Gaji Ketiga Belas

Gaji ketiga belas - Marios tersenyum lega. Memandangi sejumlah lembaran uang kertas berwarna merah di meja kamar kostnya. Baru saja ia kembali mengambil uang itu dari bank terdekat.

Tak terasa sudah ketiga belas kalinya ia menerima gaji sebagai aparatur sipil negara. Upsss! Baru calon aparatur sipil negara. 

Marios belum menjadi aparatur sipil negara penuh, belum menerima gaji seratus persen!

Meskipun demikian Marios merasa bersyukur. Sampai di bulan ketiga belas ini, ia masih menerima gaji penuh delapan puluh persen. Belum terpotong oleh bank, koperasi dan bentuk lainnya.

Dengan gaji ketiga belas ini, Marios berencana membantu orangtuanya di kampung. Juga menolong kedua kakak perempuannya yang sudah berkeluarga.

Kedua orangtuanya berprofesi sebagai petani. Bekerja sebagai kuli tani. Sementara kedua kakak perempuannya juga sebagai demikian.

Meskipun sebagai petani, kedua kakaknya masih sempat membantu Marios membiayai uang sekolahnya dulu.

Gaji ketiga belas ini akan ia pergunakan untuk biaya hidup sebulan. Selebihnya akan ia serahkan pada orangtua dan kedua kakaknya. 

Marios akan membuat kejutan untuk orangtua dan kakaknya dengan gaji ketiga belas ini!

Tuk! Tuk! Tuk!

Terdengar pintu kamar kostnya diketuk dari luar. Marios bangkit dan membuka pintu kamar.

"Maaf, pak guru. Saya sudah mengganggu istirahat pak guru," 
Seorang perempuan paruh baya yang sudah dikenalnya, berdiri di depan pintu kamar.

"Oh, tidak apa-apa. Ada apa ya, buk Aminah?" tanya Marios kemudian.

"Hm, tidak bagus disini. Baiknya di ruang tamu kita bicara." ujar bu Aminah.

"Baik, buk."

"Begini pak guru. Saya butuh bantuan pak guru," buk Aminah langsung pada persoalan.

"Apa yang bisa saya bantu, buk?"

"Pinjamkan saya uang dulu. Saya butuh uang untuk menebus Zulaikha," cetus bu Aminah.

"Oh, Zulaikha kenapa, buk..?" Marios kaget.

"Ia siap operasi dan saya kekurangan uang untuk mengeluarkannya dari rumah sakit,"

Marios terdiam.

"Berapa kira-kira, buk?"

"Dua juta, pak guru."

Kembali Marios terdiam.

"Jangan khawatir pak guru. Akan saya kembalikan secepatnya," timpal buk Aminah meyakinkan Marios.

Marios berpikir sejenak. Nalurinya ingin sekali membantu orang yang sedang menghadapi kesulitan. Namun disisi lain, ia sudah berencana untuk memberi kejutan kepada orangtua dan kakaknya. Memberikan sebagian gaji ketiga belasnya!

"Bagaimana, pak guru?" desak bu Aminah.

"Baik buk," ujar Marios mengangguk.

"Oh, terima kasih pak guru." ujar bu Aminah gembira.

Marios kembali ke kamarnya dan mengambil sejumlah uang kertas warna merah untuk dipinjamkan pada bu Aminah.

"Sekali lagi terima kasih atas kesediaan pak guru meminjamkan uang untuk menjemput anak saya yang siap operasi di rumah sakit,"

"Mudah-mudahan Zulaikha cepat pulih ya, buk." timpal Marios.

"Saya permisi, pak guru.." ujar bu Aminah pamit.

Marios terdiam.

Lihat juga : Bintang Kejora Nindyana
Mungkin  gaji ketiga belas ini dijalankan oleh Allah untuk menolong orang lain yang mengalami kesulitan. Marios membatin.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel