Diujung senja (Bagian ketiga)
Diujung senja (Bagian ketiga) - "Mari, kita naik ke rumah bapak..." ujar Pak Sumadi diikuti Nadya dan Alfian. Nadya, istri Alfian tidak begitu asing dengan rumah panggung bertangga.
( Simak sebelumnya: Diujung Senja Bagian kedua )
Ilustrasi gambar (pixabay.com)
"Duh, rumah ini tidak punya kursi tamu. Duduk bersila di tikar lantai, nak Nadya.." Pak Sumadi sedikit risih.
"Tidak apa-apa, pak...Saya sudah biasa kok pak," sahut istri Alfian seraya duduk bersimpuh.
Sementara itu Alfian menaruh barang bawaan istrinya tadi di sudut ruangan dekat air di gallon minuman. Kemudian membuka kardus botol plastik minuman di bawah meja gallon minuman. Mengambil tiga botol beserta pipet penyedot minuman. Kemudian menaruhnya di tikar.
Dalam rumah panggung kediaman Pak Sumadi memang tidak ada kamar. Tempat tidur kecil, lemari pakaian plastik serta meja dan kursi tersusun di satu pojok ruangan rumah.
Sementara di pojok lain hanya terlihat meja makan dan gallon air minum. Di bawah gallon air minum terdapat satu kardus air botol plastik.
Kemudian pak Sumadi dan Alfian duduk bersila, melipat kedua kaki di depan.
Baru saja Alfian duduk, tiba-tiba ponselnya berdering. "Maaf ya pak, saya angkat telpon ini dulu..." ujar Alfian mohon izin.
Pak Sumadi mengangguk mempersilahkan.
"...Ya, begini saja, satu jam lagi saya sampai di lokasi. Tolong sampaikan pada panitia, saya akan hadir di acara itu, paham?" kata Alfian menutup pembicaraan.
Pak Sumadi hanya terdiam namun hatinya penasaran.
"Kamu kerja dimana sekarang, Al?" tanya pak Sumadi tak dapat menyembunyikan keingintahuannya.
"Berkat ilmu yang bapak ajarkan, alhamdulillah, saya jadi polisi, pak.."
"Alhamdulilah pak, mas Alfian jadi Kapolres di Kabupaten Saelo, kampung bapak ini," timpal Nadya.
"Masyaalah....hebat kamu sekarang, Alfian...". seru Pak Sumadi kagum.
"Siapa dulu gurunya, pak Sumadi, hehe..."
"Lantas, dari mana pak kapolres tahu keberadaan bapak sudah di dusun Malenggang, kampung halaman bapak ini?" *** (Bersambung...) Selanjutnya: Diujung Senja Bagian Keempat