Gumam Pagi, Suhu Lingkungan yang Ekstrim
Gumam pagi, suhu lingkungan yang ekstrim - Usai shalat subuh, saya duduk di depan meja komputer. Hal serupa sudah menjadi kebiasaan saya saban hari. Di atas meja ini sudah tersedia segelas kopi hitam kesukaan saya.
Perangkat dekstop yang sudah tua dan selalu menantang saya untuk dioperasikan, tidak saya pedulikan. Rasain deh lu, gua cuekin!
Justru, smartphone yang tergeletak di pinggiran meja komputer, menarik perhatian saya. Baru saja meraih dan membuka smartphone, tiba-tiba tubuh saya merasakan dingin luar biasa.
Ini tidak seperti hari-hari sebelumnya. Suhu udara kali ini sangat rendah dalam rumah. Memang semua jendela rumah sudah terbuka. Weather phenomenon (fenomena cuaca) suhu rendah ini menarik perhatian saya.
Saya tinggal di dataran rendah. Pun mentari bersinar terik, langit terlihat cerah membiru. Hanya sedikit awan putih menyapu langit biru. Tapi mengapa terasa udara dingin sekali?
Apakah saya demam, tubuh panas atau suhunya terlalu tinggi? Saya cek melalui aplikasi termometer yang sudah terinstal di smartphone.
Ternyata suhu tubuh saya normal, 36.2 derajat Celcius, terbaca di termometer digital itu. Hanya saja saya agak terkejut, suhu lingkungan 19 derajat Celcius. Biasanya suhu lingkungan di pagi hari berkisar 23 sampai 25 derajat Celcius di tempat saya.
Rupanya terjadi perbedaan mencolok antara suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Sesuai materi pelajaran Fisika SMP, jika suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh maka kita akan merasakan kedinginan.
Orang demam, suhu tubuhnya lebih tinggi dari suhu normal lingkungan. Tapi saya tidak demam, yang terjadi perbedaan mencolok (ekstrim) antara suhu tubuh dengan suhu lingkungan.
Itu saja sekadar gumam pagi perihal suhu ekstrim yang dirasakan di tempat saya ***