.

Survey terbatas

Berdasar survey terbatas dan jajak pendapat secara online dan offline kepada siswa dan orangtua siswa diperoleh gambaran bahwa sistem belajar daring menemui kendala di wilayah pedesaan.

Kendala tersebut berawal dari fasilitas sarana online, kesadaran belajar dan dukungan orangtua siswa.

1.Keterbatasan fasilitas online
Pada minggu-minggu awal pembelajaran daring ditemukan kendala dimana tidak semua siswa dibekali android oleh orangtua. Karena desakan anak, maka orangtua memaksakan diri untuk menyediakan android untuk anaknya.

Selain ketersediaan fasilitas gadget juga fasilitas paket data internet. Pasalnya kondisi perekonomian orangtua siswa melorot menyusul penyebaran Covid-19 dan pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah.

2.Kesadaran belajar online
Kesadaran belajar siswa masih rendah secara offline namun belajar secara online tidak meningkatkan semangat belajar siswa.

3.Dukungan orangtua.
Pada umumnya kesadaran orangtua untuk membimbing anak belajar di rumah sangat rendah karena orangtua memiliki kesibukan sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga.

Implikasi pembelajaran daring

Implikasi ketiga kendala tersebut adalah tidak semua siswa yang mengerjakan tugas dan menyerahkannya kembali kepada guru. Pada awalnya memang siswa memiliki semangat namun akhirnya timbul kejenuhan sehingga tugas yang diberikan guru banyak yang dicuekin oleh siswa.

Strategi pembelajaran daring

Pembelajaran yang saya laksanakan sama dengan strategi yang dilaksanakan oleh rekan guru mata pelajaran lainnya di sekolah.  Penyampaian materi pelajaran dan tugas kepada siswa melalui Grup WhatsApp. Hal ini didasarkan survey terbatas dimana siswa kelas 9 umumnya sudah memiliki akun WhatsApp.

Alternatif mengatasi masalah

Saya merupakan guru yang mengajar dengan jumlah jam mengajar paling sedikit jika dibandingkan rekan kerja lainnya. Saya mengajar 5 jam pelajaran perminggu pada mata pelajaran IPA.

Dengan mengajar 1 kelas, yaitu kelas 9 D saya memiliki kesempatan untuk melaksanakan survey dan eksperimen kecil-kecilan mengenai pembelajaran daring.

Pembelajaran IPA di kelas 9 D berlangsung 3 kali dalam seminggu.

Mengatasi masalah kemalasan siswa atau keterbatasan siswa belajar daring, saya mencoba memberikan materi atau tugas kepada siswa hanya pada pertemuan pertama melalui WA. Untuk pertemuan kedua dan ketiga saya hanya meng-update materi pelajaran dan tugas  yang diberikan pada pertemuan pertama.

Tujuannya memberi kesempatan dan tenggat waktu yang cukup kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran maupun mengerjakan tugas. Dengan demikian tugas untuk siswa hanya satu setiap minggu.

Selain itu, saya juga mencoba alternatif  menyampaikan materi pelajaran dan tugas IPA melalui blog. Kebetulan, selain sebagai guru saya juga seorang blogger aktif. Dengan demikian, tugas sebagai guru maupun blogger dapat berjalan sekaligus dari rumah (Work From Home).
Alternatif lain? Saya tidak berniat melaksanakan pembelajaran melalui aplikasi lain seperti Zoom Meeting.

Hal ini mengingat kondisi dan potensi siswa masih sangat terbatas dalam penggunaan aplikasi ini. Selain itu juga alasan paket data internet siswa yang terbatas.

Demikianlah catatan kecil tentang evaluasi diri pelaksanaan pembelajaran online pada masa darurat Pandemi Covid-19.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel