Menggunakan Model Pembelajaran Diskoveri Sebagai Pembelajaran Bahasa Arab
Mei 15, 2020
Menggunakan
Model Pembelajaran Diskoveri Sebagai Pembelajaran Bahasa Arab - Strategi pembelajaran
memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran
bahasa Arab. Dan guru harus mampu menggunakan berbagai macam strategi pengajaran
yang cocok dan dianggap paling efektif untuk digunakan.
Strategi pembelajaran
berupa model pembelajaran diskoveri dicoba untuk membelajarkan bahasa Arab.
Pengertian strategi pembelajaran bahasa Arab yaitu proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, baik
lingkungan pendidikan formal maupun nonformal.
Tugas guru di dalam interaksi ini yaitu
memanfaatkan secara optimal input yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani "strategos"
yang berarti keseluruhan usaha termasuk perencanaan, cara, dan taktik.
Istilah
strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan dengan makna
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan atau hasil
kegiatan, termasuk bidang pendidikan ini. Seorang guru yang mengharapkan hasil
yang baik tentu akan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang relevan demi
mencapai tujuan.
Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua bagian utama. Pertama, aspek kepengajaran. Kedua, aspek pengelolaan
pembelajaran di kelas. Maka strategi pembelajaran bahasa adalah rencana, cara,
prosedur dan tindakan nyata yang dilakukan oleh guru bahasa Arab untuk mencapai
tujuan pengajaran bahasa Arab yang telah ditentukan.
Strategi pembelajaran
bahasa Arab berisi pemahaman dan usaha guru bahasa Arab dalam menggunakan
berbagai variabel pengajaran bahasa Arab, seperti tujuan, bahan, metode dan
media, suasana atau lingkungan kelas, serta variabel evaluasi untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan menguasai keterampilan berbahasa Arab yang telah
ditetapkan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Ditinjau dari teknik pembelajaran bahasa
Arab, strategi pembelajaran bahasa Arab dalam arti teknik pengajaran unsur
bahasa (teknik pengajaran baca tulis, teknik pengajaran tata bahasa, dan teknik
pengajaran kosakata), dan teknik pengajaran kemahiran berbahasa (teknik
pengajaran menyimak, teknik pengajaran berbicara, teknik pengajaran membaca,
dan teknik pengajaran menulis).
Klasifikasi ini tidak bisa terlepas dari
pembagian strategi berdasarkan proses pengolahan materi pelajaran, berkembang
dua model pembelajaran, yaitu : model pembelajaran ekspositoris dan model
pembelajaran heuristik.
Model pembelajaran ekspositoris adalah pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.
Model pembelajaran heuristik memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berperan dominan dalam pengolahan materi
pembelajaran.
Model pembelajaran heuristik paralel dengan
model pembelajaran diskoveri dan model pembelajaran inkuiri. Struktur peristiwa
dalam model pembelajaran dapat dibagi dalam dua perwujudan, yaitu abstrak dan
nyata. Model pembelajaran yang abstrak merupakan pola umum kegiatan guru-siswa
dalam pembelajaran.
Aplikasi model diskoveri dalam pembelajaran
bahasa Arab mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan,
melalui proses induktif yang mengarahkan pada suatu simpulan.
Siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, lalu dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri dan mengorganisir atau membentuk apa yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir.
Model pembelajaran diskoveri ini diharuskan
adanya persiapan mental siswanya, metode ini kurang berhasil untuk mengajar
kelas besar karena sebagian waktu akan hilang karena membantu siswa untuk
menemukan teori atau bagaimana ejaan dari kata tersebut.
Model pembelajaran diskoveri yang bisa
dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah diskoveri terbimbing
(guideddiscovery) yang merupakan suatu modifikasi dari pembelajaran induktif.
Pada model ini, terdapat ekspose materi kebahasaan terlebih dahulu, lalu
diikuti dengan penggunaan kaidah, dan akhirnya secara eksplisit fokus pada
aturan kebahasaan dan praktik penggunaannya.
Diskoveri terbimbing juga secara esensial
menekankan pada keaktifan pelajar. Guru tetap menjadi fasilitator yang memandu
pelajar ke arah yang benar supaya terhindar dari kesalahpahaman terkait suatu
aturan kebahasaan. Dengan model ini, pelajar secara aktif dilibatkan dalam
proses pengungkapanatau penemuan kaidah baru. Diskoveri terbimbing dapat dengan
mudah diterapkan dalam kelas bahasa asing manapun dan pada tingkat berapapun,
termasuk didalam kelas barasa Arab, dengan empat langkah ini:
1.Ekspose bahasa melalui contoh atau ilustrasi
Langkah ini memungkinkan pelajar untuk
mengaktifkan strategi belajar personal mereka. Sebagai contoh, sebuah pelajaran
untuk pemula memusatkan perhatian pada perbedaan bentuk kata mudzakkar dan
mu'annats dan menggunakan ta' marbuthah.
Para siswa bisa diarahkan untuk
memahami makna setiap kata melalui berbagai teknik, termasuk dengan gambar.
2.Pengamatan dan analisis bahasa
Bisa dilakukan melalui pertanyaan, dengan
mengisi bagian yang kosong dari suatu kalimat atau dengan mencocokkan antara
contoh dan kaidah.
3.Penyusunan atau perumusan kaidah aturan
Kegiatan ini penting dalam rangka untuk
meyakinkan bahwa semua pelajar memahami kaidah yang ditargetkan dengan tepat.
4.Aplikasi kaidah dalam tugas praktik
Berdasarkan tingkat kesukaran atau
kompleksitasnya. Langkah ini bertujuan untuk memposisikan bahasa ke dalam
praktik.
Model pembelajaran diskoveri termasuk dalam
teori pembelajaran bahasa yang lebih modern, karena ia mendukung kemandirian
sekaligus keterlibatan aktif siswa, serta mendukung pengembangan keterampilan
berpikir kritis.
Lihat juga : Pendidikan Masa Pandemik Covid-19, Strategi Menjadikan Bahasa Arab Sebagai bahasa Ibu
Model pembelajaran ini berhubungan dengan pembelajaran
analitik dan pemecahan masalah. Model diskoveri merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, yang meningkatkan keikutsertaan siswa, membantu
mengembangkan kerja sama di antara mereka, dan memberdayakan siswa untuk
memiliki tanggung jawab terhadap pelajarannya sendiri.***(Kiriman : Fauziyah E.Jaudi*)
Penulis 1 : Fauziyah E. Jaudi (Mahasiswi
STIT Madani Yogyakarta)
Penulis 2 : Husna Nashihin