Catatan Kecil Evaluasi Diri Pelaksanaan Pembelajaran Online Masa Pandemi Covid-19
Mei 01, 2020
Catatan kecil evaluasi diri pelaksanaan pembelajaran online masa pandemi covid-19 – Sampai
akhir bulan April 2020, pemindahan pembelajaran dari sekolah ke rumah,
sudah berlangsung selama 7 minggu. Sistem pembelajaran online yang berlaku
dalam masa darurat Pandemi Covid-19 tidak selalu berjalan dengan mulus dan sebagaimana yang diharapkan.
Pada
daerah tertentu, pembelajaran daring mengalami kendala dan hambatan karena
keterbatasan yang ada.
Terutama sekolah yang berada di daerah pedesaan. Kendala
tersebut umumnya berawal dari keterbatasan fasilitas dan sarana online, letak
geografis dan perekonomian orangtua siswa.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, sebagai salah seorang guru yang mengajar di SMP yang
berlokasi di daerah pedesaan, terpanggil untuk mengevaluasi dan merefleksi diri
tetang pembelajaran daring atau jarak jauh (online) dan membuat catatannya.
Survey terbatas
Berdasar
survey terbatas dan jajak pendapat secara online dan offline kepada siswa dan
orangtua siswa diperoleh gambaran bahwa sistem belajar daring menemui kendala di
wilayah pedesaan.
Kendala tersebut berawal dari fasilitas sarana online,
kesadaran belajar dan dukungan orangtua siswa.
1.Keterbatasan fasilitas online
Pada
minggu-minggu awal pembelajaran daring ditemukan kendala dimana tidak semua
siswa dibekali android oleh orangtua. Karena desakan anak, maka orangtua
memaksakan diri untuk menyediakan android untuk anaknya.
Selain
ketersediaan fasilitas gadget juga fasilitas paket data internet. Pasalnya
kondisi perekonomian orangtua siswa melorot menyusul penyebaran Covid-19 dan
pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah.
2.Kesadaran belajar online
Kesadaran
belajar siswa masih rendah secara offline namun belajar secara online tidak
meningkatkan semangat belajar siswa.
3.Dukungan orangtua.
Pada
umumnya kesadaran orangtua untuk membimbing anak belajar di rumah sangat rendah
karena orangtua memiliki kesibukan sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup
anggota keluarga.
Implikasi pembelajaran daring
Implikasi
ketiga kendala tersebut adalah tidak semua siswa yang mengerjakan tugas dan
menyerahkannya kembali kepada guru. Pada awalnya memang siswa memiliki semangat
namun akhirnya timbul kejenuhan sehingga tugas yang diberikan guru banyak yang
dicuekin oleh siswa.
Strategi pembelajaran daring
Pembelajaran
yang saya laksanakan sama dengan strategi yang dilaksanakan oleh rekan guru
mata pelajaran lainnya di sekolah.
Penyampaian materi pelajaran dan tugas kepada siswa melalui Grup
WhatsApp. Hal ini didasarkan survey terbatas dimana siswa kelas 9 umumnya sudah
memiliki akun WhatsApp.
Alternatif mengatasi masalah
Saya
merupakan guru yang mengajar dengan jumlah jam mengajar paling sedikit jika
dibandingkan rekan kerja lainnya. Saya mengajar 5 jam pelajaran perminggu pada
mata pelajaran IPA.
Dengan
mengajar 1 kelas, yaitu kelas 9 D saya memiliki kesempatan untuk melaksanakan
survey dan eksperimen kecil-kecilan mengenai pembelajaran daring.
Pembelajaran
IPA di kelas 9 D berlangsung 3 kali dalam seminggu.
Mengatasi
masalah kemalasan siswa atau keterbatasan siswa belajar daring, saya mencoba memberikan
materi atau tugas kepada siswa hanya pada pertemuan pertama melalui WA. Untuk
pertemuan kedua dan ketiga saya hanya meng-update materi pelajaran dan tugas yang diberikan pada pertemuan pertama.
Tujuannya
memberi kesempatan dan tenggat waktu yang cukup kepada siswa untuk mempelajari
materi pelajaran maupun mengerjakan tugas. Dengan demikian tugas untuk siswa
hanya satu setiap minggu.
Selain
itu, saya juga mencoba alternatif menyampaikan materi pelajaran dan tugas IPA
melalui blog. Kebetulan, selain sebagai guru saya juga seorang blogger aktif.
Dengan demikian, tugas sebagai guru maupun blogger dapat berjalan sekaligus
dari rumah (Work From Home).
Alternatif
lain? Saya tidak berniat melaksanakan pembelajaran melalui aplikasi lain
seperti Zoom Meeting.
Hal ini mengingat kondisi dan potensi siswa masih sangat
terbatas dalam penggunaan aplikasi ini. Selain itu juga alasan paket data
internet siswa yang terbatas.
Demikianlah catatan kecil tentang evaluasi diri pelaksanaan pembelajaran online pada masa darurat
Pandemi Covid-19.***