Tentang Orang-orangan di Sawah

Tentang orang-orangan di sawah - Dulu, ketika padi di sawah sedang berbulir hijau atau kuning. Pemilik sawah sering memajang orang-orangan di beberapa tempat di dalam sawah. Tujuannya untuk menakut-nakuti burung, agar tidak hinggap dan memakan padi muda menghijau atau padi yang sudah menguning.

Orang-orangan sawah dibuat dengan pelepah daun kelapa dan bagian kepala dari kelapa rusak yang dilubangi oleh tupai.

Kemudian bajunya dari baju robek dan kotor bekas pakai petani pemilik sawah.

Sekarang, orang-orangan di sawah sudah dibuat seunik mungkin. Bahkan ada pula yang lebih menakutkan.

Tapi benarkah, orang-orangan seperti itu menakutkan burung-burung yang sedang lapar? Benarkah burung takut sama hantu? Ini perlu pengkajian lagi.

Faktanya, sering tujuan memasang orang-orangan tidak terwujud.

Burung sudah berevolusi secara insting, bisa membedakan mana manusia dan mana yang bukan manusia.

Apalagi orang-orangan itu dikasih baju bagus.

Maka pantas dulu itu, burung takut dengan orang-orangan yang dipajang di sawah. Kata Mak saya, Etek Mima, orang-orang mengenakan baju petani bekas yang sudah rusak dan kotor sehingga masih tersisa bau petaninya.

Secara insting juga, burung mengira itu benar-benar petani pemilik sawah.
Baca juga : Cerita Seorang Penghalau Burung di Sawah

Telaah kata 'orang-orangan' dan 'orang-orang'

'Orang-orangan' berarti bukan orang sebenarnya (manusia). Menurut Wikipedia, orang-orangan sawah adalah replika manusia yang ditempatkan di atas tanah yang tengah dibudidayakan.

Hal ini dimaksudkan untuk menakut-nakuti burung atau binatang lainnya (hama sawah) agar tidak mematuk atau merusak biji, tunas, serta buah-buahan yang tengah tumbuh di areal itu.

Orang-orangan merupakan kata ulang berubah makna yang menyatakan kesamaan. Atau perulangan bentuk kata dasar benda. Benda yang menyerupai bentuk dasar (orang).

Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses reduplikasi atau pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan.

Kata ulang ialah kata yang terjadi pengulangan pada kata dasarnya.

Coba kita bandingkan dengan kata (ulang) 'orang-orang' (tanpa akhiran), itu akan berarti orang sebenarnya, banyak orang. Ini termasuk kata ulang murni atau keseluruhan (dwilingga).***


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel