Angka dan Grafik Serta Ketakutan
Juli 24, 2020
Angka dan grafik serta ketakutan - Bukan rahasia lagi, akhir-akhir ini orang semakin takut dengan angka dan grafik. Takut manakala membaca, mendengar dan menonton informasi. Yang tersaji dalam bentuk angka dan grafik. Angka atau jumlahnya meningkat. Grafiknya menanjak!
Angka hanyalah bilangan numerik. Antara 1 dan 0. Dapat dijadikan sebagai jumlah maupun nilai. Jika dikelompokkan akan berubah menjadi data.
Grafik hanyalah bentuk lain dalam penyajian data berupa angka. Membaca grafik, orang dapat menafsirkan suatu keadaan.
Grafik meningkat, atau jumlahnya semakin banyak atau naik secara kuantitas. Hal ini ditandai dengan grafik menanjak, sebagai indikasi meningkat. Semakin besar perubahan angka semakin menanjak lukisan grafiknya!
Takutnya orang dengan angka dan grafik, Itu karena gambaran kerugian atau hal yang tidak diinginkan sama sekali. Contoh nyata, ketakutan terhadap angka dan grafik sesungguhnya kecemasan terhadap kasus Covid-19.
Data kasus Covid-19 berbanding terbalik dengan data pada umumnya. Semakin besar angka yang menyatakan jumlah kasus atau perubahan pertambahan kasus. Semakin menanjak pula lukisan grafiknya.
Dan ini sangat tidak diharapkan.
Harapan orang, angka yang menunjukkan jumlah kasus Covid-19 semakin mengecil. Dengan demikian grafiknya juga menurun. Atau yang paling populer disebut, melandai.
Tentunya sangat berbeda dengan angka dan grafik yang menyajikan data tentang keuntungan. Atau hal-hal yang sangat diharapkan setiap orang.
Kalau dapat, angkanya terus bertambah. Otomatis grafiknya naik, bahkan menanjak tajam!
Contohnya angka dan grafik penghasilan, nilai anak sekolah dan lain sebagainya.
Memang, angka dan grafik yang menyatakan peningkatan kuantitas menanjak dan menguntungkan membuat orang gembira.
Sebaliknya, angka dan grafik yang tidak menguntungkan serta tidak diharapkan akan membuat orang jadi khawatir bahkan, takut! Apalagi jika dikaitkan dengan angka dan grafik data kasus Covid-19.***