4 Tips Penting dalam Menerapkan Aturan Menjaga Jarak Sosial di Sekolah
4 Tips penting dalam menerapkan aturan jaga jarak sosial di sekolah - Menerapkan protokol kesehatan (Prokes) di lingkungan sekolah, disadari memang tidak semudah membalik tangan. Apalagi menjaga jarak sosial di kalangan siswa selama pembelajaran berlangsung di sekolah. Akan tetapi hal itu membutuhkan proses dan waktu untuk pembiasaan.
Kesulitan menerapkan aturan menjaga jarak bagi siswa tak luput dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Siswa dan kelompok manusia makhluk sosial lainnya membutuhkan satu sama lainnya secara material maupun inmaterial.
Dalam pergaulan sosial akan terjadi komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Saling bertukar pikiran dan berbincang-bincang. Pun saling membutuhkan. Apalagi di tengah kemajuan perangkat teknologi internet dewasa ini.
Bagi kelompok muda, termasuk siswa, pergaulan sosial ditandai dengan adanya kebiasaan ngumpul-ngumpul bersama teman. Tak terkecuali di lingkungan sekolah.
Di sekolah mereka belajar dalam keadaan 'terkekang'. Mengikuti aturan prokes dan disiplin belajar. Mengenakan masker Adanya aturan menjaga jarak sosial dalam masa pandemi dan disiplin belajar akan menimbulkan masalah bagi kelompok tersebut. Kebiasaan mereka selama ini akan dibatasi dan akan menimbulkan konflik psikis.
Jarak tempat duduk di ruang kelas dan larangan berkumpul-kumpul atau berkerumun menjadi hal yang rumit bagi kelompok siswa.
Disisi lain, kondisi ini menjadi tantangan sendiri bagi pihak guru dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
1.Memahami kondisi psikis siswa
Guru di sekolah, termasuk Tim Satgas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19, perlu memahami kondisi sosial dan psikologis siswa. Pemahaman mendalam terhadap kondisi sosial dan psikologis ini akan menghindari benturan sosial dengan guru maupun tim satgas.
2.Pembelajaran bermakna
Belajar tatap muka di sekolah tidak semata mendidik siswa untuk mematuhi protokol kesehatan di sekolah.
Lebih dari itu adalah membelajarkan siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap positif dan keterampilan dasar untuk hidup.
Strategi pembelajaran bermakna merupakan jawaban atas pembelajaran di sekokah pada masa pandemi.
Pembelajaran akan bermakna jika proses belajar menarik perhatian siswa. Menarik atau tidaknya proses belajar bagi siswa terlihat dari indikasi perhatian dan keseriusan siswa menyimak penyampaian materi oleh guru.
Implikasinya, tidak ada siswa yang menunjukkan perilaku menyimpang, seperti berjalan-jalan, membuat kegaduhan, berulangkali meminta izin dan lain sebagainya.
3.Perhatian guru
Sebagai makhluk sosial, siswa juga membutuhkan perhatian sehingga mereka mematuhi aturan menjaga jarak sosial dan disiplin belajar.
Mencegah kerumunan atau ngumpul-ngumpul siswa, terutama waktu istirahat belajar perlu didampibgi guru atau tim Satgas.
Mendampingi siswa bukan untuk mengawasi setiap gerak-gerik siswa. Melainkan menciptakan kondidi dimana siswa tersugesti untuk ingat aturan menjaga jarak sosial.
4.Motivasi sosial
Pembelajaran masa pandemi adalah pembelajaran yang mengarah pada tekanan tekanan sosial untuk mematuhi segala protokol kesehatan.
Nah, guru maupun tim Satgas perlu memotivasi siswa untuk terjadinya pembiasaan dalam tatanan sosial yang menyenangkan.
Salah satu strategi yang mungkin efektif adalah menciptakan suasana yang menyenangkan. Belajar di nasa pandemi ternyata tidak serumit yang dibayangkan. Bahkan banyak kemudahan belajar secara langsung maupun online.***